SHENNA. 09

27 9 0
                                    

"Dendam seseorang tidak akan pernah lepas dari kebencian dalam dirinya."
-Shenna Wijaya-





09.
"Adell. T-tangan lo kenapa?" pekik Shenna yang gelagapan. Tanpa pikir panjang Shenna pun segera mencari kotak P3K, sedangkan Adel mencoba untuk menahan rasa sakit ditelapak tangannya itu.

Shenna pun sudah menemukannya, perlahan perban nya ia buka dan membersihkannya dengan kapas yamg sudah dibaluri antiseptik.

Adel menggigit bibir bawahnya, jelas sekali lukanya sangat dalam. Lalu diteteskan obat merah dan ditutupi kembali dengan perban, Shenna sungguh telaten dalam hal mengobati.

"Thank ya Shen. Emm tapi kok lo gak takut gitu sama darah?" tanya Adel yang tahu kalo Shenna takut dengan darah

"Gua liat lo kesakitan aja, ngeblur semua memori gua. Dah yang penting sekarang lo, oke kan?" jawab Shenna dan membuat Adel tertohok

"Ya bawel. Hayuk kita pesta, pasti para zombie kelaparan itu dah nungguin," ajak Adel mencoba tidak terlalu lama larut dalam drama ini. Shenna hanya menggeleng kepalanya, sungguh hanya Adel lah, yang masih bisa baik - baik saja walau ia sedang kesakitan


"Oyyyy, para zombie bangunlah!" ujar Adel sarkas dan seketika Erika juga Syabila datang dengan muka cemberut

"Sialan lo oncom!" sahut Syabila yang datang bersama Erika

"Udah dah, yuk kita pestaaaaa," ujar Shenna dan mereka semua menikmati makanan yang mereka beli di Amanmarket tersebut. Mereka semua tenggelam dalam kebahagian, canda tawa, juga kehebohan dari masing masing kejahilan mereka.

Shenna sangat bahagia disaat seperti ini, sungguh baginya apa jadinya hidup Shenna, tanpa ketiga orang tak waras ini dikehidupannya. 1jam kemudian, mereka semua terlelap tidur sama seperti Kerbau sehabis makan

     🍂_____________________🍂

Sementara itu Nadia tak henti hentinya, menelpon putri sulungnya. Ia sangat cemas karna waktu sudah menunjukan jam 19.00 Wib.

Nadia sudah membaca pesan dari Shenna tetapi, tetap saja hati seorang ibu tidak akan pernah tenang, jika anaknya belum ada dirumah bersamanya.

"Mah kakak juga gak angkat telpon dari aku," ucap Ami yang ikut mengkhawatirkan keberadaan Shenna sekarang.

"aku takut mah papah keburu pulang dan kakak pasti dimarahin sama papah," lanjut Ami disertai air matanya yang akan turun dari kelopak matanya itu. Nadia yang melihat pun, segera mengusap perlahan pipi Ami itu.

"Ami jangan nangis ya, kakak pasti akan pulang. Kamu lebih baik kekamar ya," ucap Nadia sangat lembut, membuat hati Ami tenang.

Ami pun menuruti perkataan mamahnya itu, selepas Ami pergi kekamarnya. Nadia mencoba kembali menelpon Shenna, tapi lagi - lagi tidak bisa seakan Handphone milik shenna disilent.
 
                        
_______19:00 PM
Shenna langsung terbangun begitu saja. Membuat ketiga temannya ikut terbangun.

"Aduhhhh shennn, lo kalo mau bangun tuh ancang - ancang gitu," omel Adel yang kesal sambil memijat kepalanya yang pusing karena ulah Shenna.

SHENNA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang