SHENNA. 30

31 5 6
                                    

 "Tuhan memang baik, secepat ini aku dapat berjumpa kembali dengan   kakakku, saudara kandungku."   
-Ami Nur Wijaya- 




30.
Ami dan Lucas sedang berada didalam mobil mereka sudah mendapatkan alamat rumah Erika, dimana keberadaan Shenna ada dirumah itu. Beberapa kali mereka keliru dengan jalan yang diberikan oleh maps, Ami pun memutuskan untuk turun dari mobil dan bertanya kepada orang - orang yang berada di sekitar jalan tersebut.

Lucas hanya diam menunggu didalam mobil dengan selalu memantau Ami yang sedang bertanya, Ami pun sudah kembali kedalam mobil dengan wajah berseri.

"Alhamdulillah, alamatnya udah ketemu. Kata bapak tadi, kita hanya tinggal lurus saja ikuti jalan ini hingga bertemu dengan salah satu satpam disebuah perumahan," pungkasnya dengan jelas, Lucas mengerti lalu melajukan mobilnya sesuai dengan jalan yang sekarang mereka lewati.

Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka menemukan post satpam yang diberitahu bapak itu, giliran Lucas yang meminta izin pada pak satpam agar mereka bisa masuk kedalam perumahan tersebut.

"Permisi pak, boleh saya masuk? Saya ingin berkunjung kesalah satu rumah  nomer 10?"

"Ouh, rumah Non Erika, boleh silahkan."

"Terima kasih pak."

Lucas kembali kedalam mobil lalu melanjutkan perjalanannya. Tepat didepan rumah megah berwarna emas, salah satu rumah yang sangat mencolok diantara rumah disekitarnya. Ami enggan turun untuk menemui Shenna, dia takut jika kehadirannya ditolak mentah oleh sang kakak, tapi ia pun butuh penjelasan dari kotak yang ditemukannya dibawah tempat tidur kakaknya itu.

"Aku turun ya, Bang. Terima kasih Bang Lucas udah mau antar aku kerumah Kak Erika," ucap Ami dan diangguki Lucas.

"Terima kasih kembali, kamu biarkan aku untuk tahu keberadaan kakakmu. Gih, temuin kakakmu," ujar Lucas menyakinkan Ami, dia tahu ada keraguan terlihat dari sorot matanya.

Ami pun turun dengan wajah yakinnya, sedangkan Lucas masih menunggu hingga adik iparnya masuk kedalam rumah. Disela ia menunggu, tiba - tiba handphonenya berdering dan segera ia angkat, tanpa melihat kontak yang menelpon dirinya.

"Assalamualaikum,
Iya mah."

"Waalaikumsalam,
kamu dimana nak?"

"Aku lagi tenangin diri,
mamah gak perlu khawatir."

"Pulang nak,
mamah udah masakin
makanan kesukaan kamu."

"Iya mah,
gak ada cewek
yang kemarin kan?"

"Enggak ada,
nak. Pulang ya."

"Iya mah,
Lucas pulang."

Dia menghela nafas kasar terpaksa dirinya harus pulang kerumah, setidaknya sekarang ia tahu dimana keberadaan Shenna. Lagipula dia dapat menanyakan kabar Shenna kepada Ami, Lucas pun menyalahkan mesin mobilnya lalu melaju pergi kerumahnya.

________________
Ami sudah berada didepan pintu rumah Erika ia bimbang, sungguh dirinya tak pernah setegang ini. Akhirnya ia memencet bel yang berada tepat disamping pintu itu, beberapa kali ia memencet, namun belum ada yang membuka pintunya.

Shenna yang sedang diruang televisi agak terusik dengan suara bel yang terus berbunyi, ia memutuskan untuk membukanya, barangkali ojek online yang mengantarkan makanan Erika. Ya, temannya itu memang suka memesan makanan online.

"Tunggu ... Markonah bukain ya. Eh, kok Markonah? Em, biarin deh. Nama samarannya bagus juga." Shenna bermonolog pada dirinya sendiri.

Dia pun membuka pintu tepat diwaktu yang sama, dirinya terkejut bukan main karena bukan ojek online yang memencet bel itu, ternyata adiknya sendiri. Shenna tak langsung menegur ini terlalu cepat untuk mereka tahu keberadaannya, sedangkan Ami masih mengamati awan biru dilangit ia belum menyadari jika pintu sudah terbuka.

Ami pun berdiri karena merasa pegal duduk dibangku yang disediakan diteras, ia pun berbalik dengan terkejut. Tubuhnya kaku untuk beberapa detik, ia masih tak percaya karena kakaknya yang membukakan pintu.

Ami berjalan mendekati Shenna. "Kakak, ... sungguh ini kakak?" Shenna hanya mengangguk, ia masih berada dipintu tanpa enggan mendekati adiknya.

"Darimana kamu tahu? Aku ada disini?" tanya Shenna dengan suara serak, air matanya sudah berada dikelopak mata.

Sekarang Ami sudah berada didepan kakanya berdiri dia tak menjawab, tangannya terulur bebas untuk memegang tangan kakaknya.
Shenna hanya diam membiarkan sang adik untuk menyalurkan kerinduannya.

"Kakak! Hiks ... hiks ... hiks. Aku senang kakak baik - baik aja, aku senang kakak bersama orang yang baik. Sungguh, aku senang kak."

Ami memeluk erat kakaknya, Shenna membalas dengan sama halnya. Ia pun merindukan adiknya, tak dipungkiri walau baru sehari ia pergi dari rumah. Namun, kasih sayang seorang kakak tidak akan pernah hilang, sejahat apapun adik kepada kakak. Seorang kakak akan selalu menjaga dan sayang kepada adiknya.

Shenna melepas pelukannya lalu menangkup wajah adiknya, ami pun melakukan hal yang sama. Sungguh, bayangannya tentang hal yang akan terjadi tidak sama sekali terjadi, ia berpikir jika sang kakak akan menolak kehadirannya dengan mentah, karena ia mengerti akan perasaan kakaknya yang belum sepenuhnya terobati.

"K-kak ... Aku gak nyangka akan secepat ini bisa bertemu dengan kakak, bahkan aku sudah membayangkan jika kakak akan mengusirku," racaunya disela tangis yang tak kunjung berhenti.

Shenna mengelus kepala adiknya. "Hey! Aku ini masih kakakmu, kita sedarah dan kita adalah saudara kandung. Kakak memang sudah pergi dari rumah, namun kakak akan selalu sayang sama kamu bahkan mama dan papah."

Ami kembali memeluk kakaknya, tangisannya semakin histeris saja. Papahnya memang jahat dirinya sudah dipisahkan oleh saudara kandungnya sendiri, sungguh jika ia tidak punya hati, ia akan membalas dendam kepada papahnya.

"Sudah hey, ingat ya! Pesan kakak satu, hati kamu jangan sampai hitam, harus tetap putih. Kakak gak mau kamu punya dendam, ya."

Deg!

Perkataan kakaknya barusan menampar secara halus, baru saja ia berkata akan membalas dendam. Namun, Shenna seperti cenayang yang bisa membaca pikiran, dia sangat beruntung mempunyai kakak sebaik Shenna, kakak yang kuat dan tetap tegar bahkan tidak ada sedikit pun untuk membenci papah, seorang lelaki yang sudah menaruh banyak luka hingga merobek hatinya.

"Iya kak, Ami janji akan selalu ingat pesan kakak."

"Ayo, masuk kedalam. Dirumah Kak Erika banyak makanan loh, kamu pasti suka."




Uwahhhh, kenapa harus bawang :(((
Akhirnya aku bisa membawa kembali ceritaku, semoga kalian suka ya sama part kali ini.

Salam hangat Win

SHENNA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang