30 - Diabetes

2.4K 260 17
                                    

"Eh, Han, tunggu dulu!" Fely tampak menahan Hana yang baru saja akan masuk ke dalam kelas. "Elo beneran dm-an sama HAF_Official?!" tanya Fely yang lebih terdengar memerotes, tidak terima.

Wajar jika Fely merasa cemburu. Ini HAF_Official. Ilustrator yang ia ketahui memiliki fansclub bernama Hafelover. Bahkan Fely termasuk di dalamnya. Bisa dibilang, ia juga fans berat sama orang ini dan malah Hana yang dinotice?!

Bayangkan saja bagaimana irinya seorang Fely saat teman sebangkunya itu malah pamer di medsos pribadi miliknya. Hanya saja ya begitu, si pemilik akun tidak pernah ingin mengungkap identitasnya sama sekali pada siapa pun. Bahkan pada fansnya sekali pun. Tapi itulah salah satu daya tarik si HAF_Official ini. Dia begitu misterius dan membuat para fans jadi bertanya-tanya. Sebenarnya siapa orang dibalik akun itu.

"Yaiyalah. Hana gitu loh," sahut Hana menyombongkan diri. Fely mencibir saja, walau berikutnya ia mengangkat alis saat Hana mendadak berlari ke bangkunya dan berpura-pura tertidur di sana.

"Elo ngapain, nyet?" tanya Fely heran.

"TIDUR PAGI LAH," pekiknya dengan wajah yang membenam ke atas tas.

"Lah, si bego."

Gadis berambut bob itu menoleh lagi ke arah pintu masuk kelas. Matanya melebar begitu saja saat Adelio masuk ke dalam kelas lengkap dengan jas OSIS miliknya. Sekarang Fely paham.

Sementara itu, Adelio tampak menyimpan tasnya di bangku depan--dekat jendela. Kemudian ia menoleh pada Hana, lalu mengulum senyum.

"Han--"

"Nah kebetulan," potong Deno segera saat ia berjalan masuk ke dalam kelas dan menemukan si ketua OSIS di sana. "Temenin gue nyetor duit bazar kemarin ke Vino." Deno hendak menarik kerah belakang jas OSIS Adelio, namun cowok itu langsung menjauh.

"Kok gue? Partner in crime lo mana?" tanya Adelio, menyinggung Ikram yang selalu satu paket dengan Deno kalau ke mana-mana.

"Ada urusan negara katanya," jawab Deno santai.

"Oh, yaudah. Tunggu bentar," kata Adelio yang kemudian membuka tas dan mengambil sebuah kertas yang Deno lihat ada coretan pensil di sana. Hanya sekilas karena Adelio langsung menggulungnya, menandakan bahwa ia tidak ingin siapa pun melihatnya.

Adelio kembali menatap Hana di sana. Gadis berpita merah itu masih bergeming, membuat Adelio jadi tersenyum. "Han, ke mading aja kalau elo mau liat hasilnya. Gak usah sok malu gitu."

"Paan di mading?" tanya Deno tidak paham, begitu pula Fely yang mendengarnya di sana. Adelio hanya terkekeh, tidak menjawab. Menepuk bahu kiri Deno, lantas mengajaknya keluar kelas.

Setelah dua orang itu pergi, Fely segera menghampiri Hana. Duduk di sebelahnya dengan raut penasaran. "Apa-apa? Han, apaan?" tanya Fely sambil menggoyangkan bahu gadis itu, membuat Hana jadi mendecak dan mengangkat kepalanya. Walau berikutnya ia melengos karena Fely menunjuk pipinya yang sudah memerah di sana.

"Lah, blushing anaknya Pak Surya."

"Bapak gue udah pindah ngajar."

"Gak usah pengalihan isu," tegur Fely sambil menoyor dahi Hana, membuat gadis itu mendengkus. "Itu maksud si Adelio apaan di mading?"

"Itu kemarin dia gambar, trus gue yang dijadiin objeknya," ucap Hana sambil melirik ke sisi lain. Merasa malu kalau mengingat bagaimana wajah serius pemuda itu saat menatap dirinya. Walau hanya kepentingan menggambar, tapi tetap saja hatinya dibuat lemah.

"What? Adelio jago gambar?!" pekik Fely tanpa sadar, membuat teman kelas yang lain mendecak karena merasa terganggu.

"Gue juga agak kaget sih--"

Ketos Vs Sekretaris OSIS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang