SHENNA. 16

27 7 0
                                    

  "Stay here or leave with wounds,"
-Me-

16.

Shenna terbangun karena suara Handphone yang menganggu tidurnya, Handphonenya terus saja berbunyi membuat ia terpaksa harus mengangkat panggilan tersebut. Tanpa melihat nama sang penelepon ia terdiam karena kantuk masih tersisa mendengarkan ocehan sang penelepon, tanpa menjawab dan terus saja terdiam. Shenna yang sudah setengah sadar, heran karena suara cowok yang ia dengar ia pun melihat nama kontaknya namun kontak tersebut tidak terdaftar di Handphonenya.

                        084xxxxxxx

"Halo, ini siapa?"

" ...... ,"

"Jangan main - main,
saya blok langsung!"

"E - hhhh,
tunggu. Gua Lucas,"

"Lucas ... Dapat dari
mana lo nomer gua?"

"Teman lo, yang demen drakor dia gua kasih tiket VVIP konser boyband korea, buat tahun depan,"

"Jangan pernah telpon gua lagi!
Ini pertama dan terakhir!"

Shenna memutuskan panggilannya dan melempar asal Handphonenya, ia tak habis pikir dengan Syabila yang dengan gampangnya memberikan nomer Handponenya. Sebab hanya teman - temannya lah yang mempunyai nomer pribadinya selain ketiga sahabatnya tak ada lagi yang mengetahui. Shenna harus membicarakan ini besok disekolah. Ia pun mandi setelah itu memakai baju piyama lalu turun untuk menemui Nadia yang sedang diruang keluarga bersama dengan Ami yang tengah menonton televisi.

"Tumben kak pake baju panjang, biasanya juga ... ," ledek Ami pada kakaknya dan ditatap tajam oleh Shenna.

"Apa! Apa! Gak ada lagi ya merengek - rengek minta ikut jalan sama kakak!" ancam Shenna bangga, Ami pun menghampiri dan mengelus - elus Shenna membujuk agar ancaman kakaknya hanya main - main. Nadia terkekeh melihat tingkah laku kedua anaknya, ia pun pergi kedapur untuk menyiapi makan malam.

Shenna tertawa karena ekpresi memelas adiknya, tanda ia hanya menjahili adiknya lalu mengajak Ami menuju ruang makan. Ami pun memasang muka cemburut kepada kakaknya.

"Ayuk kita makan," ajak Nadia dan ditahan oleh Shenna

"Kita ... Enggak tunggu papah dulu, mah?" tanya Shenna dan digelengkan oleh Nadia.

"Papah lembur hari ini. Mamah juga udah siapin buat papah didapur, yuk kita makan kamu pasti udah lapar kan,"

Shenna mengangguk mereka pun makan dengan khikmat tanpa ada yang berbicara disela makan, sudah menjadi tradisi keluarga Wijaya. Sesudah makan Shenna mengajak Ami berbicara diruang keluarga.

"De, tadi kakak abis nolongin anak perempuan seumuran kamu. Dia mau nyebrang tapi gak bisa karena memang banyak kendaraan yang berlalu lalang," ujar Shenna menjelaskan secara lengkap, Ami mendengarkan dengan seksama cerita kakaknya.

"Dia namanya Faras, dan kakak rasa dia satu sekolah sama kamu. Karena terlihat dari logo seragam SMP Nusa Bangsa, sekolah kamu kan!" lanjutnya dan diangguki Ami

"Tunggu kak, Faras yang orangnya putih, enggak terlalu tinggi, rambutnya dikuncir, dan pake kacamata bulat, iya kak?" tanya Ami memastikan dan diangguki Shenna

"Kok kamu tau?"

"jelas dong. Faras itu selain satu sekolah, satu kelas, dan ... Nih ya kak, dia teman sebangku aku!" jawabnya antusias karena Ami dan Kanya sangat dekat bahkan kemana - mana mereka selalu bersama.

"Pantesan. Yaudah kakak mau kekamar, mau istirahat,"

"Oke kak, good night,"

_________Wijaya corp
Wijaya sedang prustasi karena bisnisnya sedang ditengah kebangkrutan yang disebabkan oleh salah satu karyawannya yang membawa lari uang hasil proyeknya dengan jumlah yang sangat banyak. Tetapi ia tidak gampang putus asa dan kini sedang diselidiki oleh aparat polisi juga dibantu orang kepercayaanya.

"Tidak boleh! Tidak! Aku harus tetap konsisten dan komitmen kepada perusahaan ku ini, aku tidak tega pada seluruh karyawan ku yang telah lama berjasa padaku. Apalagi keluargaku, aku harus bangkit! Siapapun dalang dibalik kasus ini, tidak akan aku biarkan dia lolos dan hidup damai!" ujar Wijaya sarkas serta mencoba menenangkan pikirannya.

Seseorang tersenyum licik lalu berjalan sambil tertawa bangga karena rencananya berhasil. Ia sangat puas melihat kekacauan perusahaan Wijaya dan akan tetap melakukannya sampai benar - benar perusahaan Wijaya bangkrut.

"Kau tidak akan bisa bangkit Wijaya! Aku pastikan kau akan merasakan apa yang aku rasakan dulu dan membalaskan dendam ku, wijaya Mahatama!"

Seseorang itupun menuju basement untuk menemui seseorang yang telah mau berkhianat pada Wijaya. Ya. Seseorang yang telah membawa kabur uang proyek dengan jumlah yang sangat banyak.

"Bagus! Saya bangga pada hasil kerja kamu, dan juga keberanian kamu karena telah berkhianat kepada pekerjaan dan juga bos kamu," ujarnya

"Terpaksa. Saya sangat butuh uang itu apalagi pak Wijaya tidak meminjamkan saya uang, saya buntu dan akhirnya saya mau melakukan hal tersebut. Demi keluarga saya,"

"Kamu tenang aja. Kamu bisa bekerja dengan saya, kamu mau?"

"Tentu, tentu saya mau. Terima kasih pak,"

"Sebagai balas budi saya, mulai besok kamu sudah bisa masuk ke perusahaan saya,"

"Baik pak, saya permisi. Saya harus pulang karena sudah larut malam,"

Setelah kepergian karyawan itu, ia pun masuk kedalam mobil dan meninggalkan perusahaan musuhnya dengan rasa sangat puas.









Haiiii semuanyaaaaa!!! Im back:))))
Aku gak mau panjang lebar hehehhe, dan ya semoga kalian suka sama part ini. Jangan lupa tinggalkan jejak, kalian ya:))).

Papay🍁🍁

SHENNA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang