33. Please, Remember Me!

852 120 97
                                    


🍁🍁🍁

Seorang wanita dengan rambut sebahu terdengar tengah menangis di dalam kamarnya yang terlihat masih begitu rapi. Tangisannya bukan tangisan biasa. Tapi terdengar begitu pilu. Seolah-olah tengah merasakan kehilangan yang begitu mengiris hatinya.

"Kau dimana? Pulanglah Oppa! Aku merindukanmu. Kemana aku harus mencarimu lagi?" Kata wanita tersebut di sela-sela tangisannya. Nafasnya begitu berat dan pendek.

"Bagaimana bisa kau meninggalkanku tanpa kabar apapun?! Tega sekali dirimu!"

"Oppa?!!!"

"OPPAAAA!!!!"

Suara teriakan itu berhasil membuat Loey membuka matanya dengan sempurna. Beberapa detik dia butuhkan untuk termenung dalam posisi terbaring dan mematung.

Loey bermimpi. Tapi itu tampak begitu nyata baginya.

Tiba-tiba rasa sakit menjalari tempurung kepalanya. Pusing. Itu yang dia rasakan. Loey memegangi kepalanya itu yang masih terbalut perban.

Dia berusaha menahan sakitnya dan tidak merintih. Tapi sakit itu justeru semakin menjadi. Pusingnya luar biasa.

"Akhh..." Loey mengerang sakit.

"Astaga! Kenapa pusing sekali." Dia berseru, merasa kepalanya seperti akan pecah sekarang juga.

"AAAAKKHH!!!" Loey kembali mengerang dengan keras. Dia bahkan seperti ingin menangis karena sakit setengah mampus.

Sedetik setelah itu, pintu kamar rawat tersebut terbuka. Seorang pria yang tidak sama sekali dia kenal berdiri panik diambang pintu.

"Tuan?!" Pria itu memekik.

Loey tidak memedulikan orang tersebut. Lebih merasakan bagaimana kepalanya serasa diremas tepat pada otaknya.

"Tuan, bertahanlah. Aku sudah memanggil Dokter." Katanya terdengar cemas.

Loey memejamkan matanya. Sejurus dengan itu rasa sakit yang tadi mendera terasa berkurang.

"Exucuse us,.." Seorang Dokter dengan name tag Will Dawson di jas putihnya memasuki ruangan tersebut bersama dengan beberapa perawat.

Mereka mengerubungi Loey, dan untuk Dokter itu sendiri langsung melakukan tugasnya. Mengecek kondisi Loey sekarang.

Pria yang tadi memanggil Dokter itu berdiri agak menjauh dan hanya memperhatikan. Namun tiba-tiba dia teringat bahwa seseorang yang sangat penting perlu mengetahui kabar baik ini. Dia pun berjalan keluar ruangan itu untuk menelepon putri majikannya.

Tersisa Loey yang masih dirubung oleh para tenaga medis.

"Tuan, kau telah melewati masa krtisimu." Kata Dokter Will dengan senyuman penuh syukur.

Tapi raut kebingungan justeru terlukis jelas diwajah tampan Loey.

"Dokter, bagaimana aku ada di sini? Apa yang telah terjadi?"

Dokter pun menjelaskan kejadian kenapa Loey sampai ada di sini. Hingga dia mengalami koma hampir 2 minggu.
Namun yang pria itu lakukan hanya seperti orang linglung.

"Aku salut dengan istrimu Tuan. Nyonya Roseanne benar-benar wanita yang kuat. Dia terus bolak-balik kemari walau dalam keadaan hamil muda untuk menjagamu dan Ayahnya yang tadinya dirawat di ruang sebelah. Namun sayang, Tuhan memanggil Ayah mertua anda beberapa hari lalu."

Kerutan di dahi Loey semakin dalam. Dia sama sekali tidak dapat menangkap maksud ucapan Dokter Will. Bingung.

"Dok, a-aku masih tidak paham. Maksud dari semua ini itu apa? Siapa Roseanne? Istriku itu hanya satu. Dia bernama Seungwan."

(No) WAY BACK HOME 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang