"Bundaaaa." Teriak Puisi di halaman rumah. Ia berjalan tertatih di bantu oleh Nathan.
"Bundaaaa." Teriak Puisi lagi.
Nathan melirik Puisi, "assalamualaikum dulu." Tegur Nathan.
Puisi nyengir, "maaf Nathan, lupa hehe."
"Assalamualaikum Bundaaa cantikkk." Seru Puisi di depan pintu.
"Kenapa gak masuk aja?" Tanya Nathan heran di samping Puisi.
"Gak sopan Nathan ganteng, ini kan rumah orang, bukan rumah kita." Ujar Puisi masih bisa bercanda padahal tubuh banyak luka-luka.
Nathan tak lagi menyahut, lebih tepatnya malas menyahut, daripada dia salah ngomong mending diam.
"Ish gak bisa di gombalin!" Kesal Puisi melirik muka Nathan yang datar.
"Bundaaaa Puisi pulang." Teriak Puisi lagi.
"Iyaa bentar anakku." Seru Jubaidah di dalam rumah.
Tak lama kemudian pintu terbuka menampilkan sosok wanita cantik, dengan memakai dress warna mint selutut.
"Bunda mau kemana, rapi cantik bener." Komentar Puisi, melihat penampilan Bundanya.
"Ini di belakang rumah lagi ada acara arisan sekalian reunian makanya Bunda pakai baju gini." Ujar Jubaidah.
"Oh berarti ada tante Cantika, tante Gita, tante Annisa, sama tante Yeni dong."
Jubaidah mengangguk, "iyaa kebetulan lengkap hari ini." Lalu mata Jubaidah melirik ke samping Puisi, "kamu yang namanya Nathan yaa?" Tebak Jubaidah pada Nathan.
Nathan mengangguk kecil, lalu menyalimi punggung tangan Jubaidah sopan, "Nathan tante."
"Ih sopan yaa anaknya, ganteng lagi." Komentar Jubaidah, "Puisi banyak cerita soal kamu loh, nak." Ujar Jubaidah.
"Duh senang nya punya menantu seganteng kamu." seru Jubaidah sambil menepuk bahu kanan Nathan.
Nathan langsung meringis karena yang di tepak Jubaidah itu adalah luka yang masih berdarah.
"Eh Nak Nathan kenapa?" Tanya Jubaidah heboh.
"Bunda, Nathan sama Puisi ini habis kena musibah di tabrak orang." Cerita Puisi, "Bunda gak liat apa nih, kaki tangan jidat Puisi luka-luka. Sakitt Bunda." Keluh Puisi ia menunjuk luka yang ada di tubuhnya.
Jubaidah menatap kondisi tubuh anaknya, benar banyak luka di siku kaki tangan dan jidat anaknya ini. Nathan juga sama di jidat dan bahu cowok itu berdarah. Kenapa ia baru sadar sekarang? Ini pasti karena dia terlalu excited dengan kemunculan Nathan.
"Astaghfirullah anak Bunda, kenapa bisa sampai gini." Panik Jubaidah, "kalau gitu ayo masuk, biar Bunda obatin. Nak Nathan juga sekalian biar Bunda obatin." Seru Jubaidah dengan napas tak beraturan.
"Puisi susah jalan Bun, bantuin yaa." Pinta Puisi merengek.
"Iyaa sayang, sini biar Bunda bantu jalan." Kata Jubaidah ia memapah jalan Puisi yang kesulitan, kaki kirinya berjalan pincang.
"Nak Nathan bisa jalan sendiri kan?" Tanya Jubaidah.
Nathan mengangguk, "iya."
"Yaudah ayo masuk, biar lukanya Bunda obatin." Seru Jubaidah seakan tidak boleh ada penolakan.
Nathan mengangguk, ia berjalan masuk ke dalam rumah Puisi.
"Sakit Bunda." Rengek Puisi saat merasa sikunya nyeri nyut-nyut.
Jubaidah mendudukkan Puisi di sofa pelan-pelan. "Iyaa Bunda tahu, Puisi tahan bentar yaa. Bunda ambilin P3K nya dulu." Kata Jubaidah.
"Nak Nathan, ayo duduk, gak usah sungkan-sungkan." Ucap Jubaidah mempersilahkan Nathan untuk duduk di samping Puisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Jodoh!!! [SELESAI]
Fiksi RemajaBerawal dari pra nikah, Puisi mengklaim Nathan sebagai jodohnya! Kalian akan bertemu Puisi yang cantik dan unik, karena apa? Karena dari miliyaran manusia hanya Puisi yang takut dengan UANG. Gadis cantik ini selain cita-citanya menjadikan Nathan se...