CHAPTER SIXTY ONE (2)

9.9K 277 24
                                    

Happy Reading

***




"Aku mencintaimu."

Kata kata itu terus terlintas di dalam otak kecil Queen. Ia tidak tau harus percaya atau bagaimana dengan kata kata itu. Karna yang dia tau semalam uncle nya sedang mabuk.

Kini Queen sedang berdiri di balkon apartement uncle nya. Ia sudah bangun dari dua jam yang lalu.

Queen menatap langit pagi yang sangat cerah, bertolak belakang dengan suasana hatinya yang sedang berkecamuk. Sesekali ia menatap uncle nya yang terbaring di ranjang dengan bertelanjang dada.

Kondisi sekitarnya benar benar buruk. Pakaian yang semalam mereka kenakan berserakan di lantai marmer yang begitu dingin.

Sekali lagi Queen menengguk segelas wine di tanganya, dan menghela nafas berat.

Queen baru menyadari sesuatu setelah bayangan semalam kembali melintas dalam benaknya. Queen dalam kondisi masa suburnya sedangkan uncle nya semalam tidak memakai pengaman bahkan uncle nya berkali kali mengeluarkan di dalam dirinya.

Entah sudah berapa banyak Queen menghela nafas dalam dua jam ini. Ia memejamkan matanya mencoba menetralkan sedikit rasa takut dalam dirinya. Queen akan berusaha tidak menyesali apapun yang sudah terjadi.

Queen tersentak saat tiba tiba sebuah lengan melingkar pada perutnya. Ia membuka matanya, dan saat itu pula wajah uncle nya berada tepat di sampingnya.

"Morning baby." Ucap Loey, tak lupa Ia juga menghadiahi Queen sebuah kecupan di pipi dan telinga Queen.

"Masih pagi kenapa sudah meminum wine hmm?"

"Hanya ingin." Jawab Queen singkat.

"Kau baik baik saja kan?" Loey membalik tubuh Queen untuk menghadapnya. Mendengar perkataan Queen yang singkat tanpa ekspresi membuatnya khawatir.

"Aku baik baik saja."

"Apa kau marah?"

"Maaf jika aku melukai dan menyakitimu baby." Ucap Loey tulus. Ia takut jika gadisnya ini berfikir bahwa dia hanya menginginkan tubuh Queen saja.

Kali ini Loey tidak akan membiarkan Queen lepas darinya lagi. Tidak perduli apa yang terjadi Loey nerniat untuk mengungkapkan perasaannya. Walaupun semalam ia sudah mengungkapkanya.

"Tidak." Jawab Queen memandang wajah bantal Uncle nya yang baru bangun. Terbesit rasa takut di hatinya jika setelah ini uncle nya akan meninggalkanya.

"Uncle?"

"Hmm."

"Boleh aku memeluk mu?" Tanya Queen ragu. Meskipun tangan Loey sedari tadi melingkari pinggangnya tapi tangan Queen tidak menyentuh tubuh uncle nya.

"Kau tidak perlu meminta izin padaku Baby. Sekarang aku milikmu." Loey menarik tubuh Queen untuk merapat pada tubuhnya. Menyalurkan kasih sayangnya pada gadisnya yang sudah menjadi miliknya seutuhnya.

Miliknya? Apa maksud miliknya? Apakah uncle nya benar benar memiliki perasaan yang sama dengan nya?

Queen memejamkan matanya, menikmati aroma maskulin dan aroma percintaan sisa semalam dari tubuh uncle nya. Lelaki itu hanya memakai celana kain tanpa memakai baju karena Queen mengenakan kemeja milik uncle nya semalam.

Setelah cukup puas dan membuat hatinya kembali tenang, Queen mendongakkan kepalanya menatap Uncle nya. Dan saat itu pula lah Loey segera menyambar bibir ranum milik Queen tanpa aba aba.

QUEEN AND MY HOT UNCLE [OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang