Kriiinggg,,,kriing,,,kriing
Jam alarm menunjukan pukul 02:55 aku terbangun dari tidur ku kemudian pergi wudhu untuk melaksanakan sholat istiqhoroh.
Setelah melaksanakan sholat istiqhoroh aku berdoa kepada Allah
"Ya Allah Ya Rabb,,, berikanlah hamba petunjuk atas perjodohan ini. Jika dia yang terbaik untukku maka dekat kanlah, sesungguhnya engkau maha pemberi petunjuk. Aamiin."_______________________
Di sisi lain juga Gus Zain sedang melaksanakan sholat istiqhoroh.
Dan berdoa kepada Allah
"Ya Allah,,Hanya kepada engkaulah aku memohon dan hanya kepada engkaulah hamba meminta. Ya Allah,,, jika dia memang jodohku persatukan lah kami dalam ikatan yang halal, dan jika dia bukan jodohku hilangkan lah rasa ini dari hatiku. YaAllah berikanlah hamba petunjuk. Aamiin"._________________________
Setelah aku melaksanakan sholat subuh dan memurojaah hafalanku, aku turun ke bawah untuk membantu Umi di dapur.
"Assallamuallaikum Umi" Salam ku.
"Eh kamu, sini bantuin Umi masak yah"
"Iya Umi, aku masak apa ni?"
"Kamu masak sayur sop dan ayam geprek saja, biarkan Umi yang menumis kangkung."
"Siaappp Umiii""
Setelah membantu Umi memasak di dapur, aku kembali ke kamar untuk mandi.
Selesai mandi aku kembali turun ke bawah untuk membantu Umi menyiapkan sarapan pagi.Selesai menyiapkan sarapan, Umi memanggilkan Abi dan Bang Faiz untuk makan. Jarang jarang aku bisa sarapan bareng keluargaku.
Kini kami ber 4 sedang sarapan pagi.
Hanya ada keheningan di ruang makan."Miii,, ayam gepreknya enak bnget, Mba Ndalem yang bikin?" Tanya Abi.
"Bukan B, masa masakan anak sendiri tidak tahu" Jelas Umi.
"Oalahh ini masakan kamu to Ndok? Abi baru tau kalau kamu pintar masak" Jelas Abi.
Aku yang mendengar pujian Abi pun hanya tersenyum.Ketika semuanya sudah sarapan aku berniat membantu Mba Ndalem mencuci piring tapi Mba Ndalem tidak memperbolehkannya. Alhasil aku pun pergi ke kamar.
Sesampainya di kamar aku lebih memilih untuk membaca novel yang sudah lama aku tinggalkan.
Jam menunjukan pukul 09:18 aku sudahi membaca novelnya karena Umi mengetuk pintu kamarku.
Akupun membukakan nya."Ada apa Umi?"
"Kamu siap siap Ndok ganti baju, sebentar lagi keluarga yang mau di jodohkan denganmu akan segera datang, jangan lupa make up sedikit." Titah Umi.
Kemudian aku mengangguk iya.
Umi pun langsung pergi ke bawah.Aku kembali masuk dan menutup pintu kamar ku kembali, lalu aku mengganti pakaian ku.
Kini aku mengenakan baju muslim dress berwarna hijau army dan khimar hitam panjang. Dan sedikit mengoleskan bedak bayi, liptint dan maskara.
Setelah sudah rapii aku tinggal menunggu Umi untuk menjemputku turun ke bawah.Setelah 10 menit aku menunggu terdengar suara mobil memasuki pesantren. Dan sepertinya mobil itu tidak asing bagiku.
Yaa,,mobil itu adalah mobil milik Gus Zain, tapi untuk apa dia kemari?.Aku yang sudah siap sedari tadi pun di jemput Umi untuk turun ke bawah.
Sesampainya di bawah aku terkejut siapa yang datang.'Umi Aisyah beserta keluarga kok ada di sini? Apa jangan jangan...' Batinku.
"Assallamuallaikum" Salamku kepada mereka sembari menundukan kepalaku.
"Waallaikumsallam" Jawab seisi ruang tamu.
"Kabar mu gmna sehat Ndok?" Tanya Umi Aisyah."Allhamdulillah sehat Umi" Jawabku.
"Ndok sini duduk sama Abi Umi" Titah Abi Husein.
Aku hanya mengangguk dan segera duduk di tengah tengah Abi Umi."Langsung saja yah Husein Farida" Ucap Abi Sallim.
"Jadi kedatangan kami kesini untuk mengutarakan niat kami yaitu menjodohkan Gus Zain dan Ning Sarah, ini sudah keputusan kami sejak Sarah dan Zain masi kecil." Jelas Abi Sallim.
'Deghh' Jantungku tak karuan.
"Kyai Husein, saya minta izin untuk mengkhitbah Ning Sarah untuk saya jadikan sebagai istri saya" Ucap Gus Zain yang berhasil membuat jantungku berdebar kencang.
"Bagaimana Ndok?" Tanya Abi Husein.
"Aku gmna baiknya Abi sama Umi saja aku ngikut." Ucapku yang masih menundukan kepalaku.
"Kithbahan kamu saya terima" Ucap Abi Husein.
"Allhamdulillah" Ucap seisi ruang tamu.
"Jadi kapan akadnya?"
"Mungkin sekitar 2 bulanan lagi."
"Apa tidak terburu buru?"
"Lebih cepat lebih baik"
Kini orangtua ku dan orangtua Gus Zain sedang membahas acara nikahan.
Sedangkan aku, Gus Zain dan Ning Syifa hanya diam."Ya Allah, ini calon pengantin bentar lagi mau nikah juga malah diam diaman" Sindir Ning Syifa. Karena hanya ada kecanggungan di antar aku dan Gus Zain.
"Guss,"
"Ning," Ucapku berbarengan dengan Gus Zain.
"Iya" Lagi lagi aku dan Gus Zain menjawab berbarengan.
"Mmm,, Gus saya ingin bicara sebentar sama sampean" Pintaku.
"Iya tapi jangan disini" Jawabnya.
"Yasudah kita bicara sambil lihat lihat lingkungan pesantren saja Gus"
"Yasudah ayok" Ajaknya.
Kemudian aku dan Gus Zain pamit keluar sebentar dan tak lupa mengajak Ning Syifa agar tidak menimbulkan fitnah.
"Gus, pernikahan kita 2 bulan lagi, sedangkan saya lulus 3 bulan lagi, apa Gus tidak keberatan jika saya masi sekolah?" Tanyaku.
"Tidak masalah" Jawabnya singkat.
"Mmm, saya boleh minta sesuatu ga Gus?"
"Apa?"
"Saya minta nanti pernikahan saya dengan Njenengan jangan dulu di publikasi, kalau saya sudah lulus baru Gus gppa di publikasikan"
"Baik, tidak masalah jika itu mau mu"
Setelah mengelilingi lingkungan pesantren aku, Gus Zain dan Ning Syifa kembali ke Ndalem.
"Eh kebetulan kalian sudah datang, jadi pernikahan kalian tetap 2 bulan lagi"
"Enggi Abi" Ucap Gus Zain.
Kemudian keluarga Kyai Sallim berpamitan untuk pulang.
Aku pun kembali ke kamar ku untuk merebahkan tubuhku.
________________________
Gus zain POV...
.
.
.
.
.Next??
Break dulu yah authornya mo ngerjain tugasss numpuk parah:(
See you next time readers
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah Gus💚
General Fiction⚠PERHATIAN AWAS BAPER⚠ 🌻Assallamuallaikum Warahmatullahi wabarakatuh🌻 Ahlan wa sahlan semua syukron sudah mau mampir Ini cerita pertama aku Janganlupa Vote dan commen. Agar author lebih semangat nulisnya:) Dan buat kalian yang udah vote makasii ya...