🌈 Double Part❤ 🌈

14.3K 1K 11
                                    

Tiba tiba ...

“Mbak Saraaahhhh”

Brughh

Teriak Ning Syifa kemudian berhambur ke pelukanku.

“Maa Syaa Allah Ning, doyan banget ngagetin Mbak”

“Hihii, Syifa kangen banget ama Mbak huuaa” Ucapnya masih memelukku.

“Udah Ning, Mbak ga bisa nafas, kamu mau bunuh Mbak”

“Ihh Mbak ngerusak momen aja”

“Lagian kamu Ning, udah kaya ga ketemu bertahun tahun aja”

“Hehee, kan aku rindu Mbak” Ucapnya sambil nyengir layaknya kuda

“Ouh jadi gitu, mentang² ada kakak ipar, jadi rindunya bukan sama abang” Timpal Gus Zain

“Iyaaa emang kenapa?? Iri? Bilang boss” Sahut Ning Syifa

“Sayang, kita ke kamar aja yuk, merinding lama lama Mas di sini, ada aura aura orang jomblo” Ajak Gus Zain dengan tujuan menyindir Ning Syifa

“Eh enak aja ya, jomblo² gini banyak yang ngantri!” Bela Ning Syifa tak mau kalah

“Iya banyak yang ngantri contohnya kaya, mang tejo tukang siomay yang suka mangkal di depan gerbang pondok” Ledek Gus Zain sambil tertawa puas karena berhasil menjahili adiknya.

“Yuk Sayang, kita ke kamar”

Kemudian Gus Zain menggandeng tanganku dan berlalu ke kamar meninggalkan Ning Syifa yang masih berdiri di ruang keluarga.

“Udah halal mah bebas dunia terasa milik berdua, yang lain ngontrak hahahaa” Ucap Gus Zain sambil tertawa puas. Sedangkan Ning Syifa, merasa jengkel dengan sikap Abangnya ini.

“Huuaaaa Abiiii, Syifa mau nikaahhhh” Teriak Ning Syifa, sambil berlalu ke kamarnya. Aku dan Gus Zain yang mendengar pernyataan Ning Syifa pun tertawa, kemudian melanjutkan niat untuk ke kamar.

“Mas, adek mandi duluan yah gerah banget”

“Iya”

***

Pagii hari sangat cerah, mentari sudah terbit dari kediamannya. Aku yang sudah bangun sejak subuh tadi berinisiatif untuk membantu Umi di dapur menyiapkan sarapan.

“Assallamu'allaikum Umi”

“Wa'allaikumsallam sayang, sini bantu Umi masak”

“Iya Umi, Sarah bantu masak apa Umi?”

“Kamu masak Udang balado kentang yah Nduk”

“Siap Umi” Aku pun mulai meracik bahan bahan yang di perlukan kemudian mulai memasaknya.

Setelah bertempur di dapur, akhirnya semua masakan sudah siap untuk di hidangkan.

“Kamu panggil Suami mu sana Nduk, biar Umi panggilkan Abi sama Syifa” Titah Umi yang aku angguki dan berlalu pergi ke kamar.

“Mas, ayuk turun ke bawah, kita sarapan bareng”

“Iya dek, ayuk”

Kini semua keluarga berada di ruang makan. Seperti biasa saat makan hanya ada keheningan saja dan hanya ada suara dentingan sendok garpu.

Usai sarapan keluarga Ndalem kumpul di ruang keluarga sebatas ngobrol² saja.

“Mbak, Mbak kapan ke asrama lagi?” Tanya Ning Syifa

“Nanti siang Ning” Jawabku

“Bi,” Panggil Gus Zain

“Iya Lek kenapa?”

“Semalam Abi dengar tidak? Suara orang minta nikah?” Tanya Gus Zain yang membuat Ning Syifa tersindir karena ucapannya.

“Oalah, Abi dengar Lek, kamu juga dengar?”

“Dengar Bi, kasihan yah dia bi”

“Hahaa iyah, nanti abi tak cariin dia jodoh” Ucap Abi sambil melirik Ning Syifa.

“Ihh Abi sama Abang apa apaan sih, kan Syifa cuman bercanda enggak serius” Timpal Ning Syifa tak tahan lagi dirinya di sindir.

“Ko kamu nyaut sih dek? Ouh abang tau, pasti kamu kesindir yah”

“Apaan sii enggak yaaaah”

“Ga ngaku, kalau pengen nikah mah bilang aja dek jangan di pendem hahaa”

“Udah males Syifa sama Abang”

“Aku tak peduliiiii”

“Sudah kalian ini, sudah pada besar sikapnya masih aja kayak anak kecil” Timpal Umi menyudahi pertengkaran antata Adik dan Kakak itu.

“Mi, kira-kira Ahkam kapan pulang yah?” Tanya Gus Zain

'Whait Ahkam? Siapa Ahkam? _ batin Sarah

“Iya Mi, Bang Ahkam kapan pulang? Syifa kangen banget”

“Umi juga engga tau, soalnya Ahkam jarang ngasih kabar”

“Kayaknya tahun ini Ahkam selesai Study nya yah Mi? Kan Ahkam bilang dia Study di Yaman hanya 5 tahun saja”

“Iya, nanti juga kalau dia mau pulang pasti kabarin kok” Timpal Abi.

Aku yang sedari tadi mendengarkan keluarga Ndalem membahas si Ahkam pun hanya bisa menyimak, karena aku sendiri tidak tahu siapa Ahkam, karena aku kan mondok di sini baru 4 tahun.

“Oh iya kamu belum tau yah Nduk tentang Ahkam” Ucap Umi, kemudian aku jawab dengan anggukan.

“Ahkam itu anak kedua dari Abi sama Umi”

“Jadi, dia adiknya Mas Zain?”

“Iyah Nduk, dia mondok 5 tahun di Yaman, dia berangkat 1 tahun sebelum kamu mondok di sini, mungkin tahun ini dia akan pulang”

Aku yang mendengar penjelasan Umi pun akhirnya tahu bahwa Gus Ahkam adalah putra kedua kyai Sallim.

***
.
.
.

Jangan Lupa FOLLOW!!!

Ana Uhibbuka Fillah Gus💚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang