"Ini album pernikahan kita. Aku harap itu bisa membuka barang sedikit kebuntuan dalam ingatanmu." Rosie menyodorkan sebuah album besar yang baru dia ambil dari lemari.
Dengan agak ragu, Loey menerimanya dan mulai membaca sebuah tulisan yang ada di cover tersebut.
'Love can always find the way to home.'
–Park Chanyeol & Roseanne Park–"Bukalah Oppa. Ayo, jangan ragu." Titah Rosie kini memposisikan dirinya duduk di sisi ranjang yang sama di kamar Loey.
Loey menurutinya. Dia buka lembar pertama. Matanya melebar dan reflek dia mengangkat tangan kanannya dimana jari manis pria itu dilingkari sebuah cincin yang sama seperti di foto tersebut. Dia juga melirik ke tangan Rosie untuk memastikan cincin yang dikenakan wanita itu.
Rosie hanya memperhatikannya dan mulai tersenyum karena respon yang diberi Loey tersebut.
"Siapa yang memilih cincin pernikahan ini?" Tanya Loey pada wanita di sampingnya.
"Kau." Ujar Rosie singkat.
"Ah, seleraku tak terlalu bagus ternyata." Loey menggelengkan kepalanya pelan. Kemudian membuka lembar berikutnya.
Pria itu menatap foto tersebut lamat-lamat. Foto yang menampilkan seorang mempelai wanita yang tengah digandeng oleh pria paruh baya berkacamata menuju altar. Hatinya mendadak meringis tanpa sebab saat melihat wajah paruh baya tersebut.
"Ayahmu?" Loey menoleh ke arah Rosie.
Rosie mengangguk dengan senyuman sarat.
"Dia kemana? Selama aku di sini aku tak pernah melihatnya?" Tanya Loey lagi. Dia penasaran.
"Kecelakaan itu merenggut nyawa Appa dan ingatanmu." Rosie berusaha untuk tegar mengucapkannya.
Loey merasa terkejut. Hatinya bagai tersetrum aliran listrik. Ada rasa bersalah menelusup ke dalam dadanya.
"Roseanne, m-maafkan aku."
"Aniya. Gwaenchana. Itu sudah takdir Tuhan. Yang terpenting kau masih bersamaku. Kau tidak boleh pergi, Oppa. Aku tak ingin kehilangan sandaran hidup lagi."
Loey yang mendengar kalimat itu terlontar dari bibir Rosie merasa iba. Wanita di sebelahnya ini pasti sudah sangat kenyang menghadapi masa sulit. Termasuk menghadapi dirinya yang masih tak kunjung ingat tentang mereka.
"Ibu hamil tidak boleh bersedih. Kasihan jika bayinya juga ikut bersedih." Loey mengusap kepala Rosie dan menyingkirkan anak rambut yang sedikit menghalangi pandangannya dari wajah cantik nan sendu itu.
Rosie senang Loey memperlakukannya seperti ini. Tapi tetap saja terasa beda. Loey tak pernah menyentuh perutnya yang sudah mulai membuncit. Tak ada interaksi menggemaskan seperti saat dirinya mengandung Hana dulu.
Dia ingin menuntut itu pada Loey. Tapi Rosie takut kalau nanti jatuhnya malah dianggap pemaksaan. Rosie ingin semuanya berjalan dengan keikhlasan hati suaminya. Tak ada kata terpaksa yang diam-diam terselip.
Mungkin Rosie harus memberikannya waktu lebih lama lagi agar Loey semakin terbiasa.
Dia kembali memaku pandangannya pada sang suami yang mulai membalikkan lagi lembar lain di album pernikahan mereka itu.
Tapi kali ini tanpa pertanyaan keluar dari bibir pria tersebut."AIGOO!!!"
Jantung Rosie hampir berpindah posisi saat mendengar pria dengan suara berat itu berseru demikian.
"Dari sekian banyak foto yang ada di album ini, satu-satunya yang aku kenali adalah wajah mereka, Noona-ku beserta suaminya." Tukas pria itu dengan antusias sambil menunjukkan jarinya ke sebuah foto dimana Loey sedang berpose dengan para Groomsmen-nya. Lebih tepatnya dia menunjuk wajah CEO NNG beserta produser musik senior Kyungsoo. Buktinya Sehun dan Jongin dia tak kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
(No) WAY BACK HOME 2 [END]
FanfictionSeason kedua dari cerita (No) Way Back Home! Disarankan untuk membaca Season 1 lebih dulu. And Don't forget to follow and vote, juseyo:) 🙏 (PS : DI CERITA INI KONFLIK AKAN LEBIH BANYAK) Perpisahan antara Loey dan Rosie terjadi begitu saja di tenga...