42. Begin Again

1.5K 159 103
                                    

"Izinkan aku untuk menyerah, Roseanne. Aku ingin mengulang semuanya dari awal saja. Termasuk mengulang bagaimana rasanya jatuh cinta padamu. Bolehkah?"

"Kau boleh menyerah, Oppa. Aku tak kan memaksa dan mendesakmu lagi untuk mengingat semuanya."

"Terima kasih telah menghargai keputusanku. Terima kasih masih tetap setia dan sabar dengan kondisiku yang seperti ini. Terima kasih, wanitaku yang terlalu pengertian."

"Aku percaya pada takdir, Oppa. Seperti katamu dulu, akulah satu-satunya rumah yang kau tuju untuk kembali. Sejauh apapun kau pergi. Sejauh apapun kau tersesat. Hatimu tahu kemana harus berlayar pulang."

🍁🍁🍁

Rosie kini tengah bersandar di kepala ranjang dan maniknya terpaku pada layar laptop yang ada di pangkuannya. Di sampingnya, terdapat Hana yang tengah sibuk bermain sambil mengoceh dan bernyanyi dengan bahasanya sendiri.

Sesekali Rosie tersenyum kala Hana mengucapkan kata-kata yang menggelitik pendengarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesekali Rosie tersenyum kala Hana mengucapkan kata-kata yang menggelitik pendengarannya.

"Hana-ya..." Panggil Rosie pada bocah mungil itu.

Hana yang merasa namanya disebut itu pun mendongak ke arah sang Ibu dengan wajah super polos sambil memasukkan botol susunya ke mulut.

"Do you love to meet someone new?" Tanya Rosie pada putrinya.

"No, mommy." Jawab bocah itu dengan gelengan kepala.

"Why? Orang itu baik, sayang. Dia akan membantumu mengurus segala keperluanmu."

"Because, i heish Mommy." (Because, i have Mommy). Dia memeluk Rosie dengan tangan mungilnya.

Rosie ikut tersenyum melihat Hana yang merespon cukup menggelitik hatinya. Iya, benar. Dia punya Rosie. Tapi Rosie takut semakin besar kandungannya nanti apalagi setelah melahirkan, Hana jadi kurang terurus.

Bukannya Rosie tidak siap untuk mengurus dua anak nanti. Hanya saja dia takut kerepotan sendiri. Lagipula apa salahnya mempekerjakan seorang Nanny di rumahnya? Toh, hitung-hitung untuk teman Rosie juga kan?

Rosie menyingkirkan laptop itu dari pangkuannya. Kemudian menukar Hana untuk menempati posisi laptop tadi.

"Jadi putri Mommy ini tidak ingin diurus oleh seorang Nanny?" Rosie menggunakan jari telunjuknya untuk menjawil hidung putrinya.

(No) WAY BACK HOME 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang