28. Just A Dream

1.2K 132 48
                                    



'Congratulations Mrs and Mr Park. It's 3 weeks old'

Rosie masih tidak menyangka kalau akan secepat ini menampung calon bayi lagi di dalam perutnya.

Kalimat Dokter Hwang masih terngiang jelas dalam kepala Rosie. Beberapa hari lalu saat Rosie pingsan Loey memaksanya untuk mau diajak ke rumah sakit karena pria itu benar-benar penasaran akan kata-kata Rosie yang bilang kalau adik Hana sedang tumbuh dalam perutnya.

Itu artinya Rosie hamil kan? Begitu dugaannya dengan tampang melongo namun masih tetap terlihat tampan.

Sebenarnya bukan hanya suaminya yang penasaran. Dirinya juga tak kalah penasaran. Karena Rosie sendiri juga baru menduga-duga akan hal itu.

Namun memang dasarnya naluri keibuan Rosie sudah melekat kuat dalam dirinya, tentu dugaannya tidak meleset. Dia benar-benar tengah mengandung anak keduanya dengan Loey. Adik Hana.
Siapa sangka saat Hana berusia tiga tahun nanti dia akan menjadi seorang kakak.

Dan kabar baik itu sungguh menghangatkan hati sepasang suami istri tersebut sejak kemarin.

"Ally akan kemari sayang."

Rosie yang tengah menemani Hana bermain pun menoleh kearah sang suami yang berjalan mendekat padanya.

"Ally unnie?" Tanya Rosie dengan dahi agak berkerut.

"Memang kau punya berapa Ally?" Loey terkekeh kecil.

"Tidak begitu. Maksudku bukankah dia sedang di San Francisco?"

Rosie agak heran. Kemudian dia melanjutkan perkataannya setelah sebuah prasangka bersarang dikepalanya. "Oh, wait., jangan bilang kau memberitahukan tentang kehamilanku?"

Tak ada kata untuk merespon pertanyaan Rosie. Loey justeru menyeringai dengan menaikkan kedua alisnya pada Rosie.

"Aaaaah... Kenapa diberi tahu sekarang? Unnie pasti akan melarangku untuk membantunya mengurus pameran nanti." Rosie mengerucutkan bibirnya. Dia merasa kesal pada Loey karena pria itu tanpa sepengetahuannya mengabarkan Alice tentang dirinya yang tengah mengandung.

Sudah pasti Alice akan mengekangnya habis-habisan untuk tidak ikut campur lagi masalah pameran dan menyerahkan semuanya pada gadis itu.

"Bukankah malah bagus? Coba ingat-ingat apa kata Dokter Hwang, Kau tidak boleh beraktifitas berat-berat dan melelahkan di usia kandunganmu yang masih sangat muda." Pria itu mengelus lembut rambut panjang Rosie.

Dia mendengus pasrah. Benar memang. Dia tidak boleh terlalu memforsir tenaga. Tapi setidaknya Rosie pernah menyesuaikan tubuh dan imunnya saat hamil Hana dulu. Berarti untuk hamil kali ini dia juga pasti sudah mulai terbiasa. Mungkin sebelas, duabelas seperti hamil yang pertama dulu. Begitu dugaannya.

Rosie tampak memasang wajah murung. Loey sebagai suaminya tahu betul kalau istrinya itu pasti tersinggung dengan ucapannya tadi.

"Ya sudah, kau masih boleh melakukan kesibukan itu. Tapi kumohon jangan terlalu lelah. Aku tidak ingin kau dengannya kenapa-kenapa." Kata Loey menyentuh perut rata Rosie.

"Oke, aku janji akan berhati-hati." Sahut Rosie dengan senyum bahagia.

Loey pun mengangguk, percaya pada sang istri.

Kemudian Loey menoleh putrinya yang tengah bermain dengan asik tanpa menghiraukan kedua orang tuanya.

"Hana sudah lebih baik?" Tanyanya. Mengingat dua hari lalu putri mereka itu terserang demam dan sulit tidur.

(No) WAY BACK HOME 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang