Chapter 16

9 1 0
                                    

     Sesampainya di kelas.

     "Hosh...hosh." suara helaan nafas Tiara karena sebelumnya ia berlari menuju kelas.

     "Kenapa loe? Habis dikejar hantu?"tanya Tami setelah melihat Tiara berada di pintu kelas.

     "Gue belum telat kan?"

     "Belum, guru nya juga belum datang."

     "Syukurlah."

     Tiara pun berjalan ke bangkunya.

     "Tadi gue ketemu Vino di parkiran, dia lari-lari dan nabrak gue, makannya gue takut, kirain gue udah telat."

     "Ciee kompakan takut telat."

     "Apaan sih loe."

     Di kejauhan, Tania hanya melihat Tiara dan Tami yang sedang bercengkrama, dalam hati ia ingin bergabung tapi apa daya mereka sedang marahan. Seketika Tania teringat kata-kata Bagas waktu di taman.

     "Apa iya ya gue harus baikkan sama mereka?" berbicara monolog.
    
     Tiara mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, ternyata yang dikeluarkannya adalah kotak bekal.

     "Emang loe gak sempet sarapan?"

     "Gak, males gue kalo harus makan sendiri di rumah."

     "Emang nyokap loe kemana?"

     "Biasa, pergi lagi dia, makanya gue bawa aja roti."

     "Mau?" Tawar Tiara sambil memakan rotinya dan melihat muka Tami yang seolah ingin minta.

     Tami pun mengangguk semangat.

     "Yaudah nih ambil aja." Tiara mendekatkan tempat bekalnya pada Tami.

     "Makasih, loe emang baik deh."

     "Hm."
    
     "Assalamualaikum anak-anak." Suara itu menandakan bahwa guru yang akan mengajar sudah masuk.

     "Waalaikumsalam bu!" serempak murid-murid.

     "Baru juga mau makan," ucap Tami lirih.

     "Haha, rasain loe."

     "Ada yang ingin ibu umumkan kepada kalian bahwa angkatan  kelas 11 baik ipa dan ips akan mengadakan kemping sekolah." Semua siswa pun bersorak senang mendengar itu.

     "Kok dadakan bu?" Tanya seorang siswa.

     "Iya soalnya kata kepala sekolah setelah ulangan ini tidak ada lagi libur-liburan!"

     "Yah.." ucap para murid lemas.

      "Kemping akan dilaksanakan 2 hari dan ini wajib untuk diikuti, satu lagi ibu mau bagikan surat ini untuk ditanda tanggani bahwa orang tua kalian setuju untuk mengikuti kegiatan ini." Mengerti?"

     "Mengerti bu!" jawab semua murid.
                              ●●●

     Malam harinya di rumah Tiara.

     Tiara sedang mondar-mandir di ruang tengah menunggu mamahnya pulang. Ia ragu untuk mengatakan bahwa dia akan kemping. Tak lama, terdengar suara ketokan pintu Tiara pun berjalan ke pintu untuk membuka pintu.

     "Hai sayang." ternyata yang datang adalah mamahnya.

     "Mah, Tiara mau ngomong dong."

     "Mau ngomong apa sih sayang? Tapi sebelum itu tolong bikinin mamah teh manis panas dulu dong."

     Tiara pun berlari ke dapur untuk membuatkan teh manis untuk mamahnya. Tak lama ia pun kembali lagi dengan teh yang sudah dibawanya.

     "Makasih sayang."

     "Mah..." belum Tiara selesai bicara mamah nya memotongnya.

     "Aduh, entar deh ya ngomongnya, mamah mau mandi gerah banget."

     Tiara pun membuang nafasnya. "Nyesel udah buatin teh buat mamah," ucap Tiara dan langsung pergi meninggalkan mamahnya.
                             ●●●

     Di kamar Tiara.

     "Ishh selalu aja gitu, selalu mentingin diri sendiri, gak pernah mau ngertiin anaknya," ucap Tiara berbicara monolog.

     "Terus gimana dong ini?" ucap Tiara lagi sambil memperhatikan kertas yang di pegangnya.

     "Tau ah, gue aja yang tanda tangan," ucap Tiara beranjak dari tempat tidur yang didudukinya untuk mengambil pulpen di meja belajar dan setelah selesai mendatangani kertas itu, ia langsung memutuskan untuk tidur.

     Tok tok tok.

     "Tiara kamu udah tidur?" Terdengar suara ketokan pintu dan ternyata suara itu mamahnya.
Tak mendengar suara, Rini memutuskan untuk masuk ke dalam kamar.

Ceklek.

     "Sayang." Panggil Rini yang sudah duduk di sebelah Tiara.

     "Kamu udah tidur nak? Maafin mamah ya tadi mamah cape banget, yaudah katanya kamu mau ngomong, mau ngomong apa sayang?" Tanya Rini sambil mengusap-usap badan anaknya.

     "Gak jadi!" jawab Tiara ketus.

     "Jangan gitu dong sayang, mamah kan tadi cape habis cari uang buat kamu, kamu harus ngertiin dong sayang, jangan kaya anak kecil ah," ucap Rini berbicara lembut.

     "Mamah ngerti kamu marah sama mamah, karna mamah gak selalu ada buat kamu, tapi kamu harus ngerti dong sayang, mamah kaya gini buat siapa? Ya buat kamu, buat sekolah kamu,nbuat makan juga, kalo mamah gak kerja kamu bayar sekolah nya dari mana? Terus kita makannya gimana?" ucap Rini panjang lebar.

     "Yaudah kalo kamu gak mau ngomong gapapa," ucap Rini lagi dan langsung meninggalkan Tiara.

                              ●●●

cahaya cinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang