58 : Merasa gagal

251 49 5
                                    

BRAAAKKK

PRANGG

Semua memejamkan mata dengan menghela napas berat, saat menyaksikan amukan seorang Kata, semua benda di dekatnya di hancur Kata dengan membabi buta, hal itu semata-mata dijadikan Kata untuk menjadi pelampiasannya.

"KENAPA VIDEO PUISI BISA TERSEBAR!" Teriak Kata.

"LO!" Kata menunjuk wajah Ben, "gue udah suruh lo hapus kan? Lalu kenapa video itu bisa muncul lagi!?"

Belum sempat Ben membuka suara untuk membela diri, Kata sudah mendekatinya dengan muka merah padam.

"Lo gak hapus video itu?!" Tuduh Kata tak beralasan, "lo sengaja simpan video itu untuk jadi fantasi seks lo? Yakan?!" Tuding Kata.

Ben tak terima, ia hendak membuka suara, namun Kata terlalu tersungut emosi, ia terus menuduh Ben tak beralasan.

"Lo ngehianatin kepercayaan gue!?" Desis Kata, tangannya mengepal, "lo tahu kan siapa gue, gue gak akan biarkan orang yang udah sakitin Puisi hidup!"

Buuukkhh

Satu pukulan kasar menghantam rahang tegas Ben, membuat sudut bibir Ben seketika mengeluarkan darah. Mata Ben memerah, ia melirik Kata dengan tatapan marah. Ben bangkit berdiri, kedua mata mereka saling adu pandang, tersirat kilatan emosi di sana.

Melihat itu, Kalimat, Benua, dan Genta bertindak cepat untuk melerai keduanya, Kalimat menenangkan Kata, Genta menenangkan Ben, sementara Benua melerai keduanya. Bahaya kalau tidak segera dilerai, bisa-bisa terjadi pertumpahan darah.

"Lepas anjing!" Kesal Ben, sekuat mungkin Genta mengunci pergerakan Ben, agar tidak kebablasan, "heh Kata, lo denger yaa, sebejat-bejatnya gue, gak pernah ada sedikitpun niat buat gue simpan video Puisi dan menjadikan video itu sebagai fantasi seks gue!"

"Lo pikir disini cuman lo doang yang marah atas video itu!?" Tanya Ben sinis, "sempit banget wawasan lo!" Cibirnya.

Kata mengepalkan tangannya kuat-kuat, ia tak di terima di katai seperti yang di katakan Ben. Jika tidak Kalimat yang menahannya, mungkin satu pukulan lagi akan mendarat di wajah Ben.

Ciuh...

"Ck baru dikatai gitu aja lo udah tersungut emosi! Gimana kalau gue nuduh lo balik,  kalau ternyata lo lah pelaku penyebar video itu!" Ben tertawa sumbang. "Bukankah seorang psikopat sejatinya gak punya hati buat iba terhadap manusia lain? Bisa aja kan lo sendiri yang udah sebar video itu."

Mata Kata memerah, ia sangat susah meredam emosinya, "kenapa lo jadi nuduh gue! Otak lo kemana, liat video nya aja gue gak pernah apalagi mau nyebar, gila lo!" Marah Kata.

Ben tersenyum sinis, "gak terima kan lo! Gue juga marah waktu lo tuduh gue sebagai penyebar video itu!"

"Gue, Benua, Genta, lo, Kalimat, semuanya sayang sama Puisi. Semua orang disini juga marah kenapa video itu bisa tersebar! Gak lo doang yang marah!"

Kata terdiam, sedetik kemudian dia baru saja menyadari kesalahannya. Kata terlalu berapi-api tadi sampai akhirnya dia hanya berpikir pendek.

"Lo mikir dong Kata! Masa lo tuduh temen lo sendiri! Gak ngotak lo!" Seru Ben, kesal bercampur marah.

Kata mengusap wajahnya gusar, "sorry, gue kelepasan, gue terlalu emosi. Sorry gak seharusnya gue nuduh lo." Ucap Kata penuh penyesalan.

Ben menghela napasnya, ia tak menyahut.

"Udah yaa."Kata Benua, "sekarang video panas itu jadi masalah kita semua, kita sama-sama cari pelaku penyebar pertama kali video itu." Ujar Benua.

"Masalah ini jangan sampai berlarut-larut, kita harus cepat selesaikan. Dan yang terpenting jangan sampai video itu sampai di tangan Puisi." Lanjut Benua.

Hello Jodoh!!! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang