Sehun POV
Setelah beberapa jam soo in keluar dari ruang operasi, soo an menyusul soo in keruang ICU yang sama
Suara detak jantung soo in terdengar sangat lambat dari monitor, setiap detak jantungnya aku memohon semoga tuhan masih berbaik hati kepadanya
Aku tidak akan meninggalkan soo in, aku akan menunggunya hingga soo in terbangun, tidak perduli seberapa lama aku harus menunggu
Satu minggu
Sudah satu minggu dan tidak ada komplikasi, dokter samapi heran kenapa soo in tidak terkena komplikasi
Aku tahu, soo in gadis yang kuat, detak jantung soo in masih lambat, tidak ada kemajuan
Untuk kondisi soo an hyung, ia udah sadar dan belum bisa mengangkat tubuhnya
2 minggu, aku masih punya dua minggu sebelum kembali ke rutinitas ku sebagai seorang idola
Setiap harinya aku selalu menaruh dan mengganti bunga mawar putih, soo in sangat menyukainya
Setiap harinya aku menceritakan tentang bagaimana kehidupan ku selama 8 tahun terakhir
***
Soo In POVAku berada di hamparan rumput dan bunga mawar litih ada dimana mana, warna yang sangat mendominasi ada putih dan hijau
Aku memakai gaun putih dan brukat sebagai penghias, rambu tergerai, bibir ku berwarna merah semerah darah
"Soo in" suara yang tidak pernah aku dengar lagi semenjak 8 tahun ter akhir
Suara yang sangat ku rindukan, aku membalikan badan dan mendapati orang yang paling aku rindukan
"Bunda"
Bunda pun memberikan senyuman, senyuman itu juga yang mampu menghangatkan tubuh ku
Untuk sesaat aku merasa nyaman
"Apa yang kau lakukan disini? Ini bukan tempat mu"
Aku menyerit tidak mengerti
"Aku ingin bersama bunda, aku sangat merinduka bunda" kata ku
Bunda berjalan kearah ku dan memeluk ku
"Anak ku yang manis, kini kau sudah menjadi wanita yang dewasa, berfikirlah tentang orang lain
Kau tidak bisa egois, kau mempunyai belahan jiwa yang setia menunggu mu, kau harus memikirkan perasaannya"
Benar, sehun, aku hampir melupainya
"Bisa kah aku disini bersama bunda untuk sementara? Disini sangat nyaman" kataku dan bunda hanya tersenyum
"Tentu, mari bunda tunjukan pemandangan yang sangat indah disini" bunda mentaik tangan ku dan menuntun ku kesebuah air terjun
Airnya sangat bening,membuat siapanpun ingin meminumnya, disekitarnya terdapat berbagai macam tanaman maupun bunga berwarna warni
"Bunda, aku tidak melihat ayah" pertanyaan ku membuat ekspresi bunda menjadi sedih
"Ayah berada dibalik air terjun itu, ayah terkurung disana" aku tersentak
"Apa maksud ibu?" Tanya ku
"Ayah- ayah mu melanggar aturan dan harus di kurung di balik air terjun itu" balas bunda sambil terisak
Aku mengelus pundak bunda
"Ayah pasti akan kembali kan bunda?" Tanyaku
Bunda menatap ku dan memberi senyuman sendu
"Kau dengar itu?" Tanya bunda
Aku menggelengkan kepala
"Pusatkan Pendengaran mu di suara air terjun itu"
Akupun melakukan apa yang bunda suruh
"Saat aku melihat mu lagi, aku sangat bahagia, tau kah kamu sebahagia apa aku saat itu?"
Sehun
"Aku sangat bahagia, aku seperti menemukan kembali cahaya di hidup ku"
Aku tersenyum mendengarnya, tanpa sadar aku meneteskan air mata
"Dan saat kau menganggukan kepala mu tanda kau setuju untuk menikah dengan ku, seketika itu dunia ku menjadi lebih indah
Merasa sangat bahagia, kau satu satunya wanita yang bisa membuat ku meneteskan air mata ku, membuat ku kesal dan yang lain nya"
Aku terkekeh mendengar itu
Dan aku mendengar isakan keluar dari mulut sehun
"Jadi sayang, bangun lah, bangun untukku, untuk oppa mu dan untuk kita semua, kau tahu? Oppa mu baik baik saja sekarang, aku mohon sayang, kembalilah"
Aku meneteskan airmata lebih banyak dari sebelumnya, segitu besarnya cinta sehun untuk ku
Aku merasa menjadi wanita yang beruntung mempunyai lelaki yang sempurnah seperti sehun
"Kembali lah, jangan membuat pasangan mu menunggu semakin lama, selalu disamping pasangan mu, jangan pernah meninggal kannya"
"Tapi bund--"
"Ikuti kata bunda soo in, ini bukan tempat mu" kata bunda tegas
"Aku tidak tahu bagaimana caranya" balas ku sambil menundukan kepala
"Masuk lah ke huran itu, ikuti cahaya putih, kalaupun kau merasa ragu, tetap ikuti cahaya putih itu, dan jangan berhenti, bunda menyayangi mu, bilang pada kakak mu, bunda merindukanya"
Kata bunda sambil mengecup kening ku
"Aku juga menyayangi bunda, titip salam ku untuk ayah, sampai jumpa" ucap ku seraya ber jalan kedalam hutan
Sempainya aku didalam hutan, aku menemukan setitik cahaya putih, aku terus mengikuti cahaya itu, tidak perduli dengan kaki ku yang pegal
Semakin dalam aku mengikuti cahaya itu, semakin membuat detak jantung mu berdetak tidak karuan
Aku tidak tau apa ini, tapi yang pasti aku tidak boleh berhenti
***
Sehun POVDetak jantung soo in semakin cepat, tubuhnya mengejang, aku segera memencet tombol untuk memanggil dokter
Beberapa detik kemudian, dokter pun datang dengan berbagai alat medis
Dokter pun berusaha untuk menengakannya dengan cara memberikan cairan penenang
Seorang suster terus memencet kantung oksigen untuk mempermudah memberikan pasokan oksigen
"Berhenti"
Aku mendekati sang dokter
"Apa maksud mu berhenti?!" Bentak ku
Tidak ada jawaban
"Kata kan padaku kenapa kau berhenti?!" Kata ku sabil mencengkram kerah jas lab nya
Saat itu juga aku mendengar tarikan nafas yang sangat dalam, aku menoleh dan mendapati soo in tengah mencari nafas seperti udara sudah habis disini
Suster yang memegang kantung oksigen pun memencetnya lagi
Dan secara perlahan mata terbuka
Aku dapat melihat ketakutan di matanya, segera aku menghampirinya dan menggenggam tanganya
"Se-sehun" katanya terbata
"Sttt, jangan banyak bicara, kau baik baik saja" kataku sambil memberikan senyuman ku mengelus rambut dan tanganya
Ia pun membalas dengan senyuman yang lemah
Gadis ku benar benar kuat
--------------------------------------
Alohaaaaa!!
Yeyyy nge update lagi nihhh, maaf ya kalo ngga jelas atau apapun itu
Mengingat udah mau selesai, gimana kalau kalian comment dan kasih tau pendapat kalian tentang cerita ku yang ini
Pleaseee??
I Love You
XoXo🌸

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are...
Fiksi PenggemarEXO, boy group asal korea terlibat dalam pemusnahan satu klan yang terbilang cukup di takuti yang akhirnya klan itu pun musnah, Tapi tidak selamanya... Copyright © 2014 by Caramel-Macchiato