57: Masalah Baru

282 51 22
                                    

"Puisi!"

Puisi menghentikan langkahnya, ia balik badan, bibirnya seketika tersenyum saat tahu siapa yang memanggilnya barusan, Puisi menunggu orang itu mendekat ke arahnya.

"Lo mau nonton pertandingan Benua juga?" Tanya Dea ramah.

Puisi mengangguk, "iyaa nih, Dea juga?"

Dea tersenyum, "yadong, nih liat gue bawa minuman buat dia. Lo bawa apa?"

"Wah pasti Benua suka. Kalau Puisi mah cuman bawa suara aja." Kekeh Puisi.

Dea mengernyit, "suara? Maksdunya?"

"Iyaa Puisi cuman bawa suara aja, buat jadi pendukung nomor satu tim Benua." Ujar Puisi menjelaskan.

Dea ber oh ria mendengarnya, "yaudah kalau gitu kita ke lapangan yuk, kayaknya acara udah mulai deh." Ajak Dea.

Puisi mengangguk. Lantas mereka berdua berjalan beriringan sambil mengobrol ringan.

"Oh iya Lena mana, kok gak ada?" Tanya Dea.

"Biasalah, dia lagi duduk santai baca novel, Lena itu kurang suka sama acara yang mengundang banyak kerumunan kek pertandingan basket gini." Kata Puisi menceritakan.

"Yah sayang sekali yaa, padahal bisa bertiga kita nonton bareng, pasti seru deh."

Puisi tersenyum, "gapapa, berdua juga kita pasti seru kan." Serunya.

Dea tersenyum lantas mengangguk.

Seru apaan yang ada malah gedek gue kalau berduaan doang sama lo. Seru Dea dalam hati. Benar-benar sangat bertolak belakang dengan apa yang ia tunjukan ke Puisi.


***

Sorak Sorai begitu ramai di lapangan, para pendukung beradu suara untuk mendukung tim masing-masing.

"Benua semangattt sayang!" Teriak Dea.

Puisi menoleh ke samping, ia bingung dengan perasaannya sekarang, entah kenapa ia sedikit tidak suka dengan kata sayang diucapkan oleh Dea. Apa yang sebenarnya terjadi pada hati Puisi sekarang? Padahal seharusnya itu wajar saja, toh Dea menyukai Benua, bukan kah sah-sah saja bila Dea memanggil Benua dengan sebutan sayang? Seharusnya perasaan tidak suka ini tidak muncul di hati Puisi.

"Liat deh Puisi, tim Benua memimpin." Seru Dea, "yaampun ganteng banget sih Benua." Seutas senyum terhias di bibir Dea.

Puisi menggeleng kecil kepalanya, perasaan aneh yang tiba-tiba muncul dihatinya, ia coba singkirkan, Puisi mengukir senyum untuk Dea, "Tim Benua pasti menang, nih Dea." Ucapnya.

Dea mengangguk setuju, "pasti itu. Nih ya Puisi, Benua dari dulu emang gak pernah mengecewakan kalau soal tanding kayak ginian, Benua pasti menang terus." Cerita Dea, "berbakat banget kan Benua."

Puisi mengangguk, soal pertandingan seperti ini Benua memang sangat berbakat.

"Gak salah Dea jatuh cinta sama Benua. Kalian berdua itu cocok banget tahu, kalau jadi pasangan." Ujar Puisi, membuat Dea tambah senang dan menjadi percaya diri bisa memiliki Benua.

Dea meraih tangan Puisi, "lo bantu gue yaa, biar gue bisa jadian sama Benua."

Puisi tersenyum lantas mengangguk, "Puisi kawal hubungan Dea sama Benua sampai halal." Dukungnya.

Hello Jodoh!!! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang