SHENNA. 37

19 3 11
                                    

"Nyatanya, menyimpan rasa bersalah semenyesal ini."
-Shenna Aprillia Wijaya-










































37.
Dua remaja cantik yang baru menghabiskan sarapannya, langsung bergegas menuju halaman depan tak lupa kedua remaja itu berpamitan kepada Mba Endang karena sudah dianggap seperti keluarga sendiri.

Lalu masuk ke dalam mobil dan menyalahkan mesin mobilnya, pintu gerbang pun sudah dibukakan oleh supir pribadinya. Mobil berwarna merah melaju dengan kecepatan rata-rata. Kedua remaja itu ialah Shenna dan Erika, mereka sengaja berangkat pagi agar dapat menikmati langit cerah serta oksigen yang belum terpapar polusi asap kendaraan.

"Em ya, kita ke sekolah adik gua dulu, ya. Biasanya jam segini dia baru datang," ucap Shenna yang teringat akan adiknya.

Erika mengangguk. "Oke, kebetulan jalan ini bakal lewat ke sekolah adik, lo," jawab Erika dengan tatapan yang fokus ke depan.

Mobil terparkir tepat di sebrang sekolah SMP Nusa Bangsa, terlihat para siswa dan siswi sudah datang karena jam menunjukan 20 menit lagi gerbang akan ditutup. Shenna mengembangkan senyum, ia berharap semoga dirinya dapat bertemu dengan sang adik.

Ia pun turun dari mobil Erika lalu menyebrang ke sisi gerbang sekolah, sesampainya ia langsung melihat di sekeliling gerbang, namun Ami belum memperlihatkan wajah imutnya.

"Udah jam segini, ... kenapa Ami belum datang juga ya? Apa dia sakit?" gumam Shenna sembari melihat arloji di tangannya.

Erika yang mulai bosan menunggu di dalam mobil, memutuskan untuk keluar dan menghampiri sahabatnya. Ia menepuk pundak Shenna, membuat sang empu terlonjak kaget. Erika terkekeh pelan melihatnya.

"Mana? Adik lo belum datang juga?" tanya Erika yang ikut-ikutan melihat sekeliling gerbang sekolah.

Shenna mengangguk dengan bibir manyu. "Gak tau nih ... biasanya Ami paling rajin datang ke sekolah, t-tapi ini — " ia tidak melanjutkan kalimatnya.

Erika menhembuskan nafas. "Mungkin hari ini, adik lo gak masuk, em. Bisa jadi adik lo terlambat berangkatnya," ujar Erika mencoba menenangkan sahabatnya.

"Iya kali ya. Yaudah, ayo kita berangkat," ajak Shenna lesu.

Erika merangkul pundak sahabatnya. "Udah, nanti sehabis kita pulang school. Kita kerumah lo, cek keadaan adik lo juga mama lo."

Shenna tampak tegang, apa? Kerumahnya? Bisa-bisa ini hari terakhir dirinya hidup di dunia ini!

"T-tapi bokap gua?"

"Udah, gak usah tapi-tapian, kaya tape ketan! Kita hanya cek, tenang aja."

Shenna tersenyum lebar, dia bersyukur karena diberi sahabat yang sangat baik padanya, bahkan peduli kepada keluarganya.

"Makasih, Erika Zheyeng!"

Erika membalas dengan tatapan malas, ia buru-buru masuk ke dalam mobil. Begitupun Shenna, setelah siap mobil pun berjalan kembali menuju sekolah mereka.

Selepas kepergian Shenna dan Erika, salah seorang siswi melihat dengan tatapan terkejut. "Loh? I-itu kan, kakak yang 3 hari lalu bantuin aku nyebrang jalan! Ngapain dia kesini?"

•••
Mobil merah terpakir rapih di parkiran SMA Pelita Bangsa tampak selain mereka berdua banyak siswa dan siswi yang sudah datang, Shenna turun dengan perasaan campur aduk. Sebenarnya, ia belum siap untuk menginjak sekolah ini, terlebih ia satu kelas dengan Lucas dan satu sekolah dengan Deana, Kakak kelas yang menusuknya dari belakang.

Erika yang melihat raut wajah Shenna yang berbeda, hanya bisa menatap sendu. "Semoga lo bisa menemukan kebahagiaan, gua akan selalu ada dibelakang lo, Shen." gumamnya dalam hati.

Mereka berdua pun berjalan menuju kelas, sepanjang koridor Shenna sesekali melirik ke setiap sudut kelas, ia takut kalo sampai bertemu dengan Deana. Sedangkan Erika yang berjalan duluan, menghentikan langkahnya, satu langkah sebelum dirinya masuk ke dalam kelas.

Alhasil, Shenna menabrak pundak sahabatnya, membuat hidung mancung miliknya sedikit masuk ke dalam.

"Kenapa berhenti, Oncom?" tanyanya agak kesal, Erika hanya menunjuk jarinya ke arah seseorang.

Shenna pun mengikuti arah yang di tunjuk oleh Erika, ia juga ikut terkejut. Sahabatnya yang sempat menghilang beberapa hari, kini sudah masuk kembali dan tampak seperti biasa.

Ia pun langsung berlari lalu memeluk Adel dengan sangat eratnya, membuatnya hampir saja terjungkal. Shenna sangat merindukan sahabat kecilnya ini, bagaimana pun Adel tetap sahabatnya.

"Lo kemana aja? Kenapa gak ada kabar? Gua khawatir banget tau gak sih?" kicaunya tanpa henti, Adel hanya terkekeh.

"Masih di Bumi, belum pindah ke Mars," ledeknya dengan kekehan, Shenna berubah cemberut. Pertanyaannya malah dikira bercanda.

"Ih serius!! Lo tuh kemana?"

"Ada urusan Keluarga yang harus gua urus, udah lah. Gua juga kan udah masuk nih."

Shenna mengangguk lalu duduk di tempatnya, sedangkan Erika masih tetap di posisinya. Lalu berjalan dan duduk di sebelah Adel. Syabila yang sedari tadi diam hanya menatap malas mereka bertiga.

"Yakin? Lo ada urusan keluarga, bukannya lagi jalanin misi?" sentak Erika mulai mengintrogasi.

"Enggak, gua baru masuk nih! Jangan buat suasana gak enak lah!" balas Adel sarkas, ia tak suka dengan sikap Erika yang selalu menekannya.

Shenna mulai jengah melihatnya. "Astagfirullah, heh kalian ya, mentingin ego sendiri. Kalian gak lihat? Tuh, si Ratu Silat dari tadi ngelamun."

Seorang yang sedang dibicarakan langsung terpanggil, seperti koneksi internet yang baru saja terverifikasi. Syabila pun memajukan bangkunya sambil menangkup wajah masamnya.

"Ituuu! Good Boy gua, ... Hiks, berubah sikap kaya dinginnya tuh, balik lagi gitu," ucap Syabila sambil memanyunkan bibirnya.

Mereka bertiga hanya ber 'Oh' ria

"Is, gak enakin banget! Temannya lagi kesusahan juga — "

"Em. Chanif lagi ada masalah, mungkin. Coba lo deketin terus tanya? Tapi ya menurut inces Erika yang gak duanya. Biasanya cowok kalo ngehindar gitu, apalagi berubah sikap. Dia lagi tutupin sesuatu dari lo," ujar Erika panjang lebar, dia memang dapat diandalkan untuk urusan perasaan.

Syabila tampak berpikir, sepertinya apa yang dikatakan Erika ada benarnya juga. Sebab, Chanif tidak biasanya menghindar bahkan berubah menjadi dingin, dia sangat tahu betul sikap Good Boy-nya.

"Ini pasti gara-gara kemarin malam, Gua jadi merasa bersalah. Gua harus jelasin, agar gak terjadi kesalahpahaman."






























































Assalamualaikum, wahai penghuni dunia orange ^^ l'm comeback again. Sebelumnya, selamat menunaikan ibada puasa :) semoga yang menjalankan mendapatkan berkah ya ^^

Oke, tak perlu lama-lama. Aku bawa part lagi, semoga suka ya, aku harap kalian meninggalkan jejak.

Terima kasih untuk kalian yang mau membaca cerita aku :)

See you 🍁

SHENNA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang