31. Hard Time

886 126 40
                                    

Ruang tunggu di depan kamar gawat darurat itu terlihat begitu sepi. Benar-benar hanya ada Rosie, Clare, Hana yang tidur dan supir mereka, Hae Joon.
Mereka benar-benar dalam keadaan hening. Mungkin sedang sibuk dengan pikiran masing-masing.

Rosie masih terus berusaha untuk tetap sadarkan diri. Walau terasa lemas tak berdaya dia harus tetap kuat. Mencoba terus mengintruksi dirinya bahwa dua pria yang dicintainya itu akan baik-baik saja dan akan segera sadar.

Satu lagi yang membuat hatinya tidak tega adalah kala melihat Hana yang tidur dalam pangkuan sang nenek. Gadis kecil itu harus terpaksa dibawa-bawa ikut ke rumah sakit walau dalam keadaan terlelap.

Rosie meremas kuat kedua tangannya yang saling bertautan. Keringat dingin karena rasa cemas yang menderanya terus mengucur hingga membuat telapak tangannya basah.

Wanita yang duduk di sampingnya merasakan hal yang sama hancurnya. Namun Clare lebih pandai menyembunyikan rasa sakit dan rapuhnya dari Rosie dan siapapun yang melihatnya.

Entah sudah tetesan air mata yang keberapa sekarang. Tapi rasanya butiran bening itu masih terus akan keluar dari manik mereka sebelum mereka mendapat kabar baik tentang Loey dan Mason.

Rosie menoleh ke arah sebuah bouquet mawar biru yang tadi diserahkan padanya oleh polisi yang mengurus TKP.
Hatinya teriris melihat nasib bouquet malang tersebut. Sebagian, kelopaknya sudah rontok.

Namun ada yang belum sempat Rosie sentuh sejak tadi. Sebuah kertas kecil yang tertanam diantara tumpukan bunga tersebut. Kini tangannya terulur untuk meraihnya. Dia penarasan sekarang. Kira-kira ada tulisan apa di dalam lipatan kertasnya.

'I know i made mistakes. I know i'm not the perfect one. But, if you always here with me to complete me. I swear to God, that i have the most perfect life in the universe. Happy 3rd anniversary! I love you till the end of the world, Roseanne.'

Yours trully,
Park Chanyeol

Seketika Rosie kembali terisak. Dia baru ingat kalau hari ini tanggal 3 Januari. Ulang tahun pernikahannya dengan Park Chanyeol.

Namun dapat dilihat, bukan sebuah hadiah suka cita yang dia dapat. Melainkan air mata duka yang merenggut setiap rasa bahagianya sekarang.

Untuk kali ini Rosie hanya ingin berdoa pada Tuhan. Agar suami dan Ayahnya itu segera sadar. Dia benci melihat orang yang disayangnya harus terbaring rapuh diatas bangsal rumah sakit tanpa membuka matanya.

🍁🍁🍁

Clare dan Rosie sudah diperbolehkan untuk menjenguk Mason dan Loey.
Keduanya, beberapa jam lalu telah selesai melakukan operasi karena cedera yang mereka alami.

Sayangnya, mereka tidak bisa dirawat dalam satu kamar yang sama. Karena kondisi Loey ternyata terbilang lebih kritis.

Tentu saja kritis.
Pria itu mengalami cedera yang serius dan itu lebih parah dari Ayah mertuanya. Kepalanya yang terbentur setir sehingga mengalami pendarahan dalam otaknya, membuat Loey sulit untuk tersadar.

Suami Rosie itu masih berada di dalam ruang ICU. Entah kapan Loey akan bangun. Rosie merasa detik waktu berjalan begitu lambat.

Pertama kali, Rosie diperbolehkan menjenguk Loey. Hatinya senang, namun tak dipungkiri rasa cemas dan stresnya juga kian memuncak.

Wanita itu terduduk disisi bangsal suaminya. Dia tidak tega melihat wajah tampan itu tampak begitu pucat. Tak ada garis senyum dimatanya.
Sakit sekali menyaksikan Loey yang seperti ini.

Tubuhnya yang tegap dan berotot itu sekarang hanya bisa terbaring rapuh diatas ranjang pasiennya. Beberapa bagian tubuhnya terbalut perban karena cedera yang dia alami.

(No) WAY BACK HOME 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang