Jam menunjukan pukul 09.00, rencanaku habis sholat zuhur aku kembali ke asrama. Untuk sekarang aku ingin menghabiskan waktu bersama Gus Zain.
"Dek,"
"Enggih Mas?"
"Ikut Mas yuk, kita jalan jalan"
"Tapi Mas, nanti kalau ada santri yang lihat bagaimana?"
"Udah tenang aja Dek, Mas punya solusinya"
"Beneran Mas? Apa solusinya?"
"Kamu pakai niqob saja dek, pasti enggak ada yang ngenalin kamu, kan santri sini taunya Mas sudah nikah, tapi mereka belum tau Mas nikah dengan siapa, jadi aman kamu pakai niqob. Kamu mau kan?"
"Oalah Mas ko Adek nggak kepikiran yah, yaudah deh Adek mau. Sekarang Mas mandi sana dari tadi di suru mandi gak mandi mandi"
"Iyaa Sayaangg, jangan di tekuk gitu mukanya jadi pengen kantongin dehh" Ucap Gus Zain sambil mencubit kedua pipiku
"Ihhh Mas, sakit tauu"
"Biariinn wleek"
"Ihh nyebelin bngt sih"
"Nyebelin tapi sayang kan?"
Seketika Gus Zain memelukku.
"Ihh Mas lepasin, Mas belum mandi, sana Mandi"
"Iya iya, Mas mandi"
Gus Zain pun pergi mandi, sedangkan aku menyiapkan pakaian untuk Gus Zain dan Aku pun mengganti pakaian agar senada dengan niqob yang akan aku kenakan.
"Dek, kamu sudah siap belum?" Panggil Gus Zain yang menungguku di depan pintu kamar
"Iyah bentar Mas, Adek lagi pake niqob dulu"
Cklek
"Ayuk Mas, Adek udah rapi"
'Maa sha Allah, Cantik' batin Gus Zain
"Mas, Maaaasss!" Teriakku menyadarkan Gus Zain yang sedari tadi bengong.
"Ee-eh iya kenapa Dek?" Jawabnya gugup
"Ayuk malah bengong, katanya mau ngajak jalan?"
"Eh iya, abis Adek cantik kalau pakai niqob"
"Ouh, jadi maksud Mas kalau Adek ga pakai niqob, adek ga cantik gitu"
"Eh bukan gitu maksudnya, Maksud Mas kamu beda kalau pakai niqob lebih kelihatan sholihah"
"Hemm Mas, bisa aja" Aku pun memeluk erat Gus Zain
"Iya sayang, yaudah yuk berangkat, kita pamit ke Abi Umi dulu" Ucapnya kemudian aku melepaskan pelukanku
"Assallamuallaikum Abi Umi" Salam Gus Zain
"Waallaikumsalam Lek, loh ini siapa to?" Tanya Umi
"Masa mantu sendiri ga kenal mi?"
"Nduk Sarah? Ini beneran kamu, Maa sha Allah cantik" Ucap Umi
"Kamu mau kemana Lek?" Tanya Abi
"Emm Zain mau ajak Sarah jalan Bi, makannya Zain suru Sarah pakai niqob, biar ga ketauan santri maupun yang lain"
"Ouh, pantesan pakai niqob"
"Yasudah Bi, Mi, Zain sama Sarah pamit dulu yah, Assallamu'allaikum"
"Iya Lek, hati hati jagain mantu Umi yah jangan sampai lecet"
"Siaap Umi"
Setelah berpamitan pada Abi dan Umi, aku dan Gus Zain menuju halaman Ndalem.
Saat berada di halaman Ndalem, banyak tatapan para santri menatap ke arah aku dan Gus Zain. Bahkan mereka membicarakan aku dan Gus Zain, yang masih bisa di dengar olehku.'Maa sha Allah, pengantin baru'
'Istrinya siapa sih? Ko pakai niqob segala, kan gua jadi gatau mukanya secantik apa sih!"
"Aaaaaaa pangeran guaa udah kawinn"
"Gaiss inget kata tukang parkir apa?"
"Tabahkan hati hamba Ya allah"
Kira² seperti itulah ocehan para santri.
🍁🍁🍁
.
.
.
.
.
Hallo readers🙆
Kalian seneng gak? Aku up nya tiap hari looh skrng.
Oiya jangan lupa akun ku di follow yahh
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah Gus💚
General Fiction⚠PERHATIAN AWAS BAPER⚠ 🌻Assallamuallaikum Warahmatullahi wabarakatuh🌻 Ahlan wa sahlan semua syukron sudah mau mampir Ini cerita pertama aku Janganlupa Vote dan commen. Agar author lebih semangat nulisnya:) Dan buat kalian yang udah vote makasii ya...