"Mas, sebenernya kita mau kemna sih? Ko ngelewatin perumahan," Tanya Sarah ketika mobil Gus Zain melewati perumahan.
"Hmm pokonya ikut aja, nanti juga tau" Jawab Gus Zain dengan senyum yang manis.
"Mau ke rumah teman Mas ya?"
"Udah liat aja nanti, bentar lagi kita sampai"
Kini mobil Gus Zain sudah terpakir di depan sebuah rumah lantai 2 dengan halaman yang luas.
"Ayok udah sampai"
"Ini rumah siapa Mas?" Gus Zain hanya tersenyum lalu keluar dari mobil dan di susul oleh Sarah.
"Ayok masuk!" Titah Gus Zain sembari membuka pintu rumah.
"Ga sopan tau Mas, main masuk-masuk aja. Nanti di sangka maling loh"
"Udah masuk aja sayang" Ketika memasuki rumah tersebut, Sarah di buat kagum oleh dekorasi rumah tersebut.
"Bagus kan rumahnya?"
"Iya Mas, tapi ini rumah siapa?"
"Ini rumah kamu" Ucap Gus Zain.
"Rumah aku?"
"Iyah ini rumah kita berdua" Ucap Gus Zain sambil memegang tangan Sarah.
"Serius Mas?" Tanya Sarah yang di beri anggukan oleh Gus Zain.
"MasyaAllah, terimakasih Mas" Ucap Sarah kemudian berhambur ke dalam pelukan Gus Zain.
"Sama-sama Sayang," Kemudian Gus Zain membalas pelukan tersebut dan mengecup sekilas dahi Sarah.
"Ko Mas ga bilang Adek kalau mau beli rumah?"
"Senghaja, biar surpreis. Yaudah yuk kita lihat lihat ruangannya" Gus Zain dan Sarah pun melihat lihat semua ruangan yang ada di rumah tersebut. Hingga sampai di suatu kamar yang berbeda dari yang lain.
"Mas,"
"Hmm?"
"Ini kamar siapa?" Tanya Sarah ketika memasuki kamar yang dominan seperti kamar anak kecil.
"Itu kamar khusus untuk anak pertama kita nanti In sha Allah"
"Anak?" Tanya Sarah cengo.
"Iya Anak, Adek emang ga kepengen punya anak?"
"Ya pengen lah Mas, Adek pengen gendong Debay pasti lucu banget"
"Iya pasti, makannya ayok bikin" Goda Gus Zain.
"Hahh"
"Kamu mau debay kan? Iya nanti kita bikin" Ucapan Gus Zain berhasil membuat Sarah tersipu malu.
"Yah Blushing, Mas bercanda kok Dek. Mas ga akan paksa kamu, kan Mas udah bilang. Mas akan nunggu kamu sampai siap"
"Mm-maaf Mas" Ucap Sarah lirih yang masih di dengar Gus Zain.
"Iya gpp kok Sayang, yaudah kamu istirahat sana di kamar, Mas mau bersihin rumahnya soalnya masih sedikit kotor"
"Ga ah, Adek bantuin ya"
"Yaudah ayo"
1 Jam berlalu, kini Gus Zain dan Sarah sudah selesai membersihkan rumah tersebut.
"Huft, capek banget" Keluh Sarah yang tengah duduk di ruang keluarga sambil meminum air mineral.
"Capek ya? Sini deket Mas" Titah Gus Zain sambil menepuk nepuk sofa yang lumayan besar.
"Ngapain?"
"Mau mas pijit?"
"Enggak usah Mas,"
"Yaudah sini ikut baring sama Mas" Sarah pun berbaring di sofa sambil memeluk tubuh kekar Gus Zain.
"Huuaamm" Gus Zain menguap dan tanpa Sarah sadari ia tertidur dalam pelukannya.
"Mas, kira-kira kita kapan pindah ke sini?" Tanya Sarah namun, tidak ada jawaban dari Gus Zain.
"Mas,"
...
"Mas,"
...
"Ya allah, malah tidur. Pasti kamu capek ya Mas" Ucap Sarah sambil memainkan rambut panjng Gus Zain. Kemudian Sarah tersenyum dan menyusul Gus Zain ke alam mimpi.
.
.
.
.Jangan Lupa Tinggalkan Jejak:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah Gus💚
Ficção Geral⚠PERHATIAN AWAS BAPER⚠ 🌻Assallamuallaikum Warahmatullahi wabarakatuh🌻 Ahlan wa sahlan semua syukron sudah mau mampir Ini cerita pertama aku Janganlupa Vote dan commen. Agar author lebih semangat nulisnya:) Dan buat kalian yang udah vote makasii ya...