39. Rela Atau Merelakan?

1K 98 10
                                    

maaf banget aku jarang update... dari awal januari aku lumayan sibuk, ditambah aku udah kelas 9 sebentar lagi bakalan ada ujian praktek hshshs, aku harap kalian bisa ngertiin aku ya? makasih sebelumnya, enjoy...

•••


Dan disinilah mereka berakhir, duduk berdua di dalam mobilnya Nathan dengan suasana canggung. Diam-diam Nada meremas bajunya gugup, entahlah ia bingung harus berbuat apa ditambah hanya berdua bersama Nathan.

"Aku kangen. Kamu gimana kabarnya?"

Tiba-tiba tangan Nada yang semula berada di atas pahanya, diangkat pelan kemudian digenggam jemari-jemari mungil tersebut dengan erat. Tak lupa sesekali ia kecupi punggung tangan si gadis gemas.

"Aku baik-baik aja kamu?"

"Aku engga baik-baik aja, setiap hari aku kangen kamu. Ralat, setiap detik. Rasanya ingin mati aja." Sahutnya diiringi senyuman yang tak pernah berubah belakang ini.

Nada salting, pipinya tiba-tiba memanas. Oh astaga, padahal Haikal sering banget ngegombal tapi rasanya kali ini beda.

"Udah dong saltingnya, mau jajan engga? Aku lapar."

"Engga, siapa yang salting coba." Elaknya berusaha menarik tangannya dari tangan Nathan.

Namun Nathan justru tersenyum puas, si pemuda tadi dengan entengnya mengecup pipinya lama. Membuat Nada membulatkan matanya terkejut.

"K-katanya mau jajan? Ayo."

"Ey, pipi kamu gemess. Sini aku kecup lagi."

"Nathan udah! Meresahkan banget..."

"Meresahkan hati kamu sih iya."

"Shut up your mouth Nathan. Ayo keluar, ga lucu kalo dikira pasangan mesum."

"Ya kan aku pasangan kamu, ya engga papa dong."

"Ngarep! Udah ayo."

Lagi dan lagi Nathan tersenyum puas melihat tingkah lakunya Nada. Makin tua malah makin gemesin sih, Nathan kan jadi engga kuat. Engga kuat pengen jailin maksudnya.

Di trotoar jalan keduanya berjalan berdampingan layaknya sepasang kekasih yang lagi kasmaran. Tangan mereka saling menaut antara satu sama lain, membuat pejalan kaki iri.

Sedetik kemudian Nathan melepaskan gandengan mereka dan mulai memeluk Nada dari belakang. Tangannya mengalun manja dileher Nada dan hal tersebut sukses membuat jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.

"Eh Na diliatin orang ih, ga malu?"

"Ngapain malu? Kan sama kamu, iya kan sayang?"

"Heh apaan, udah ah berat sana! Ga sadar apa badan kamu tambah gede aja?"

"Ih kaya yang pernah liat perut aku aja."

"Nana ucapan mu ih!"

"Adadaw! Sakit..."

"Ya makanya ucapannya jaga, lagi di tempat umum juga."

"Iya deh ga lagi."

Keduanya tertawa ringan, tangan Nathan masih setia mengalun di leher Nada dari belakang. Pejalan kaki yang kebetulan lihat interaksi mereka hanya bisa tersenyum senang, dasar anak muda kerjaannya bucin mulu.

Sesampainya di minimarket Nathan maupun Nada kini mengambil troli belanja dan langsung keliling minimarket untuk beli jajanan apa yang mereka mau.

Tawa dan canda terdengar begitu indah bagi mereka berdua, sudah lama ternyata. Dan Nathan benar-benar merindukan suasana seperti ini, apalagi bersama Nada.

Racing 2 ; Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang