12. The Plan

1.3K 163 65
                                    

Los Angeles, Thursday

Pagi ini Loey berniat menceritakan semuanya pada Rosie soal pembicaraan dirinya dengan Alice. Karena semalam Loey sempat menolak untuk memberitahukan Rosie. Dari sorot matanya, Loey tahu Rosie agak kecewa. Mungkin wanita itu juga telah menduga hal yang tidak-tidak.

Dari balik konter dapur, Loey terduduk dengan ekspresi wajah serius. Dia harus menjelaskan apa yang sudah dibahas tadi malam antara dirinya dan Alice.

"Sayang?"

Rosie yang sedang sibuk memotong bahan-bahan makanan pun menoleh ke arah suaminya. "Wae?"

"Bagaimana kalau kita pindah dalam waktu dekat ini?"

Kening Rosie berkerut mencoba memahami kata-kata Loey.

"Maksudmu?"

Pria itu menghela nafasnya dengan berat. Kegusaran terpampang semakin jelas di wajah Loey daripada yang semalam.

Dia menatap Rosie dengan lekat. "Duduklah dulu. Kau perlu mengetahui ini." Katanya.

Rosie berjalan menghampiri Loey dan menarik kursi yang berada tepat di seberang Loey.

"Kenapa? Apa Ally Unnie tidak mau memaafkanmu?"

"Tidak. Dia memaafkanku. Hanya saja-"

"Hanya saja apa?"

Loey pun mulai menceritakan segala sesuatu yang telah menjadi pembahasannya dengan Alice tadi malam.
Tak sedikitpun Loey menambah-nambahinya. Pria itu menceritakan persis seperti apa yang sudah dibicarakan.

Saat di pertengahan cerita, kening Rosie semakin mengerut karena terbawa emosi.
Darahnya seolah mendidih. Bagaimana tidak, menurutnya Alice sudah keterlaluan. Untuk apa mengungkit kata 'bajingan' lagi pada Loey?

"Aku harus menemuinya." Rosie beranjak dari tempat duduknya sambil bersungut.

"Ssst... Tenang, Roseanne. Jangan terbakar emosi. Gwaenchana." Loey menahan tangan Rosie dan menitahnya untuk kembali duduk.

"Tapi Oppa-"

"Jangan. Sudah, jangan memaksanya untuk kembali menerimaku." Ujar Loey seraya menggenggam tangan Rosie.

Wanita itu merasa begitu kasihan melihat Loey yang pasrah seperti ini. Entahlah, kenapa suaminya bisa sesabar itu?

Rosie menarik nafasnya dalam-dalam. Berusaha meredam emosinya.

"Oppa..."

"Hmm?"

"Ijinkan aku menemuinya. Aku janji kali ini akan bicara baik-baik dengannya. Setidaknya aku perlu memberitahunya kalau kita akan pindah dari sini." Rosie menatap manik mata Loey yang agak sayu.

Pria itu tersenyum dengan lesung pipinya yang terlihat semakin menawan. Dia melonggarkan genggamannya dari sang istri, kemudian menarik Rosie ke dalam dekapannya.

🍁🍁🍁

Rosie berdiri tepat di depan pintu kamar kakaknya. Sebelah tangannya terangkat untuk mengetuk pintu tersebut.

Tok... Tok...

"Unnie?"

"Masuklah!" Sahutan si empu kamar itu membuat Rosie mulai menyentuh knop pintu dan membukanya.

Rosie mendapati kakaknya yang sedang duduk di atas ranjangnya seraya menyisir rambut. Sepertinya Alice baru saja bangun.

"Kau belum mandi?" Tanya Rosie.

(No) WAY BACK HOME 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang