Chapter 46

2 1 0
                                    

Di kantin

     "Kita mau duduk di mana?" Tanya Tiara.

     "Di mana aja yang kosong." Jawab Vino.

     "Eh, Tania nyari tempat duduk juga?" Ucap Tiara.

     "Iya nih."

     "Yaudah bareng aja, kan kita juga udah lama gak kumpul bareng."

     "Boleh."

     "Eh tuh di situ kosong." Ucap Tiara sambil menunjuk. Mereka pun mengikuti Tiara dengan nampan yang berisi makanan yang mereka bawa.

Mereka pun makan makanan mereka dalam diam, tak ada yang bersuara, hanya denting sendok saja yang berbunyi.

     "Udah gak papa kalo dia mau bergabung sama yang lain, kan semua orang berhak memilih kan?" Ucap Tania bijak karena ia melihat pandangan Tania ke arah Tami yang tadinya sedang makan sendiri, yang sekarang Erika duduk di sebelahnya.

Sedangkan para cowo, mereka hanya memperhatikan sambil mengunyah makanan mereka.

     "Iya sih, tapi yang gue bingung kenapa harus Erika gitu?" Ucap Tania sambil memandangi meja Tami.

     "Gue juga mikir gitu sih, atau jangan-jangan, Erika mengompori Tami, bisa aja kan kemarin dia denger kita bicara, waktu kita bilang mau jodohin dia sama Adit." Uvap Vino.

     "Tapi masuk akal sih?" Ucap Bagas menimpali.

     "Ih udah ah, cepetan makannya, bentar lagi bel." Ucap Vino sambil melihat jam tangannya, mempercepat makannya.

                              ***

Saat jam pulang sekolah

Vino dan Tiara sudah di depan motornya, mereka janjian akan ke toko buku, mereka akan membeli buku, karena ujian sebentar lagi akan diadakan.

Sesampainya di depan toko buku

     "Vino bukain." Ucap Tiara manja.

     "Uh kaya gitu aja gak bisa, dasar bocar." Vino membukakan helm Tiara, yang sedang memanyunkan bibirnya.

     "Jelek tahu, kamu manyun kaya gitu." Sambil mengetok helm Tiara dan melepasnya.

     "Kamu nyebelin ya, tadi gombalin aku terus sekarang ngatain aku. Pokoknya aku ngambek!" Ucap Tiara sambil berlari memasuki toko buku.

     "Hei, jangan ngambek dong!" Teriak Vino sambil mengejar Tiara.

Di dalam toko buku

     "Udah dong ngambeknya." Bujuk Vino pada Tiara yang sedang membaca buku tapi tak didengar oleh Tiara, ia malah bejalan ke sana ke mari mencari buku.

     "Habis ini kita ke toko es krim deh, kita beli es krim ya."

     "Mendengar itu pun, Tiara langsung menoleh, ia sangat suka dengan es krim. "Mau."

     "Giliran dibujukin itu aja cepet, dasar bocar." Gerutu Vino pelan, tapi masih didengar Tiara.

     "Yaudah gak usah!" Ucap Tiara cepat.

     "Ih jangan gitu dong. Yaudah nanti kita ke toko es krim ya." Ucap Vino lembut sambil mengelus rambut Tiara.

                            ***

Vino menoleh menatap Tiara yang sedang memakan es krimnya dengan lahap, tanpa sadar ia tersenyum.

     "Ra."

     "Hm."dehemnya yang masih menjilati es krimnya.

     "Ada noda di bibir kamu."

     "Hah? Mana?" Tiara mencari-cari dengan meraba-raba.

     "Sini-sini, sama aku." Ucap Vino lalu ia pun mengelap noda itu dengan tangannya. Tiara yang melihat itu pun jantungnya langsung berdetak cepat dua kali lipat dan semoga saja Vino tidak mendengarnya.

     "Makasih." Ucap Tiara dengan nada santai, agar ia tak terlihat gugup.

     "Iya. Suka banget sih sama es krim, sampai-sampai gak nyadar kalo makannya belepotan. Udah mirip Caca aja, makanya aku manggil kamu bocah tadi."

     "Es krim itu makanan yang enggak pandang umur tau, baik anak kecil sampai orang dewasa juga suka."

     "Aku enggak suka es krim tuh."

     "Berarti kamu bukan manusia." Lagi-lagi Tiara berlari, setelah mengatakan itu, tujuannya ingin membuat Vino kesal.

     "Tiaraaaaaaa!"

                            ***

     "Udah sana masuk. Jangan lupa belajar ya, bentar lagi kita ujian." Ucap Vino sambil tersenyum.

     "Iya, kamu juga ya."

     "Pasti dong. Yaudah aku pulang dulu ya. Dah." Vino pun menyalakan mesin motornya.

     "Dah." Ucap Tiara tersenyum sambil melambaikan tangan.

Tiara pun masuk ke rumah setelah melihat motor Vino yang sudah jauh meninggalkan rumahnya.

                             ***

cahaya cinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang