CHAPTER FORTY NINE

6.5K 189 3
                                    

Happy Reading.

****





Madeline masih setia dengan gelas wine di tangannya. Ia baru saja menghubungi Gillbert berpura-pura menanyakan bagaimana perkembangan scandal Queen. Madeline berpura-pura khawatir, dan menanyakan keadaan nya pada Gillbert.

Senyumnya mengembang ketika mendengar bahwa mereka semua tidak menemukan titik terang. Madeline semakin senang karena ia baru saja menerima kabar bahwa Queen akan di introgasi oleh pihak berwajib akibat Vidionya tersebar ke berbagai media. Sementara itu pihak agensi Queen hanya diam tanpa memberikan klarifikasi yang jelas. Saat ini hanya perusahaan Liam lah yang mencoba menutup scandal ini dengan menghentikan media, mereka berencana menghentikan suntikan dana pada media media yang masih memuat scandal Queen.

Madeline senang semuanya berjalan sesuai rencananya. Madeline bahkan merayakan ya dengan mengadakan pesta di club malamnya. Madeline mungkin merasa dirinya sudah menang, tapi tanpa sepengetahuan nya inilah awal kehancurannya sendiri. Musuhnya mungkin sedang menerima kehancuran tanpa berbuat apa apa tapi dengan tidak berbuat apa apa itu para musuhnya sedang menikmati permainan yang di mainkan Madeline.

Sudah lebih dari dua hari scandal inienjadi topik hangat di mana mana. Para media yang sedang menggali informasi rela menunggu di depan kantor agensi Queen untuk memberikan apa yang mereka mau. Beruntung mansion Daddy Queen memiliki penjagaan ketat sehingga para media tidak bisa sampai di sana.

Telepas dari Madeline yang sedang menikmati kesenangannya, pihak Move Hotels adalah pihak yang paling di rugikan oleh Madeline. Perusahaan itu di nilai tidak bisa menjaga privasi pelangganya. Pihak Move sudah memberikan klarifikasi tentang vidio itu dan meminta maaf kepada seluruh masyarakat kota.

Sama seperti Queen yang masih di buat bingung dengan video itu Jancob juga masih tidak percaya ia dapat melakukan hal itu pada Queen. Sejauh ini Jancob sudah menggali informasi. Ia sudah melihat seluruh rekaman CCTV yang terdapat di seluruh penjuru hotel. Ia menemukan Queen keluar dari kamar yang mereka gunakan malam itu di pagi hari. Namun ada yang aneh menurut Jancob, ada beberapa CCTV yang tidak berfusngsi padahal jelas jelas seluruh properti di hotel ini semuanya masih baru.

Jancob sudah menghubungi Queen secara pribadi. Ia meminta maaf atas kelakuanya, tapi Queen sendiri membantah bahwa itu dirinya. Jancob mengatakan kepada Queen jika dirinya tidak mengingat apapun ia bahkan tidak bisa melihat wajah wanita yang ia tiduri. Yang Jancob ingat adalah wanita itu memiliki tato nama di punggungnya. Hanya itu petunjuk yang Jancob miliki. Jancob dan Queen percaya jika ada yang mencoba menjebak mereka, jika tidak mana mungkin ada sebuah kamera di ruangan itu lalu tanpa sengaja tersebar begitu saja. Itu semua adalah hal yang tidak mungkin.

***

"Trimakasih atas bantuanmu Joana."

"Tidak tuan, aku berhutang budi kepadamu bahkan apa yang ku lakukan itu belum cukup untuk membayar kebaikanmu selama ini."

"Kau memang gadis yang baik. Maaf atas keegoisan ku aku membuat hidupmu hancur dalam semalam." Joana menundukan kepala ketika lelaki di depannya menyinggung kejadian malam itu.

"Aku akan bertanggung jawab atas apa yang menimpamu kau tidak perlu khawatir."

Joana mendongakkan kepalanya menatap lelaki di depannya. Ia tidak mengerti maksud kata bertanggung jawab.

"Tapi sebelum itu aku harus meminta persetujuanmu, dan jika kau setuju kau harus siap menerima konsekuensinya." Jelas lelaki itu.

"Untuk saat ini, scandal Queen menjadi trending topic nomor satu di negara kita. Dan kecurigaan ku terbukti. Aku memang masih diam dan tidak bertindak apapun saat ini, tapi untuk beberapa waktu kedepan aku akan mengungkapkan kebenarannya dan menghancurkan akar dari masalah ini."

"Usahaku sejauh ini tidak lepas dari bantuanmu Joana. Berkatmu aku dapat menyelamatkan Queen meski harus menyakitimu." Lelaki itu menatap mata Joana sendu.

"Tidak tuan. Anda tidak menyakitiku, anda bahkan tidak mengira jika akan seperti ini jadinya." Joana menguatkan hatinya demi kebaikan lelaki di depannya ini. Hidupnya banyak berubah setelah bertemu dengan laki ini. Bahkan hidup ibunya juga di selamatkan oleh lelaki ini. Jadi bagaimana mungkin Joana bisa menolak permintaan lelaki ini.

****

Brak.

Liam melempar foto foto yang di berikan oleh daddynya tadi. Daddynya berhasil mendapatkan bukti tentang scandal Queen. Sekarang Liam sedang berada di kantor Math untuk meminta penjelasan tentang foto foto itu.

"Kau tau semua ini?" Tanya Liam sembari duduk di depan Math.

"Hmm." Math menatap wajah Liam yang tampak berantakan.

"Sial! Jelaskan sekarang." Ucap Liam tajam.

"Apa imbalanku?" Math tampak menimang nimang perkataannya. Ia tidak akan berbicara dengan mudah kali ini. Mengingat perlakuan Liam di ulang tahun Queen waktu itu membuatnya ingin memancing saudaranya ini dengan kenakalannya yang masih belum hilang.

"Kau ingin imbalan? Mengenai masalah Queen?" Tanya Liam tidak percaya, pasalnya Math adalah salah satu orang yang sangat terobsesi dengan adiknya biasanya Math akan dengan senang hati membantu Queen tapi sekarang? Ia meminta imbalan di situasi seperti ini?

"Baiklah katakan apa yang kau inginkan." Liam menghela nafas. Ia tidak ingin membuat masalah semakin rumit jadi ia akan mengalah.

"Biarkan aku liburan bersama Queen, hanya ber dua." Ucap Math dengan senyuman miring nya.

"Baiklah." Liam mengangguk setuju, ia sudah menduganya sebelumnya keinginan Math tidak akan jauh jauh dari adiknya.

"Semudah itu?" Math menatap Liam tak percaya. Apa Liam waras Membiarkan adiknya pergi bersama pria sepertinya?

"Kau ingin hal yang lain?"

"Baiklah apa yang ingin kau dapatkan?"

"Aku yakin lelaki ini adalah kau." Liam membuka amplop yang berisikan foto ketika Math membekap dan membawa Queen keluar dari hotel itu. Liam melemparkannya pada Math.

"Waah darimana kau tahu jika ini aku?" Math melihat beberapa foto itu, Math tidak mengira jika Liam akan berhasil mengumpulkan bukti ini.

"Jangan bertele tele Math aku tidak punya banyak waktu."

"Tenang dude yang membutuhkan informasi kau bukan?"

"Aah sial bocah ini." Umpat Liam lirih.

"Baiklah jika kau membawa Queen keluar malam itu lalu siapa wanita yang ada di dalam vidio itu? Aku memang genius tapi seberapa keraspun aku berfikir aku tetap tidak menemukan ujungnya."

"Entahlah aku tidak tau tentang wanita itu, Tugasku hanya menyelamatkan Queen."

"Menyelamatkan? Itu artinya kau tau tentang semua ini dari awal?"

"Hmmm."

"Shit! Siapa dalang di balik semua ini?"

"Jika aku tau aku akan mematahkan lehernya sebelum dia berbuat sejauh ini." Sinis Math.

Liam terus menggali informasi dari Math, dan math dengan mudahnya menjawab semua pertanyaan Liam padahal awalnya Math memiliki rencana untuk menguras black card sodaranya itu. Sirna sudah rencananya karena mulutnya sendiri. Tapi Math tidak terlalu kecewa karena setidaknya ia mendapatkan waktu untuk berdua bersama Queen.

Liam memutuskan untuk mengikuti permainan Math, ia bergabung bersama Math dan membuat rencana yang di rencanakan oleh Math sebelumnya menjadi semakin matang. Tinggal menunggu beberapa hari untuk membuat sang tikus keluar dari lubangnya.







***
TBC






Holla.

Gatau deh sama part ini soalnya ga pinter buat konflik. Rasanya udah sering spoiler masalah tapi ternyata pas di ketik susah😭

Jangan lupa komen sama Votenya ya guys.
Aku sedih komen sama votenya berkurang trs.

Sekian wassalamu'alaikum ❤

180221

QUEEN AND MY HOT UNCLE [OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang