CHAPTER FIFTY EIGHT

6.2K 179 7
                                    

Happy Reading

***











'Bruk'

Queen menjatuhkan sebuah handgun begitu saja dari tanganya.

"Ahh, aku tidak bisa!" Kesal Queen. Ia telah menembakkan lebih dari 10 peluru karet tapi tidak ada satu pun yang mengenai papan target.

"Cobalah lagi, Kau pasti bisa!"

"Fokus, rileks, dan pastikan pandanganmu lurus kedepan." Ucap Math yang berdiri tidak jauh dari Queen.

"Wow kali ini siapa wanita yang kau bawa Math?" Ucap seorang laki laki tua yang baru datang.

Math tidak berniat menjawab, ia kembali fokus untuk menembak.

Laki laki itu melipat kedua tanganya di depan dada lalu matanya menatap remeh kearah Queen.

"Jika tidak bisa maka jangan merusaknya." Sinis lelaki itu.

"Jika rusak kau tidak akan bisa menggantinya."

"Akan ku ganti 10 kali lipat, kau tidak perlu khawatir." Balas Queen dengan jengkel.

"Begitulah orang, hanya menggunakan kata kata untuk menutupi Ketidakmampuanya."

"Apa kau bilang?"

"Sebuah fakta."

"Tuan Jors tolong jangan mengganggu dia atau kau akan menyesal." Timpal Math.

"Kau bercanda? Aku akan menyesal? yang benar saja memangnya dia siapa?" Ucap Jors dengan tawanya yang meremegkan.

Math hanya bisa menggeleng, sedangkan Queen semakin kesal karena merasa di remehkan oleh si tua bangka di depannya.

Queen meraih kembali handgun nya saat lelaki tua itu sedang berbicara dengan Math. Queen mengarahkan hadgunnya ke kepala lelaki tua itu.

Dor.

"Ahhh! Sial apa yang kau lakukan?!" Teriak Jors sembari memegangi telinganya yang terasa nyeri akibat peluru karet dari Handgun Queen.

"Waahh tidak ku sangka bidikan ku tepat sasaran." Seru Queen kegirangan. Akhirnya ia bisa mengenai sasaran.

"Queen!" Math menatap Queen datar.

"Kenapa? aku hanya asal mencobanya, tidak ku sangka peluru itu akan mengenainya. Lagipula lelaki tua bangka itu membuatku kesal."

"Tua bangka katamu?" Jors kini ikutan kesal karena di katai tua bangka.

"Ya sebuah fakta kalau kau adalah Tua bangka."

Oh god Jors semakin merasa kesal karena Queen membalikan kata katanya. Gadis di depannya itu termasuk pintar batin Jors.

***

Sekarang Math, Queen, dan Jors berakhir dengan duduk di rooftop sembari meminum teh.

Queen berjalan menuju pagar untuk melihat pemandangan dan membiarkan Math berbincang dengan si tua bangka itu.

"Siapa sebenarnya wanita itu? Kenapa kau membiarkanya melakukan ini padaku." Tanya Jors pada Math.

"Queeneta Tearson." Jawab Math datar. Ia memperhatikan punggung Queen dari tempat duduknya. Satu hal yang baru Math sadari. Pakain Queen kali ini cukup berbeda. Ia tidak memakai dress melainkan celana panjang dan jaket kulit. Tidak salah ia mengajaknya untuk latihan menembak. Math tersenyum miring.

"Kau gila kenapa tidak memberi tahu ku lebih dulu."

"Aku akan mendapat masalah setelah ini." Gumam Jors sembari meringis karena kepalanya yang terdapat beberapa benjolan akibat ulah Queen.

QUEEN AND MY HOT UNCLE [OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang