SHENNA. 22

21 4 0
                                    

  "Candu. Satu kata yang membuat hati ini tidak beraturan, setiap kali kau memberi perhatian padaku."
-Shenna Aprillia Wijaya-

    
22.
Shenna hanya mengangguk sebagai jawaban, sedangkan lelaki yang mengajaknya, melompat tinggi ke angkasa. Dua temannya mendekat kembali seraya membisikan sesuatu ke telianganya.

"Yakin, lo mau kerumah si cowo bule itu?"

"Entar, lo di apa - apa in lagi atau sebelum kerumah nya dikasih obat tidur."

"Gua gak mungkin nolak lah, kalian juga gimana sih! Kemarin setuju, sekarang enggak. Labih ih!"

"Iyaudah, iya. Nanti telpon kita, kalo semisal terjadi hal buruk, gua sama si jangkung ini, langsung datang ke TKP."

Lucas yang sedari tadi memperhatikan, menggaruk kepalanya penasaran, tapi hendak bertanya bu Nindit datang membuat dia mengurungkan niatnya lalu kembali duduk. Erika dan Syabila pun kembali ketempat duduknya, kemudian kelas Ekonomi dimulai.

Bu Nindit memperhatikan seluruh murid dalam kelasnya dan menyadari jika ada satu bangku kosong yang tidak diduduki salah satu muridnya, tepat di sebelah Shenna.

"Shenna, temanmu hari ini tidak masuk?" tanya bu nindit lalu diangguki Shenna.

"Iya bu, saya juga tidak mengetahui kenapa Adel tidak masuk bu," jawabnya dan digeleng heran oleh bu Nindit.

"Akhir - akhir ini, Adel jarang masuk. Tolong ya, kamu tanyakan pada Adel, mengapa dia jarang masuk sekolah," kata Bu nindit kembali, dan hanya diangguki oleh Shenna, setelah itu beliau memulai mengajarkan materi yang akan disampaikan kepada seluruh muridnya.

____________🍁
"Oon ya lo, bukannya masuk kelas malah bolos!"

"Aku bukan kakak, aku malas kak. Pasti mereka pojokin aku."

"Pengecut!! Besok masuk kelas, setahun lagi lulus! Awas ya, lo jadi anak bego nanti!"

"Jangan remehin gua, kak. Gua mohon, gini - gini ... gua pintar bahasa korea!"

"Bodo amat!! Gua gak mau denger bacotan lo."

"Jadi ada apa? Ada tugas lagi, buat gua?"

"Si bodoh itu, mau kerumah tunangan gua. Dan lo tau, apa yang akan gua lakuin?"

"Hancurin pastinya."

"That's right."

____________🍂
Shenna dan dua temannya sedang berada dikantin, setelah berpikir keras dengan rumus ekonomi yang sama seperti matematika, sudah otak panas perut pun terus berdemo meminta makan, kali ini mereka bertiga akan memesan nasi kuning buatan mpok darmi dan es kelapa buatan pak tejo.

SHENNA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang