Setelah sarapan pagi, mereka berkumpul di ruang keluarga yang membuat suasana menjadi hangat akan kebersamaan mereka.
"Jadi gimana nih, jadi kita ke puncak?" Tanya Ning Syifa.
"Ya jadilah, masa udh di Bogor gk jadi ke puncak nya kan sayang" Jawab Sarah.
"Ke puncak?" Tanya Kyai Husein.
"Iya Bii, kapan lagi kan bisa ke sana bareng bareng" Jawab Sarah.
"Nah iya tuh, pasti seru apalagi di sana tempatnya cocok banget buat foto foto" Timpal Gus Faiz.
"Hadeh dasar kang narsis" Ejek Sarah, Gus Faiz pun hanya terdiam karena malas membalas ejekan sang adik nya itu.
"Yasudah kalian saja Abi gak ikut, maklum lah Abi udah tua, nih pinggang suka sakit" Ucap Kyai Husein sembari memegang pinggang nya.
"Owalah sama berarti, Abi sama Umi juga gk ikut" Ucap Kyai Sallim.
"Hmm Abi gk ikut juga? Yahh kurang seru dong" Timpal Ning Syifa.
"Yaudah, kalian aja yang liburan sana wahai anak muda" Ucap Kyai Husein.
"Emm jadi kapan nih kita ke puncak?"
"Gimana kalau besok aja?"
"Aku sih ayo aja, yang lain gimana?" Ucap Ning Syifa yang lain pun sepakat untuk ke puncak besok.
"Okelah, Ba'da subuh udah rapih semua yaa"
***
Selesai sholat subuh Sarah dan Gus Zain tengah bersiap siap untuk holiday ke puncak.
Terlihat Sarah yang sudah rapih mengenakan celana lepis, hodie hitam dan kerudung maroon sedangkan Gus Zain masih mandi.Setelah selesai mandi, Gus Zain mendapati sang istri yang tengah make up di depan meja riasnya, ia pun menghampiri dengan handuk yang masih ia kenakan.
"Eh Mas, bajunya udah Adek siapin tuh di atas kasur" Ucap Sarah.
"Kamu mau kemana hmm? Ko pake pakaian nya kaya gitu?" Tanya Gus Zain memperhatikan outfit Sarah dari bawah sampe atas.
"Ya mau holiday lah, kan kita mau ke puncak Mas, Mas lupa ya?"
"Engga Mas ga lupa, tapi pakaian nya jngn gini juga sayang, ini ngebentuk lekuk tubuh kamu, aku ga mau kalau tubuh istri aku di liat banyak orang, aku ga mau kamu jadi tontonan laki laki di sana nanti, kamu ganti pakai baju gamis aja ya" Jelas Gus Zain memberikan pengertian pada Sarah, Sarah pun mengangguk iya dan berlalu menuju lemari untuk mengambil baju gamis nya.
Setelah mengganti baju, Sarah pun berjalan menuju Gus Zain yang tengah ngopi di balkon.
"Mass"
"Hmm"
"Mass" Panggil Sarah lagi kemudian duduk di sebelah Gus Zain.
"Hmm"
"Ish kamu mh Mas, sariawan ya? Dari tadi di panggil ham hem ham hem"
Gus Zain yang tengah meminun kopi pun merubah posisi duduk sehingga mereka duduk berhadapan.
"Iya sayang, kenapa" Ucapnya sembari menggengam tangan sang Istri dengan tatapan yang membuat Sarah tersipu malu.
"Eh kok merah pipinya?"
"Iii engga Mas" Ucap Sarah kemudian mencubit perut sang suami.
"Awwss sakit humairah" Meringis kesakitan.
"Yaudah, ada apa hm?"
"Mas, makasih yaa udah ngingetin aku soal tadi" Ucap Sarah kembali menggenggam tangan Gus Zain yang sempat terlepas ketika ia mencubit Gus Zain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah Gus💚
Ficção Geral⚠PERHATIAN AWAS BAPER⚠ 🌻Assallamuallaikum Warahmatullahi wabarakatuh🌻 Ahlan wa sahlan semua syukron sudah mau mampir Ini cerita pertama aku Janganlupa Vote dan commen. Agar author lebih semangat nulisnya:) Dan buat kalian yang udah vote makasii ya...