Hana tampak melenggang, keluar dari kamar ayahnya sambil merapikan poni ratanya. Baru saja gadis itu meminta izin untuk menghadiri acara bazar OSIS yang akan diadakan di salah satu cafe yang berada tidak jauh dari SMA Unggulan Bumi Khatulistiwa.
"Bang, malmingan ke cafe rose yang di dekat sekolah gue yok," ajak Hana yang mendudukkan diri di sofa sambil meraih remote TV dan memindahkan salurannya. "Sekalian mampir ke bazar yang diadain OSIS. Mininal traktir gue makan hehe," tambahnya cengengesan.
"Gak bisa," tolak Ragel segera. "Abang mau keluar juga."
"Oh, yaudah." Hana langsung memeluk lengan Ragel seperti anak kucing yang minta di manja. Biasa lah, ada udang di balik bakwan. "Sama-sama aja keluarnya. Nebeng hehe," ucapnya, membuat Ragel menyentil jidatnya. Hana jadi mengaduh dan melepaskan diri dengan bibir mengerucut.
"Kita beda jurusan dan boncengan gue mau diisi seseorang," akunya yang diakhiri senyuman tipis, membuat Hana yang melihatnya jadi memberikan tatapan menyelidik.
"Siapa?" tanyanya, walau berikutnya tidak ingin ambil pusing dan menebak asal saja. "Mbak kunti ya."
Sebenarnya Ragel ingin mengumpat, tapi ia hanya tersenyum sinis. "Bukan lah," jawab Ragel. "Tante girang."
Hana tergelak begitu saja mendengarnya. Abangnya ini parah sekali. Sudah jelas bahwa ia mau pergi malam mingguan dengan seorang perempuan. Eh, tapi orangnya malah dikatain dari belakang begini. Tidak takut apa kalau orangnya tiba-tiba tau dan mengamuk?
Sementara itu, Ragel tidak banyak merespon karena sibuk dengan notifikasi chat yang muncul di hpnya. Di saat yang bersamaan, Hana tersadar kembali.
"Kalau lo mau pergi, trus gue perginya gimana dong?" tanya Hana, menatap Ragel yang sudah sibuk menekan keyboard hpnya. "Gue kan masuk panitia. Jadi harus datang."
"Ck, ribet amat. Tetangga lo ketua OSIS," ujar Ragel santai.
"Ah, iya." Hana segera meraih hpnya di atas meja, walau berikutnya ia terdiam. Merasa gengsinya masih tinggi kalau mau menghubungi cowok itu duluan. Gadis itu kini hanya bisa menggigit jari, memandangi kontak Adelio yang sudah di depan mata.
Lalu seolah bisa mendengar isi hati gadis itu, tiba-tiba sebuah notifikasi dari yang bersangkutan muncul. Membuat Hana yang tadinya menjatuhkan kepala di sandaran sofa dengan bahu melemas, jadi menegak dan menjerit dalam hati. Ahk, peka banget!
Adelio : pergi sama siapa?
Hana : semdiri
Hana : sendiri*
Adelio : mau gue jemput?
Senyuman Hana merekah begitu saja. Dalam hati sudah memekik tertahan. Bahkan tanpa sadar kakinya sudah naik ke atas sofa dan menendang-nendang ke segala arah dengan tubuh yang terjatuh ke samping. Membuat Ragel yang duduk di sebelahnya jadi mendecak dan menepis kaki sang adik agar menjauh darinya.
"He, cacing kepanasan. Pindah lapak sana!" usirnya. Mulai merasa kesal dengan adiknya ini. Heran saja, kenapa Ragel yang baik hati dan tidak sombong bisa mendapatkan adik sedurhaka Hana.
Hana mencebik saja mendengarnya, lantas kembali mengetik di keyboardnya.
Hana : ih mau lah (delete)
Hana : boleh boleh (delete)
Hana : BISA LANGSUNG AJAK AJA GAK? GAK USAH PAKE EMBEL-EMBEL IJIN (delete)
Hana : kalau gak repotin
Adelio : ok
Adelio : gue udah di depan
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Vs Sekretaris OSIS [SELESAI]
Подростковая литература♡♡♡ Rival, tapi kok jadi begini .... Sudah jadi rahasia umum di SMA Unggulan Bumi Khatulistiwa bahwa Hana Adisty Permata selalu memusuhi Adelio Bintang Antares. Alasannya cukup sederhana, karena Adelio lebih unggul akademik dibandingkan dirinya, jug...