"Baiklah. Dikarenakan semua materi sudah selesai saya jelaskan, hari ini kita akan adakan ulangan harian saja."
Kalimat yang dilontarkan oleh pak Surya pun sukses membuat Hana menjadi pusat perhatian kala itu.
Bagaimana tidak? Ulangan harian mendadak adalah mimpi buruk bagi hampir seluruh pelajar. Termasuk teman sekelas Hana. Bahkan tidak terkecuali Hana sendiri. Cewek yang kerap mengenakan pita merah ketika mengikat rambutnya itu terlihat mengerutkan alisnya.
"Wah, Han. Bisa-bisanya gak ada bocoran kalau hari ini kita bakal ulangan," protes Ikram yang duduk di seberang tempat duduk Hana.
"Ho'oh. Jahatnya," tambah Deno yang berada di sebelah Ikram.
Merasa tersudut, Hana pun menoleh pada dua cowok itu. "Sumpah, gue gak tau kalau bapak gue bakal ngasih ulangan mendadak hari ini!" pekik Hana membela diri. Fely dan yang lainnya pun sontak menutup telinga.
Pak Surya menatap tajam pada sang putri. "Yang berteriak itu siapa?" tanyanya.
Hana meringis. Ayahnya itu tidak pandang bulu kalau sedang mengajar, sementara dirinya tidak bisa mengontrol volume suara ketika kesal.
"S-saya, Pak." Hana mengacungkan telunjuknya sambil mencibir teman-temannya yang terlihat tertawa dalam diam.
"Ares, kamu tukar tempat dengan Hana."
Mendengar perintah itu, semua yang berada dalam kelas pun hampir saja menyemburkan gelak tawa.
"Nah, mantap tuh. Ketos sama sekertaris OSIS duduk barengan," kata Deno yang diangguki Ikram.
"Lah, bukannya nyelesaiin ulangan mtk, mereka malah rundingin proker OSIS sampe adu bacot. Hahahaha," tambah Ikram.
"Eh, duo racun. Diem lo!" Akhirnya Fely turut ikut campur. Lama-lama ia gemas dengan tingkah dua cowok yang duduk di seberang bangkunya dengan Hana itu.
"Ikram, Deno, kalian pindah ke depan juga," titah pak Surya, membuat keduanya menurunkan bahu lemas.
"Yah, Pak ...."
"Gak ada protes. Cepat ke depan." Pak Surya kembali menatap Hana yang terlihat mengerucutkan bibir. "Kenapa belum pindah? Mau nilainya dikurangin?"
Hana menggeleng cepat dan segera mengumpulkan semua perlengkapannya.
"Good luck, Han." Fely mengangkat kedua tangannya sambil memberikan semangat pada Hana.
"Lo juga. Hari ini gak ada contekan dari gue, haha."
"Eh, astaga dragon. Mampus, gue baru ingat," ucap Fely sambil menepuk jidatnya. Hana terkekeh pelan dan bertukar tempat dengan Ares.
"Hiks srot," gumam Fely.
Melihat Hana yang sudah duduk di tempat Ares, pak Surya pun mulai mendikte soal.
"Ulangan kali ini, nilai gue bakal lebih tinggi dari lo," kata Hana yang baru saja selesai menulis soal di kertas selembarannya.
"Oh, ya?" ucap Adelio meremehkan. Cowok itu tidak menoleh dan hanya terpaku pada pak Surya yang terlihat bersiap untuk mendikte soal selanjutnya.
"Iyalah."
Adelio mengalihkan tatapannya pada Hana. "Lo mau taruhan?"
"Siapa takut," jawab Hana.
"Gue jamin lo bakalan kalah lagi."
"Sialan. Liat aja ntar."
"Oke. Yang kalah harus bersihin sekret OSIS selama seminggu. Sendirian doang," ucap Adelio dengan seringaian. Hana menelan ludah dan berkata, "Deal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Vs Sekretaris OSIS [SELESAI]
Ficção Adolescente♡♡♡ Rival, tapi kok jadi begini .... Sudah jadi rahasia umum di SMA Unggulan Bumi Khatulistiwa bahwa Hana Adisty Permata selalu memusuhi Adelio Bintang Antares. Alasannya cukup sederhana, karena Adelio lebih unggul akademik dibandingkan dirinya, jug...