"Nathan gak mau masuk dulu?" Tanya Puisi, tangannya menyisir rambut nya yang basah.
Nathan menggeleng, "gue pulang." Pamit Nathan, kemudian ia kembali menerobos hujan yang deras.
"Dasar batu." Cetus Puisi, ia menatap kepergian Nathan yang mulai menghilang dari pandangannya.
Puisi berjalan memasuki lobby rumah sakit, telinganya sudah tertempel ponsel, menelpon Kata.
Hanya satu panggilan, Kata langsung mengangkat nya.
"Puisi udah di lobby rumah sakit Bang." Ujar Puisi memberitahu.
Ok Bang Kata otw ke bawah.
Tuuutttt...
Puisi menatap layar ponselnya, "kebiasaan matiin secara sepihak." Dumelnya, kemudian ia memasukan ponsel nya ke dalam tas, matanya mengintari ke sekeliling rumah sakit.
"Puisi." Sapa seorang dari arah belakang. Puisi menoleh.
Kening Puisi bertaut bingung, "Kak Bara."
Bara tersenyum, "ternyata benar orang tampan pasti mudah di ingat." Kekehnya di akhir. Memuji dirinya sendiri.
Puisi terkekeh kecil, "kak Bara ngapain ke rumah sakit?" Tanya Puisi berbasa-basi.
"Jenguk musuh lagi sekarat." Jawab Bara tertawa sumbang.
"Musuh? Sekarat?" Bingung Puisi.
Bara tersenyum, "iya. Gak mungkin kan orang ganteng kek gue gak punya musuh."
Puisi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "tapi kan walaupun orang itu musuh kak Bara, kak Bara gak boleh seneng gini liat musuh kak Bara sekarat, kak Bara harus berdoa buat kesembuhan musuh kak Bara." Ucap Puisi.
Bara terkekeh mendengarnya, "lo tau gak musuh gue itu selalu bikin kesal, dan bikin onar, terus juga lo tahu gak dia itu anak apa."
"Anak apa?"
"Dia itu anak haram." Ucap Bara santai.
Pupil mata Puisi membesar, ia kaget, "anak haram?" Puisi mengulang apa yang dikatakan Bara tadi takut ia salah dengar.
Bara mengangguk, "iya dia anak haram, Lo tau dia itu...." Perkataan Bara menggantung begitu saja saat dua orang berwajah sama menghampirinya.
"Puisi!" Panggil Kata dari belakang di susul oleh Kalimat.
Puisi balik badan, menatap raut wajah dua abang-abang nya yang terlihat dingin, entah karena apa. Barangkali karena cuaca di luar berpengaruh sama wajah dingin abang-abang nya ini, pikir Puisi sangat tidak nyambung.
Sementara di belakang Puisi, Bara. Cowok itu sedikit terkejut dengan kedatangan musuh nya yang lain, Kata dan Kalimat. Di antara dua cowok itu, Bara menyimpan kebencian tersendiri pada Kata. Mendadak senyum cerah dari Bara langsung sirna dan di ganti dengan wajah yang tak kalah dingin dari Kata.
"Bang Kata kenapa suruh Puisi ke rumah sakit?" Tanya Puisi sedikit canggung, melihat sejak kedatangannya, dua kakanya ini tidak membuka suara setelah memanggilnya.
Sebenarnya ada apa?
Tak ada yang menyahut, bahkan si Kalimat abangnya yang dikenal banyak bicara, juga mendadak bungkam. Puisi mencoba mencari tahu dimana sumber kedinginan kedua kakanya ini, Puisi mengikuti sepasang mata kakanya masing-masing, Puisi memperhatikannya. Ia menoleh ke belakang, maka ia menemukan Bara yang juga mendadak berwajah datar. Setelah Puisi teliti abang-abang nya ini bertatapan dingin dengan Bara.
Mendadak Puisi merasa atmosfer di sekelilingnya terasa dingin mencekam.
Puisi berdehem, "bang Kata, bang Kalimat kenalin ini kak Bara." Puisi membuka suara ia memperkenalkan Bara. "Kak Bara kenalin ini Abang kembar Puisi, bang Kata dan Bang Kalimat." Lanjut Puisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Jodoh!!! [SELESAI]
Novela JuvenilBerawal dari pra nikah, Puisi mengklaim Nathan sebagai jodohnya! Kalian akan bertemu Puisi yang cantik dan unik, karena apa? Karena dari miliyaran manusia hanya Puisi yang takut dengan UANG. Gadis cantik ini selain cita-citanya menjadikan Nathan se...