Setelah di tolak mentah-mentah dan di buat menangis oleh Nathan. Hati Puisi masih mampu bertahan sekuat baja, sifat keras kepalanya membuat ia enggan berpaling dan berhenti mengejar.
Senyumnya terbit berjalan ringan menuju kelas Nathan, ia membawa kue kering buatan Bundanya yang rasanya jangan di ragukan lagi. Jika keseringannya pemberian Puisi selalu di tolak, hari ini ia harap pemberiannya di terima dengan ikhlas.
"Woi Sy, mau ke kelas yaa? Gue anter yaa." Benua mensejajarkan jalannya dengan jalan Puisi.
"Gak perlu, gue mau ke kelas jodoh gue, mau kasih Nathan kue buatan Bunda." Sahut Puisi.
Seketika Benua memudarkan senyum nya saat Puisi menyebutkan nama Nathan.
"Lo mau ikut gak?" Tawar Puisi.
Benua tersenyum lalu menggeleng, "lo aja. Gue mau bolos, mau cari musuh, dah lama nih muka gak bonyok." Nyengirnya.
Puisi menghentikan langkahnya, ia menghadap Benua, dengan tersenyum tangannya menepuk pipi Benua pelan, "semangat berjuang yaa nak, ibu doakan semoga kamu pulang dengan keadaan selamat serta muka yang lebam-lebam." Ujar Puisi dramatis.
Benua tertawa kecil mendengar nya, tangannya terulur mengacak rambut Puisi gemas, "siap laksanakan tuan putri Puisi! Doakan anakmu biar muka tampannya ini tidak punah."
Puisi melebarkan senyumnya, ia menahan tawa, "siap anakku sayang." Puisi masih melakoni peran nya sebagai Ibu dari Benua.
Benua tersenyum penuh arti saat Puisi memanggil dirinya sayang, dengan gemas ia menangkup kedua pipi Puisi, "gemas bangettt sih Puisi nya Benua!"
Puisi tertawa ia memukul tangan Benua agar lepas dari dua pipinya, "ih gak mau! Gak suka gelay!" Ucap Puisi mengubah nada suaranya menjadi imut yang di buat-buat.
Benua tertawa mendengarnya, begitu juga Puisi.
"Gelayyy." Benua mengulang apa yang di katakan Puisi dengan nada yang jauh lebih menggelikan.
"Udah-sudaah sana pergi tawuran saja lo!" Puisi tak kuat menahan tawa bengek jika Benua terus berkata gelay dengan nada yang dibuat-buat.
"Gelayyy!" Ucap Benua lagi di sela tawanya.
Puisi tertawa lepas ia mendorong tubuh Benua untuk pergi dari hadapannya segera, "buruan sana pergi! Lama-lama sama lo ntar gigi gue kering kebanyakan ketawa!"
Benua menuruti saja, ia melambaikan tangannya pada Puisi tak lupa satu kedipan mata mautnya, "gelayyyy!" Teriak Benua dengan nada yang semakin membuat geli saja jika di dengar.
Puisi tak kuasa menahan tawa. Sampai-sampai ia memegang perutnya yang sakit karena kebanyakan ketawa, Benua sangat lucu.
"Selucu dan seganteng itu kok Benua masih jomblo sih? Aneh." Komentar Puisi.
***
"Selamat pagi Nathan!" Sapa hangat Puisi memasuki kelas Nathan.
Nathan melirik sekilas, lalu ia kembali fokus pada buku yang tengah ia baca, mukanya gak usah di tanya selalu datar tanpa ekspresi. Teman-teman sekelas Nathan sekarang sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Puisi yang hampir setiap pagi mengucapkan selamat pagi pada Nathan.
Nathan kira setelah ia membuat cewek itu menangis semalam, Puisi akan berhenti mengganggu dan mengejarnya, rupanya ia keliru.
"Nathan lagi baca buku apa?" Tanya Puisi ramah berdiri di hadapan Nathan.
Tak ada sahutan, membuat Puisi harus bersabar cukup banyak lagi, ia tersenyum sabar, "Hari ini Bunda buat kue kering, enak loh, Nathan harus coba pokoknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Jodoh!!! [SELESAI]
Teen FictionBerawal dari pra nikah, Puisi mengklaim Nathan sebagai jodohnya! Kalian akan bertemu Puisi yang cantik dan unik, karena apa? Karena dari miliyaran manusia hanya Puisi yang takut dengan UANG. Gadis cantik ini selain cita-citanya menjadikan Nathan se...