SHENNA. 23

18 4 0
                                    

"Kamu satu - satunya lelaki yang membuat aku bahagia, tanpa merasa terpaksa."
-Shenna Aprillia Wijaya-


23.
Bel pulang akhirnya berbunyi Lucas yang sedari tadi tak sabar, sudah siap terlebih dahulu lalu berdiri didepan meja Shenna. Sang empu mendangakan kepala, lelaki yang dihadapannya tersenyum lalu mengulurkan tangan putihnya, tapi dia tak menerima uluran tersebut lalu berjalan meninggalkan Lucas.

Erika dan Syabila tertawa melihatnya kemudian menyusul Shenna ke parkiran, seperti biasa Syabila diantar oleh sang pacar - Chanif sedangkan Erika menaiki mobil merahnya, namun ada yang aneh dengan mobilnya, ia pun mengecek dan ternyata kedua bannya kempes, untung saja ia mempunyai nomer bengkel langganannya.

Shenna yang melihat Erika sedang menendang - nendang ban mobilnya, menghampiri sambil menunggu Lucas yang masih diatas.

"Ban mobil lo kempes?" tanya Shenna seraya menendang mobil temannya.

"Lo liatnya apa? Maemunah!" ucap Erika sarkas, sang empu memutar bola matanya malas.

Tak lama lelaki yang ia tunggu datang, ralat! Lelaki menyebalkan dan memaksanya muncul dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya, kemudian memakai helm dan memberikan satu helm kepada Shenna, dia pun memakainya, tapi ia tak tega meninggalkan Erika yang masih menunggu tukang bengkelnya datang.

"Rie, gua duluan gapapa?" tanyanya ragu membuat temannya terkekeh.

"Gapapa, udah sana. Lo kan ada janji, buat ketemu sama mamahnya Lucas," ujar Erika dan diangguki Shenna.

"Kalo lo mau nungguin, teman lo. Gapapa kok, gua akan tungguin," sahut Lucas, tapi digelengkan Erika.

"Udah sana. Gih naik motornya, nanti kesorean."

Mau tak mau sang empu menurut lalu menaiki motor Lucas dan meninggalkan Erika sendiri di parkiran, sedangkan seseorang tersenyum miring kemudian pergi dari area sekolah. Sepanjang perjalanan, Shenna tak henti - hentinya tersenyum karena dapat merasakan kebebasan yang sangat ia rindukan, Lucas yang melihatnya dari kaca spion motor ikut tersenyum, hatinya sangat damai setiap melihat Shenna tersenyum karena dirinya.

"Shen, kita ke toko es krim dulu yuk!" teriak Lucas, namun tak didengar oleh sang empu, ia pun memberhentikan motornya ditepi jalan.

"Kok berhenti? Memang rumah lo, dekat sini?" tanya Shenna seraya celingak - celinguk, lelaki didepannya terkekeh mendengar celoteh polos Shenna.

"Bukan. Sebelum ketemu sama mamah, gua mau ajak lo makan es krim, lo mau kan?" tanyanya kembali dan diangguk lemah oleh sang empu, setelah mendapat jawaban Lucas kembali menghidupkan motornya lalu menuju kedai es krim langganan dirinya.

_____________🍁
Sesampainya di kedai es krim Shenna berbinar melihatnya, banyak pengunjung dikedai tersebut. Hatinya merasa hampa karena ia tak pernah berkunjung kekedai es krim bersama sang papah, padahal setiap hari libur Wijaya selalu mengajak adik dan mamahnya pergi jalan - jalan, tapi tetap saja tanpa dirinya. Sebab itulah ia akan pergi terlebih dahulu, bersama tiga temannya agar dapat dijadikan alasan.

"Ayok duduk, ngelamun aja," ajak Lucas menuju meja kosong yang berada diujung sebelah kanan. Suasana outdoor kedai es krim sangatlah nyaman, ditambah pernak - pernik lucu menambah kedai tersebut enak dipandang.

"Aku mau pesan dulu, kamu suka rasa apa?" tanyanya pada Shenna, dia sangat malu karena ini kali pertama ia diajak ke kedai es krim.

"A-aku mau rasa cokelat sama strowberry."

SHENNA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang