5. 'Daddy'

1.5K 148 160
                                    


🍁🍁🍁

Seoul, Friday.

Lisa terpaku setelah mendengar semua cerita Loey. Gadis itu sama sekali tidak menyangka bahwa pria yang duduk di depannya telah mengalami hal dan perlakuan buruk dari Ayah Rosie. Demi Tuhan, jika saja Rosie tidak meminta tolong padanya untuk menemui Loey, pasti Lisa akan terus menutup mata dan telinganya. Bahkan dia mungkin tidak peduli dengan urusan rumah tangga mereka yang diketahuinya telah kandas.

Gadis Thailand itu merasa sangat kasihan pada Loey. Dia benar-benar tidak habis pikir kalau Ayah sahabatnya sebengis itu pada pria di hadapannya.

Dia juga merasa sangat bersalah karena beberapa waktu lalu telah berbohong pada Loey tentang keberadaan anak dan istri pria itu. Lisa sebenarnya tahu di mana Rosie dan Hana tinggal sekarang. Tapi untuk lokasi persisnya, dia sama sekali tidak tahu. Rosie tidak memberitahunya. Dan itu juga membuat Lisa merasa agak kecewa pada sahabatnya.

"Maafkan aku untuk beberapa waktu lalu, Oppa." Kata Lisa menyesal.

"Tidak apa-apa. Arraseo."

"Ini kontak barunya, Oppa. Cepat hubungi istrimu. Dan katakan yang sebenarnya. Dia harus tahu kebenarannya." Ucap Lisa memberikan dukungan.

"Akan aku lakukan Lalisa. Sekali lagi terima kasih."

"Jangan berterima kasih padaku. Aku tidak akan melakukan ini jika bukan demi Hana." Katanya dengan senyum ragu.

"Aku benar-benar merindukan putri dan istriku Lisa-ya. Aku ingin melihat wajah Hana sekarang." Mata pria itu terasa panas. Seolah-olah ingin mengeluarkan cairan bening dari maniknya.

Lisa tahu betul, Loey sedang menahan diri agar tidak menangis di hadapan gadis itu.
Entahlah bagi Lisa melihat seorang pria menangis itu lebih menyakitkan apalagi dia tahu bagaimana keadaan Loey saat ini.

Tiba-tiba Lisa teringat sesuatu yang harus dia berikan pada Loey. Dan dengan segera gadis itu pun membuka resleting tas miliknya kemudian mengambil sesuatu dari dalamnya.

"Oppa, setidaknya ini bisa mengobati rasa penasaran dan rindumu pada Hana." Lisa meraih tiga buah polaroid yang dia cetak tadi sore. Gadis Thailand itu memang berniat untuk memberikannya pada Loey.

Nafas Loey terhenti ketika melihat tiga lembar polaroid yang berjejer di atas meja itu.

"I-ini putriku? Ini Hana kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I-ini putriku? Ini Hana kan?"

Lisa mengangguk tanda mengiyakan. "Semakin cantik dan menggemaskan bukan?"

Detik itu juga Loey tidak bisa lagi menahan air matanya. Pertama kali Loey melihat wajah Hana lagi setelah satu setengah tahun berlalu. Putri mungilnya semakin mirip dengan istrinya.

Loey merasa begitu bahagia karena akhirnya dia bisa mengenali wajah putrinya. At least, foto-foto itu bisa mengurangi rasa rindu pada Hana yang membuatnya seolah sekarat selama ini.

(No) WAY BACK HOME 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang