33 - Mengundurkan Diri

2.6K 230 5
                                    

Hana menoleh ke kanan, menatap rumah yang ada di sebelah rumahnya. Belum ada tanda-tanda kalau cowok berkacamata itu keluar dari sana. Bahkan pagar rumahnya saja masih tertutup rapat.

Gadis berpita rambut merah itu menghela napas lelah. Sudah hampir sepuluh menit ia berdiri di depan rumahnya. Ayahnya pun sudah pergi sejak lima menit yang lalu. Namun Adelio tidak kunjung menunjukkan batang hidungnya.

Kalau tahu begini, lebih baik Hana minta diantar ayahnya sampai jalan besar di luar perumahan. Lalu naik angkot sampai sekolah. Padahal Hana sudah senang sendiri saat kemarin dipaksa pulang dan pergi sekolah bersama cowok itu, tapi lihatlah sekarang. Bibirnya tampak mengerut, agak merasa kesal sebenarnya.

"Dia lupa apa gimana?" Hana mulai bermonolog. "Jangan-jangan udah berangkat dari tadi," tuturnya agak cemas, takut ditinggalkan oleh yang bersangkutan.

Dengan cepat Hana merogoh saku dan mengambil hp, berniat mengirimkan pesan pada Adelio. Meminta kepastian tentang kalimatnya kemarin.

Room chat Hana - Adelio

Hana : bapak ketos jadi berangkat bareng gak sih?

Hana : kalo enggak jadi bilang atuh:) Nanti Hana ketinggalan angkot

Adelio : otw

Tidak lama setelah itu, pagar di sebelah rumahnya pun berdesing pelan. Lalu sebuah motor keluar bersama seorang cowok yang tampak mengenakan jas OSIS, membuat Hana yang menoleh jadi tersenyum lega.

Tapi senyuman Hana luntur seketika saat Adelio menaikkan kaca helmnya dan tersenyum padanya.

Tidak. Bukan senyuman tulus seperti biasanya. Ini terlihat suram dan terlalu dipaksakan menurut Hana. Bahkan di bawah kelopak matanya ada garis hitam samar, menandakan bahwa cowok berkacamata itu kurang tidur.

"Sorry, Han. Gue ada urusan tadi, jadi agak telat."

Suara Adelio terdengar serak, membuat Hana menipiskan pandangannya dan terdiam. Bibirnya tiba-tiba kelu.

Apa mungkin Adelio mikirin tanggapan gue tentang isi buku itu? Ah, kayaknya bukan--

"Kok diem aja?" tegur Adelio, menatap bingung gadis di sebelahnya ini. Membuat Hana yang membatin jadi berhenti dan menatapnya dalam. "Ayo, naik."

Hana mengangguk saja dan segera memasang helmnya. Kemudian naik ke motor. Setelah melirik Hana lewat kaca spion, memastikan bahwa gadis itu sudah siap. Adelio pun melajukan motornya, meninggalkan kawasan perumahan bougenville.

Di perjalanan hanya ada keheningan yang menemani. Hana dengan pikirannya, begitu pula Adelio yang harus fokus ke jalanan, walau sebenarnya cowok itu mati-matian menyembunyikan perasaannya sedang berkecamuk karena sesuatu.

Hana tampak menggigit bibir bawahnya. Merasa tidak tahan lagi dengan kecanggungan ini.

"Lio--"

Sebuah notifikasi chat pun menginterupsi kalimatnya, membuat Hana menunduk pada hpnya.

Room chat Hana - Rizela Ismiyana

Rizela Ismiyana : Han, nanti sore gue gak jadi datang. Ada urusan mendadak soalnya. Besok lo sibuk gak?

Hana : kayaknya enggak. Mau ngomongin apa? Lewat chat aja

Rizela Ismiyana : gak bisa. Gue harus ngomong langsung

Hana : yaudah

Begitu tiba di sekolah, Hana langsung turun dari motor. Melepas helm dan memberikannya pada Adelio saat cowok itu menjulurkan tangan, memintanya. Kemudian berjalan beriringan meninggalkan parkiran.

Ketos Vs Sekretaris OSIS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang