46 . I Miss You Dad

22.9K 2K 142
                                    

Happy Reading

--oOo--

"Aaaa,"

Aluna melirik sinis pada Arsen yang kembali membuka mulutnya minta disuapin. Pria itu benar-benar datang menyusul kemudian menyuliknya dari mamah Putri. Katanya, Arsen enggak mau makan kalau bukan Aluna yang nyuapin.

Entahlah, Aluna merasa pria itu semakin bucin setelah acara pertunangan beberapa hari lalu.

"Suapin lagi lunaa,"

"Iyaa iyaa,"

"Sayurnya pinggirin aja,"

Aluna memincing. "Kamu mau hidup sehat engga? Kalau mau sehat sayurnya dimakan,"

"Pahit,"

"Makannya lihat aku," Aluna tersenyum jahil. "Nanti rasanya berubah manis,"

"Iyain deh,"

"Ayoo buka mulutnya," ucap Aluna. Ia menyuapkan nasi dengan sayuran pada Arsen.

Aluna terkikik geli melihat ekspresi Arsen yang mengunyah makanan itu dengan rasa terpaksa. Yaa mau gimana lagikan? Kulit Arsen bisa kering kalau kekurangan sayur.

"Koo gemesin?"

"Apanya gemesin?" Arsen balik bertanya dengan wajah mengernyit bingung.

"Muka kamu,"

"Biasa aja,"

"Dahlah kamu pasti skincarean kan mas? Ayo ngaku!" ujar Aluna sedikit sebal.

"Skincare apa luna?"

"Tuh muka kamu makin cakep, skincarean kan pasti? Ihhh nyebelin banget,"

Arsen terkekeh. "Kalau iyaa kenapa? Kalau enggak kenapa?"

"Kalau iyaa, aku kesel, muka kamu jadi makin cakep! Aku berasa jadi babu kamu kalau jalan bareng," ucap Aluna.

"Babu apa sih sayang? Cantik begini masa babu?" kata Arsen tidak suka.

"Tauu ah kesel,"

"Orang mah dimana-mana seneng kalau punya tunangan ganteng, ini kok kamu malah kesel?"

"Liat tuh!" Aluna memandang tidak suka pada sekumpulan perempuan yang duduk tidak jauh dari mereka.

"Kenapa?"

"Ngeliatin kamu terus,"

"Biarin aja,"

Aluna mendelik. "Senengkan kamu diliatin cewek-cewek? Dasar cowok!"

Arsen tersenyum sambil mengusap lembut kepala Aluna. Jadi, gadisnya ini sedang cemburu yaa sekarang.

"Mau ke suatu tempat gaa?"

"Astagfirullah mas," Aluna memandang shock. "Istigfar mas kita belum mukhrim,"

Hi, Pak Dosen! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang