Tiara dan Tania sedang menunggu Tami di depan kelasnya, karena sebelumnya mereka sudah mengirim pesan pada Tami untuk menunggu di depan kelas mereka dan sekalian juga Tania akan jujur pada Tami.
"Lama banget sih?" Ucap Tiara.
"Sorry-sorry. Yaudah yuk cepetan gue laper." Tami menarik tangan kedua sahabatnya. Tania dan Tiara pun saling berpandangan, karena baru saja ia akan bilang, tapi tangannya terlebih dahulu di tarik Tami.
***
Di kantin
Mereka bertiga duduk dengan tenang, karena tak ada yang berbicara diantara mereka, hanya ada dentingan sendok dan garpu saja yang berbunyi.
Tiara melirik Tania, agar ia segera berbicara. Tania yang dilirik pun mengerti.
"Eh Tam, ada yang mau gue omo..."
"Ni, loe ngomongnya nanti aja ya, gue kebelet nih, gue ke toilet dulu ya, bye." Ucap Tami lalu berlari pergi.
"Huft," Tania membuang napasnya dan melirik Tiara. "Gagal lagi Ra."
Tiara yang melihat itu pun menepuk bahunya. "Udah loe sabar dulu, masih ada waktu lain." Ucapnya dan diangguki oleh Tania.
Waktu berjalan ke kelas.
"Eh Ni, Tam, gue tinggal dulu ya, gue kelupaan sesuatu, yaudah gue balik dulu ya ke kantin, kalian duluan aja." Ucap Tiara dan berlalu pergi.
"Eh Tam, ngelanjutin pembicaraan yang tadi, gue mau ngomong kalo sebenarnya... gue dan Bagas itu udah jadian. Maaf gue baru sempet ngomong ini, tapi loe gak ma... marah kan sama gue?" Ucap Tania tiba-tiba berbicara, karena sebelumnya keadaan hening.
"Tam, loe marah ya sama gue?" Ucap Tania karena tak ada jawaban dari Tami.
"Tam, loe beneran ma..." Tania melirik Tami. Oh pantes saja Tami tidak menjawab, ternyata ia sedang memakai headset sambil bermain ponselnya.
"Ih udah cape-cape dan beraniin untuk ngomong, tahu-tahunya lagi pake headset sambil main hp, ih nyebelin." Kesal Tania sambil menghentak-hentakan kakinya di lantai saat melihat Tami berjalan duluan meninggalkannya.
"Kenapa loe ngeliatin dia terus? Suka ya loe?" Goda Bima teman sekelas Adit, saat ia melihat Tami hanya menunduk, memainkan ponselnya setelah berpapasan dengannya.
"Hehe, kelihatan banget ya?" Jawab Adit sekaligus bertanya sambil menyengir.
"Iyalah. Kalo loe suka, kenapa loe gak tembak aja?"
Mendengar itu muka Adit langsung murung. "Gak bisa, dia udah suka sama orang. Udah ah jangan ngomongin itu."
"Eh tapi bisa tahu, tinggal loe bikin dia suka aja sama loe."
Adit menggelengkan kepalanya. "Gak bisa."
"Adit suka sama Tami?" Gumam Tiara, yang dari tadi mendengarkan pembicaraan mereka dari balik tembok.
***
"Eh Ni, eh Ni, gue ada kabar." Ucap Tiara antusias sambil berlari kecil menuju Tania yang sedang duduk, sudah ada Vino dan Bagas juga di sana.
Sekedar info Tania sudah memberitahu Bagas kalo dirinya gagal memberitahu Tami yang sebenarnya. Tapi Bagas tidak marah, ia malah menyemangati Tania agar bersemangat memberitahu Tami di hari yang lain.
"Apaan?" Tanya Tania datar.
"Tapi sebelumnya, loe tadi berhasil gak ngasih tahu Tami?" Tanya Tiara yang sudah duduk di bangkunya, di sebelahnya.
"Tadinya berhasil, tapi pas gue lihat dia malah lagi pake headsetnya dan mainin hp nya, ya otomatis omongan gue gak didengerlah sama dia. Padahal gue udah cape-cape tuh ngomongnya, udah ngebraniin diri juga lagi, eh tahu-taunya gak didengerin." Kesel Tania saat mengingat itu lagi.
"Yaudah loe yang sabar aja ya."
Tania mengangguk. "Tadi loe punya kabar apa?"
"Oh itu." Tania baru ingat. "Gue baru tahu kalo ternyata si Adit itu suka sama Tami."
Mendengar itu pun semua temen-temennya bengong termasuk Tania. "Yang bener sayang?" Tanya Vino yang masih tak percaya. Karena yang ia tahu, Adit itu memang suka bermain-main dengan semua perempuan dan tidak pernah diambil ke hati, semua gombalannya.
"Iya, sayang, aku denger sendiri dia ngomong sama temennya tadi pas mau jalan ke sini."
"Gimana... kalo kita bikin Tami suka sama Adit, ya daripada loe gagal terus ngomong sama Tami dan itu ngebuat persahabatan kita gak akan hancur kan?" Usul Tiara.
"Iya juga ya, bagus juga ide kamu, sayang." Ucap Vino dan Tiara hanya tersenyum.
"Loe yakin? Terus kalo itu gak ngebuat Tami suka gimana?" Tanya Tania sekaligus khawatir.
"Ya apa salahnya dicoba dulu sih" Ucap Tiara.
"Bener Ni, apa kata Tira, apa salahnya kita coba." Ucap Bagas.
"Yaudah deh, aku nurut aja." Pasrah Tania.
"Oh, jadi Adit suka sama Tami, temennya Tiara dan temennya itu suka sama Bagas, tapi Bagas malah udah pacaran sama Tania. Ini menarik sih." Ucapnya sambil tersenyum. "Kita lihat aja Tiara gue akan membuat persahabatan loe hancur, jadi kalo persahabatan loe hancur, loe juga akan hancur."
Tak lama bel masuk pun berbunyi dan siswa-siswi pun mulai berdatangan masuk dan duduk di bangkunya masing-masing.
***
Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, sekarang Tiara dan teman-temannya berjalan menuju parkiran, sambil mengobrol dan bercanda.
Bruk
"Maaf gak sengaja." Ucap Erika sambil menatap ke arah lain.
"Eh, cewe ganjen! Loe pasti sengaja kan nyandung kaki Tiara." Ucap Tami.
"Ih nyolot amat sih nih orang, emang gue gak sengaja kok." Bohong Erika, yang jelas-jelas ia menyandung kaki Tiara.
"Udahlah, kan dia bilang gak sengaja." Ucap Tiara menenangkan Tami yang amat kesal dengan Erika.
"Oh iya nih." Erika menyodorkan undangan dan Tiara menerimanya. "Dateng ya."
"Oh iya, gue baru inget kalo loe ulang tahun sekarang, selamat ulang ta..."
"Ngucapinnya nanti aja." Ucap Erika memotong ucapan Tiara. "Oh iya loe boleh kok ajak temen-temen loe." Ucap Erika memberhentikan langkahnya dan kembali melanjutkan langkahnya.
"Ih, nyebelin banget sih, tuh orang, pengin gue smakdown tau enggak?" Kesal Tami sambil melayangkan tangannya di udara.
"Iya, sama gue juga." Ucap Tania menimpali.
"Yaudah yuk ah." Ucap Tiara merangkul merangkul kedua sahabatnya untuk segera berjalan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
cahaya cinta (End)
عاطفيةmenceritakan tentang kehidupan anak sekolah bernama Tiara.dia adalah murid yang pintar,cantik tapi sayang dia mempunyai kelakuan yang kurang baik.tapi tiba-tiba ada seorang pria yang masuk ke kehidupannya,tapi apakah pria itu bisa mengubah sifat gad...
