Epilog

4 1 0
                                    

     "Pokoknya kamu hubungin aku ya setelah sampe sana." Ucap Tiara sambil bergelendotan di  lengan Vino.

     "Iya sayang. Kok kamu jadi posesif gini sih?" Vino tersenyum sambil mengusap puncak kepala Tiara.

Ya, sekarang Tiara sedang berada di terminal untuk mengantar Vino, pasalnya Vino mendapat beasiswa di universitas Semarang, seperti keinginannya. Sedangkan Tiara dan yang lainnya tetap berkuliah di Jakarta.

     "Ya, kan aku takutnya kamu kepicut sama cewe lain gitu yang lebih cantik dari aku."

Vino tertawa. "Engga mungkinlah sayang, aku kepincut cewe lain, cewe yang kaya kamu ini, cuma ada satu, ya kamu ini."

     "Kenapa mukanya merah gitu?" Goda Vino.

     "Aahhh Vino, kamu godain aku mulu."

     "Haha, gak papa aku seneng godain kamu, soalnya muka kamu merah kaya tomat setiap aku godain."

     "Vino!"

     "Apa sayang?"

     "Iih udah napa." Kesal Tiara.

     "Haha, ngelihat kamu kaya gini, aku jadi gak mau pergi."

     "Jangan gitu, ini kan keinginan kamu dari dulu, dapet beasiswa."

     "Haha iya iya. Yaudah aku pergi deh, keburu berubah pikiran, ngelihat kamu." Ucap Vino berbalik tapi tangannya dicekal oleh Tiara.

     "Ih nanti dulu napa, kamu gak mau kangen-kangenan dulu sama  aku."

     "Hehe pengin sih."

     "Yaudah sini duduk." Ucap Tiara menarik tangan Vino ke arah bangku yang ada di sebelahnya.

     "Kita foto yuk." Ucap Tiara.

Cekrik

     "Sekali lagi deh." Ucap Tiara.

Cekrik

     "Sekali lagi, sekali lagi, mau aku cetak soalnya terus aku pilih yang bagus buat di figurain." Ucap Tiara dan Vino pun menurut saja.

     "Ih bagus, jadi bingung mau pilih yang mana. " Ucap Tiara bicara sendiri sambil melihat-lihat hasil foto mereka.

     "Yang lain gak pada ke sini apa ya?" Gerutu Vino sambil menoleh ke arah kiri.

     "Gak tau, lagi pada sibuk ngurusin persiapan kuliah kali."

     "Jahat banget sih, lebih milih kuliah nya dibanding nganterin temennya sendiri." Ucap Vino lesu.

     "Udah ya sayang, kan masih ada aku." Ucap Tiara sambil mengelus bahu Vino.

Mendengar itu Vino tersenyum sambil memandangnya.

     "Eh, kayanya bisnya udah mau jalan deh, yaudah aku pergi dulu ya." Ucap Vino yang melihat ke arah bis yang akan ditumpanginya.

     "Apa lagi?" Ucap Vino karena lagi-lagi tangannya dicekal oleh Tiara waktu ia ingin beranjak pergi.

     "Ih bentar dulu, aku kan masih kangen sama kamu." Ucap Tiara yang ikut berdiri.

     "Tiara, aku harus pergi. Lagian kan kamu kalo kangen bisa nyusulin aku ke sana." Ucap Vino tersenyum sambil menggenggam kedua tangan Tiara.

     "Hehe. Tapi bener ya kamu ngabarin aku setelah sampe sana, juga sering-sering telpon aku, vidio call, chat, pokoknya ngabarin!"

     "Iya sayang. Yaudah ya, aku berangkat."

     "Iya." Jawab Tiara singkat.

     "Tiara." Panggil Vino lembut karena tangannya tetap digenggam erat oleh Tiara. Seperti enggan berpisah.

     "Hehe." Nyengir Tiara, karena tau panggilan Vino.

     "Kamu hati-hati ya." Ucap Tiara.

     "Iya." Jawab Vino.

     "Kok masih di sini? udah sana, bisnya udah mau jalan tuh."

     "Gimana mau jalan? Orang tangan aku masih digengam terus sama kamu."

     "Hehe." Nyengir Tiara dan langsung melepaskan ganggaman tangannya dari Vino.

     "Hati-hati ya! Jangan lupa kabarin aku kalo udah sampe!" Teriak Tiara sambil melambaikan tangannya pada Vino.

     "Iya!" Jawab Vino sambil  tersenyum dan membalas lambaian tangan Tiara.

                            ***

   

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

cahaya cinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang