63 : Tidak Percaya Jika Ini Nyata

290 55 48
                                    

"Aku Nathan Muhammad Akbar sudah jatuh cinta secinta-cintanya pada kamu Puisi Nerissa Pratista." Ujar Nathan tulus dengan senyum termanisnya.

Puisi seketika mencikgu saat mendengarnya. Sedang Nathan langsung cepat memberikan segelas air putih pada Puisi agar berhenti mencikgu. Puisi menerima air yang di beri Nathan, lantas meminumnya sampai habis.

"Lo gak papa?"

Puisi menatap Nathan, ia mencoba mendeteksi kebohongan pada wajah cowok di hadapannya sekarang, namun nihil, "Nathan gak lagi ngeprank Puisi kan?"

Nathan mengernyit, "nge prank apa?"

"Itu waktu Nathan bila cinta ke Puisi, itu prank kan?!" Tebak Puisi.

Nathan menggeleng, "gue serius."

"Nathan sakit?"

"Lo yang sakit."

"Nathan ketempelan jin?"

Nathan menggeleng, "kenapa nanya gitu?"

"Nathan gak lagi kena santet atau guna-guna kan?"

Nathan mengulum senyumnya bagaimana bisa Puisi berpikir demikian?  Sungguh lucu.

"Dukun mana yang berani nyantet gue hm?" Tanya Nathan tak serius hanya bergurau.

Puisi menggeleng tidak tahu, "yaa siapa tahu aja gitu..." Sahut Puisi.

"Lo gak percaya waktu gue nyatain cinta?"

Puisi mengangguk, "rasanya mustahil." Jujur Puisi, "apalagi dengan kondisi Puisi sekarang, yang ternyata tubuh nya udah pernah di sentuh oleh laki-laki lain sialnya laki-laki itu sempat Puisi percayai sebagai teman, padahal Bang Kata sama Bang Kalimat udah memperingati buat jauhin Bara, tetap aja Puisi...."

"Gue menyukai lo jauh sebelum dia hadir." Nathan memotong bicara Puisi, "lo perempuan yang selalu menebar aura positif di sekitar, dan gue suka itu, lo selalu bikin orang yang di dekat lo merasa nyaman." Ujar Nathan.

"Kalau lo tanya kenapa gue bisa jatuh cinta sama lo? Jawabannya sederhana gue juga gak tahu. Semuanya di luar ekspektasi gue Sy, lo orang pertama yang berhasil memasuki hati gue, Sy." Lanjut Nathan.

Mata Puisi berkaca-kaca mendengarnya, ia masih saja tidak percaya, tak lama berkaca-kaca, Puisi langsung menumpahkan air matanya, Nathan yang melihat itu panik seketika.

"Eh kalau terharu bahagia, nangisnya jangan kenceng-kenceng." Ujar Nathan tubuhnya bingung harus melakukan apa agar bisa menenangkan Puisi, "Sy, lo kenapa jangan buat gue cemas." Kata Nathan saat Puisi tambah menangis.

Apa Nathan salah bicara? Sepertinya tidak.

Diluar ekspektasi Nathan, Puisi mendorong tubuh Nathan membuat cowok itu tersungkur, Nathan menatap mata sembab Puisi sambil mengernyitkan keningnya bingung.

"Nathan bohong kan! Nathan pasti bohong! Nathan katakan itu semua karena Nathan iba sama Puisi kan? Iya kan?! Nathan kasihan sama kondisi Puisi!" Seru Puisi berapi-api.

Nathan bangkit berdiri, ia menggeleng kuat, sungguh tidak ada terpikir di diri Nathan dalam menyatakan cintanya ke Puisi hanya sebatas iba karena keadaan Puisi sekarang.

"Oh atau Nathan sengaja ngomong kalimat manis itu, karena Nathan mau tubuh Puisi kan?! Kayak Bara waktu itu! Nathan pasti mau buat jahat ke Puisi kan?!" Seru Puisi dengan derai air mata yang terus saja mengalir pecah.

"Mana ada yang mau sama Puisi lagi setelah kejadian itu, Nathan bohong! Gak mungkin orang yang sesempurna Nathan mau sama orang yang serendah dan sehina Puisi." Lanjut Puisi dengan suara seraknya, "Nathan berbohong!"

Hello Jodoh!!! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang