32. Wake Up, Please

989 123 96
                                    


🍁🍁🍁

Seorang wanita paruh baya tampak sedang duduk disisi ranjang, membelakangi pintu kamar. Setelah beberapa hari kepergian suaminya, Clare masih berlarut dalam kesedihan. Seringkali melewati makan. Baik Rosie maupun Alice jadi merasa khawatir kalau Ibu mereka seperti ini.
Bagaimana kalau Clare sakit? Terlebih kedua putrinya itu tahu kalau Clare memiliki magh akut.

"Eomma..." Panggil Alice yang baru saja masuk kedalam kamar membawa nampan berisi makanan dan minumnya.

Istri mendiang Mason itu menoleh kearah putri sulungnya yang sedang meletakkan bawaannya diatas meja.

"Eomma harus makan. Aku tidak mau Eomma sakit karena menunda-nunda makan." Alice memohon pada Clare dengan raut cemas.

Ibunya itu hanya menoleh Alice sekejap dengan anggukkan pelan. Kemudian kembali memandang lurus kearah jendela kamar yang menampilkan pemandangan taman samping rumah.

"Appa-mu tega sekali meninggalkan Eomma secepat ini, Ally." Clare bergumam lirih. Namun Alice masih dapat mendengarnya dengan jelas.

Kalimat itu sudah beberapa kali terucap dari bibir sang Ibu. Dan beberapa kali pula Alice mendengarnya. Tidak ingin protes. Karena sebenarnya Alice sendiri merasakan hal yang sama seperti Ibunya.

Seringkali dia bertanya sendiri kenapa Ayahnya itu begitu cepat pergi meninggalkan keluarga mereka?

Hanya saja Alice berusaha untuk tidak terlalu tenggelam dalam kesedihan saat kehilangan sosok Ayahnya.
Dia yakin, itu sudah digarisi oleh Tuhan.

Melihat wajah sendu sang Ibu tanpa kilau yang menghangatkan dari matanya, Alice merasa hari-harinya begitu dingin dan kaku. Entah sampai kapan Clare akan terus seperti ini. Alice juga tidak tahu.

"Do you know Eomma, Appa always told me that life is about ups and downs. Dan saat kita tengah dilanda musibah serta duka itu berarti kita sedang berada di titik rendah. Appa juga pernah berkata, Sekalipun kematian salah satu orang yang kita cintai, hidup kita harus tetap berjalan. Sampai saatnya kita menyusul mereka. Everything's gonna be alright, Eomma. You still have me, Rosie, Hana and Loey." Manik Clare terkunci menatap manik putri sulungnya. Kata-kata yang diucapkan Alice itu tidak ada yang keliru sedikitpun. Hatinya begitu tersentuh dan menjalari rasa tenteram disana. Dia bersyukur karena Mason memberikan nasehat yang senantiasa dapat selalu diingat oleh putri-putri mereka.

🍁🍁🍁

Rosie memperhatikan putri mungilnya yang kini tampak riang sekali. Hana terlihat bersemangat saat Rosie mengajaknya untuk menjenguk Loey. Sejak diperjalanan menuju ke Rumah Sakit, bocah itu terdengar tak berhenti bersenandung. Menggemaskan sekali.

Kini Ibu dan putrinya itu tengah berada di dalam lift yang digunakannya untuk sampai ke lantai 4 dimana Loey dirawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Ibu dan putrinya itu tengah berada di dalam lift yang digunakannya untuk sampai ke lantai 4 dimana Loey dirawat.

Pria itu masih tetap berada di ruang perawatan intensif.
Terhitung sudah hampir 2 minggu Rosie masih terus bolak-balik ke Rumah Sakit untuk tetap bisa melihat perkembangan kondisi Loey. Walau nyatanya masih belum sama sekali terlihat.

(No) WAY BACK HOME 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang