CHAPTER NINETEEN

18.9K 467 3
                                    

Happy Reading❤😍

****

"Kenapa kau berdiri di sini Baby?" bisik Loey di telinga Queen.

"Hanya ingin." jawab Queen tenang.

"Udara malam akan membuat mu sakit." Loey meneratkan pelukanya pada pinggang Queen untuk menyalurkan kehangatan. Queen tidak mengindahkan perkataan Unclenya. Ia masih asik menyesap susu yang belum habis di tanganya.

"Jangan mengabaikanku Baby." ucap Loey sembari mengarahkan gelas yang di pegang Queen kearah mulutnya. Loey menghabiskan sisa susu milik Queen, membuat sang empunya mendengus kesal.

"Manis."

"Uncle istirahat lah! Kau baru pulang kan?kau pasti lelah seharian bekerja." perintah Queen ketika sudah membalikkkan badanya menghadap Unclenya.

"Aku sudah biasa seperti ini Baby, kau tidak peelu mencemaskanku. Cukup cemaskan dirimu sendiri!" Loey menatap manik Queen dalam. Lalu ia mencium pipi Queen.

"Terserah Uncle saja." tangan Queen terulur kearah leher Uncle nya untuk melonggarkan dasinya lalu melepasnya. Setelah itu Queen juga melepas jas yang di kenakan Loey.

"Mandilah aku akan menyiapkan bajumu." ucap Queen lalu berjalan melewati Loey begitu saja.

Loey mengerutkan dahinya. Bingung dengan sikap Queen. Biasanya gadis kecilnya akan bersikap manja, tapi kali ini gadisnya bersikap sebaliknya, bersikap layaknya seorang gadis dewasa yang begitu peehatian kepada kekasihnya.

Queen sudah keluar dari kamarnya dengan membawa dasi dan jas milik Uncle nya serta gelas kosong bekas susu yang ia minum tadi, sedangkan Loey mengekor di belakang Queen.

"Uncle kau mandilah aku akan turun menaruh gelas ini dan membuatkanmu coffe." ucap Queen tanpa menoleh kearah Loey. Lagi lagi Loey mengerutkan dahinya.

Kenapa Queen mau repot repot turun kebawah hanya untuk menaruh gelas kosong bekas susunya kalau Ia bisa meminta maid untuk membereskanya. Ah sudahlah Loey sebaiknya menyegarkan tubuhnya terlebih dulu.

***

"Nona kau belum istirahat? Apa ada yang anda butuhkan lagi?" tanya Grace mendekat kearah Queen lalu meraih gelas kotor yang di tangan Queen.

"Tidak, aku hanya akan membuat coffe."

"Biarkan saya yang membuatnya, Nona duduk saja." tawar Grace.

"Bibi kau ini seperti orang asing yang baru mengenalku. Aku ingin membuatnya untuk Uncle Loey, bibi lebih baik istirahat saja! Aku bisa membuatnya sendiri." jawab Queen lalu ia mulai meracik coffenya.

Grace teesenyum melihat Queen, gadis kecil yang sudah tumbuh dewasa.

"Nona, ku dengar kemarin Lucy datang kemari?" tanya Grace memecah keheningan.

"Hmm, dia datang kemari bersama temanku."

"Sayang sekali aku tidak ada disini. Aku merindukanya."

"Benarkah? Kalau begitu lusa kau ikut aku ke mensionku. Aku juga merindukannya." ucap Queen tersenyum. Sama seperti Grace yang tersenyum lebar sembari menganggukan kepalanya.

"Bibi berhentilah berbicara formal kepadaku! Bahasamu semakin aneh. Kadang kadang formal kadang kadang biasa saja. Tapi aku lebih suka dengan gaya bahasamu yang biasa saja."

"Umm, maaf Nona jika bibi semakin aneh dalam berbahasa." kekeh Grace.

"Kalau begitu Bibi beristirahat lah! Aku akan keatas."

QUEEN AND MY HOT UNCLE [OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang