My fiance?

843 42 0
                                    

Soo In POV

Aku rasa ini sudah hari ke tiga. Aku merasa sangat putus asa, bingung dan marah.

Putus asa karena sejak dua hari yang lalu hanya makanan untuk ku yang memasuki ruangan ini, tidak ada tanda tanda oppa akan datang kesini.

Bingung dengan apa yang terjadi disini, bingung kenapa mereka sangat membenci oppa, bingung apa yang mereka inginkan.

Marah karena aku tidak mengetahui apapun disini, marah karena tidak bisa berbuat apa apa, marah dan merutuki diriku sendiri karena tidak bisa melawan atau bernegosiasi.

Marah akan diriku yang hanya bisa bergantung dengan orang lain, aku harus bisa melawan, harus bisa menyelamatkan diri ku sendiri, tanpa bantuan orang lain.

Aku harus memikirkan sebuah rencana untuk lari dari sini, aku harus menggunakan ilmu yang ku latih bersama oppa ku dulu, aku bisa mengalahkannya, berarti aku bisa mengalahkan mereka.

***

"Sudah bangun nona?" Pria itu lagi, kenapa tidak orang lain saja, aku sangat bosan melihat wajahnya

"Mau apa kau?" Tanya ku ketus

"Uh, aku kecewa, tidakkah kamu merindukan ku? Aku sangat merindukan mu, aku mempunyai beberapa pekerjaan jadi aku tidak bisa melihat keadaan mu, apakah mereka merawatmu dengan baik?" Tanyanya,

walaupun ia mempunyai perawakan yang tampan dan tegap, tetapi tindakannya ini sangat memuakan.

Ya, setelah aku di tampar dan dipukul, pria yang mempunyai mata berwarna biru laut ini muncul dan memukul pria yang menampar ku.

Dia berkata bahwa aku harus menjadi tunangannya untuk menyelamatkan oppa ku, tunangan? Cih, aku tidak sudi.

Setelah itu aku dibawa kekamar yang aku rasa kamar pria itu

"Jadi, bagaimana keadaan calon tunangan ku?" Tanyanya sambil mengelus rambut ku

"Jangan harap aku mau! Singkirkan tangan mu!" Jawab ku sambil menepiskan tangannya. Diapun hanya terkekeh

"Jangan seperti itu, aku tidak mau kau menjilat ludah mu sendiri" jawabnya sambil mencakup kedua pipi ku.

Cup

"Nah aku pergi dulu, jangan nakal oke?" Katanya sambil meninggal kan ku yang masih terpaku atas apa yang dia perbuat tadi.

Dia mengecup bibirku!

Astaga! Apa yang dia perbuat?! Mengapa seenaknya? Aku tidak terima, tetapi aku bisa apa, walaupun aku tidak di borgol, jendela dikamar ini cukup tebal dan tidak bisa dibuka, pintunya pun dikunci dari luar.

Arghh benar benar menyebalkan!

***

Soo An POV

Aku tau siapa yang harus kutemui dan aku rasa dalang dari semua ini, qku tidak akan tinggal diam.

Akupun pergi ke salah satu dermaga, sesuai dengan tempat pertemuan ku dengan pria brengsek itu.

"Sudah lama tidak berjumpa" kata seorang yang sangat ku hafal dan sangat ku benci ini, pria yang mempunyai warna mata biru.

"Jhonathan" kataku "jhonathan mayer"
Siapa pun yang mendengar nama belakang itu mengetahu dari keturunan siapa orang itu.

"Senang kau masih mengingat nama ku" katanya

"Aku tidak suka basa basi, dimana adik ku?" Tanya ku yang sudah mengepalkam tangan ku.

"Woo, easy man. Adik mu yang cantik dan mempunyai bibir yang lembut dan manis itu aman bersama ku" jawabnya santai.

Apa? Bibir yang lembut dan manis?! Brengsek!

Akupun melayangkan satu pukulan kesudut bibirnya.

"Woah! Kekuatan mu tidak berkurang, eh?" Tanyanya mengejek, aku tidak perduli.

Akupun melayangkan satu pukulan kearah tulang pipinya dan meninggalkan jejak kebiruan disana.

"Kau pikir dengan memukul wajahku yang tampan ini, aku akan memberi tahu dimana adik mu? Aku tidak akan melepaskan gadis secantik dia" jawabnya sambil melayangkan satu pukulan ke arah rahang ku.

"Aku harap kau akan segera mati di tangan ku!" Balas ku ketus

"Woo woo, kalau aku mati, kasihan adik mu yang kehilangan tunangannya, tidak mau kan melihat adik mu sedih?" Tanya nya sambil membuat wajah memelas.

Tunangan? Apa yang dia bicarakan?

"Apa maksud mu?!" Tanya ku yang hanya di jawab dengan senyuman sinis.

-----------------------------

Hayooooo kenapa hayoo, gimana gimana??

Maaf yaa kurang panjang, update via hp soalnyaa

Jangan lupa vomment ya yaaa!!

I Love You Guyyss!!
XoXo🌸

You Are...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang