CHAPTER FIFTY TWO

6.4K 204 9
                                    

Happy Reading.

*****





'Prankk'

Bunyi pecahan kaca yang baru saja di lempar dengan vas bunga oleh Madeleine memenuhi seluruh penjuru kamarnya.

"Brengsek!" Teriak Madeleine marah.

Madeline yang sedang bersantai menikmati wine nya tiba tiba di kejutkan dengan berita klarifikasi yang di lakukan oleh Loey. Di tambah lagi bukti yang di beberkan Loey bahwa wanita yang tidur bersama Jancob itu bukanlah Queen melainkan wanita lain.

Kemarahanya benar benar memuncak. Madeleine melampiaskan kemarahanya itu dengan menghancurkan benda benda di sekitarnya. Setelah puas menghancurkan benda benda di sekitarnya Madeleine memutar vidio malam itu. Dan-- benar saja dalam vidio itu wajah keduanya tidak tampak. Hanya ada tubuh panas yang sedang bergulat panas di atas kasur. Hal yang membuat Madeleine tidak curiga adalah wajah Jancob dan Queen di awal vidio, Madeleine baru menyadari jika Queen pergi setelah memutar ulang vidio itu.

"Kali ini kau lolos tapi tidak selanjutnya."

"Akhhh!" Teriak Madeleine. Ia melemparkan laptopnya sampai hancur.

***


"Ayo pulang."

"Aku tidak mau pulang."

"Lalu?"

"Bisakah kita mampir ke Club?"

"Tidak!" Jawab Loey datar.

"Ayolah Uncle aku sudah sangat lama tidak pergi ke club." Rengek Queen.

"Tidak!"

"Uncle."

"Kau akan pergi ke club disaat scandalmu baru reda? Kau tidak memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentangmu? Apa kau sudah gila?" Ucap Loey dengan nada sedikit meninggi.

"Uncle." Lirih Queen.

"Kau senang orang lain menganggapmu buruk? Kau senang seluruh dunia membicarakanmu? Kau senang di anggap jalang?" Bentak Loey. Entah sadar atau tidak dengan perkataannya itu yang jelas kata jalang yang keluar dari mulut Loey benar benar menohok bagi Queen.

Queen tidak berniat untuk membuat uncle nya marah, tapi di lihat dari nada suaranya yang meninggi sepertinya Loey benar benar marah. Padahal Queen hanya ingin menghilangkan setres nya saja tidak lebih.

Matanya memanas dadanya sesak tapi ia berusaha untuk tidak menangis di depan uncle nya. Terlebih lagi mereka sedang berada di sebuah restoran.

"Aku akan ketoilet." Ucap Queen tanpa melihat kearah uncle nya. Ia tidak berani melihat wajah itu. Queen hanya menundukan kepalanya. Sementara itu Loey menghela nafasnya kasar lalu memijit keningnya dengan satu tanganya.

Queen berlari di sepanjang jalan. Ia tidak ketoilet melainkan pergi dari restoran itu. Queen menangis di sepanjang jalan, ia memukuli dadanya yang terasa sesak.

"Kenapa? Kenapa aku menangis?" Gumamnya di sela isakanya.

"Kenapa rasanya sesak sekali?"

"Hiks."

Beruntunglah jalan sudah lumayan sepi. Tidak banyak orang yang berlalu lalang sehingga Queen tidak khawatir akan ada orang yang mengenalinya lagipula Queen juga memilih jalanan yang gelap.

Entah kemana tujuanya, Queen hanya berlari mengikuti kemana kakinya akan membawanya. Rasanya sudah cukup lama ia menangis sambil berlari. Queen berhenti sejenak, kakinya terasa sakit karena sudah cukup lama berlari menggunakan hils. Queen melepaskan hils nya lalu melanjutkan jalanya. Ia berfikir kenapa rasanya begitu menyakitkan. Ia hanya ingin ke club lagipula ia bersama dengan uncle nya kan lalu kenapa uncle nya sangat marah padanya. Kenapa akhir akhir ini sikap uncle nya selalu berubah ubah.

QUEEN AND MY HOT UNCLE [OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang