30. Mon Amour

29.1K 2.5K 122
                                    

Hello apa kabar?

--oOo--

Rasanya sudah tidak asing lagi jika mendengar kabar kemacetan di Jakarta. Karena pada dasarnya ibukota ini sangat identik dengan yang namanya macet. Iyaa, contohnya adalah Aluna yang sudah sengaja jalan pagi namun tetap aja kejebak macet.

Sejak subuh tadi Aluna sudah bangun dan memasak korean spicy wings untuk Arsen. Pria itu merajuk karena ingin dibawakan bekal oleh Aluna. "Saya mau makanan yang kamu post waktu itu Aluna. Oiyaa, jangan lupa buatin yang pedes!"

Hm, disaat Aluna menolak pria itu malah bilang "Kamu enggak lupakan? Kamu masih jadi asisten pribadi saya lho,"

"Saya mau bertemu dengan pak Arsena Shakaraja," ucap Aluna saat ditanya ingin bertemu dengan siapa.

"Sudah buat janji?"

"Enggak buat,"

"Maaf kak, sebelumnya harus buat janji terlebih dahulu!" ucap resepsionis itu sopan.

"Oh, makasih mba!"

Aluna langsung mengabari Arsen kalau ia tidak boleh masuk jika belum membuat janji, dan kata Pria itu bilang saja kalau dirinya adalah kekasih dari CEO perusahaan.

"Mba, saya pacar pak Arsen,"

Resepsionis itu sedikit membungkuk. "Bu Aluna? Oh, maaf, ruangan pak Arsen ada di lantai lima belas!"

"Iyaa, makasih!"

Ia berjalan menuju lift dengan paper bag berisi makanan untuk Arsena. Memakai jeans boyfriend yang dipadukan dengan kemeja putih membuat Aluna sedikit minder dengan penampilan karyawan disana.

Hampir semua orang yang Aluna temui daritadi berpenampilan rapih, dan memiliki wajah yang bisa dibilang good looking. Apa perusahaan Arsen cuma merekrut orang-orang good looking seperti mereka? Ish, ish, tak patut!

"Alunaa....."

Aluna berjingkat kaget. "Omo! Omo! Omo!

Arsen tertawa ringan sambil merentangkan tangannya seolah minta dipeluk. Ia mendengus kesal sambil memukul pelan lengan Arsen.

"Kita dikantor,"

"Hm, siapa yang bilang kalau kita lagi dikuburan?"

"Malu tau mas!"

Arsen celingak-celinguk melihat sekelilingnya. "Aman! Enggak ada orang lewat,"

"Gamau,"

"Ah, ayolah!"

"Jangan merengek!" ujar Aluna. Kesal aja gitu dengerin orang merengek. "Nih, aku udah masakin, habisin lhoo!"

"Iyaa pasti,"

Aluna membuka pesan masuk dari Davino. Siang ini The Bikini Bottom ada acara setelah pulang kuliah nanti, dan disaat Aluna sedang fokus membaca chat Arsen mengambil kesempatan untuk memeluk Aluna.

"Mas, curang ih!"

"Sebentar aja,"

"Malu tau!"

"Gak ada yang liat,"

"Enggak ada yang lihat bapak lo kawin lagi? Ish, ish, ngebucin kok di depan lift? Modalan dikit dong kalau pacaran sen,"

Papah Dimas keluar dari dalam lift sambil bersedekap dada. Aluna menunduk malu karena sudah kepergok oleh Papah Dimas. Sejak kapan pria paruh baya itu berada disana?

Hi, Pak Dosen! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang