19. Misunderstand

633 114 30
                                    

kalian rindu aku engga nih? hehe...

🦋

Setelah pertandingan basket selesai, para panitia osis akan menyelenggarakan langsung pertandingan futsal di lapangan tertutup. Karena cuaca yang kurang mendukung, alhasil tempat dipindahkan ke dalam ruangan. Tepatnya demi kenyamanan bersama.

Nada duduk di bangku penonton, sesekali melirik tim kelasnya yang saat ini tengah berkumpul melingkar di sisi lapangan. Okay, lawannya cukup berat sih padahal baru babak pertama.

Lawan pertamanya adalah anak kelas IPS, lebih tepatnya lagi kelasnya Gibran.

Di sisi lain pula, Gibran dan teman-temannya ga mau kalah buat ngatur strateginya di lapangan nanti. Nada hanya bisa berharap, semoga kejadian yang engga diinginkan tidak terjadi. Itu saja.

Pritt!

"Silahkan untuk kedua tim, segera memasuki lapangan." Ujar pa Atuy. Wasit di pertandingan futsal kali ini.

Sorakan demi sorakan sudah mulai terdengar di dalam ruangan yang luas ini. Kedua tim sudah bersalaman, untuk meningkatkan sportifitas yang tinggi.

"Pertandingan baru dimulai ya?" Nada menoleh dan mendapati Helen duduk di samping kanannya.

"Iya baru dimulai, habis lomba pidato ya? Gimana-gimana? Menang?" Helen tersenyum sambil mengangkat bahunya tidak tahu.

"Belum diumumkan, tapi doain semoga menang." Bisik Helen pelan, namun masih terdengar oleh Nada.

"Tentu dong, semoga menang."

Pritt!

Lagi dan lagi peluit dibunyikan, pertanda pertandingan sudah di mulai. Bisa dikatakan, bahwa permainan antara kelasnya Nathan dengan kelasnya Gibran terbilang cukup sengit dibabak pertama.

Di kelas Nathan tim futsal diperkuat oleh Rian, Kevin dan juga Nathan sedangkan di kelas sebelah diperkuat oleh Gibran, Gara dan juga Fergian.

Sret

"Goll!!!"

Gol pertama dicetak oleh Fergian dari kelas IPS. Rivaldo yang kebetulan menjadi kiper gagal menahan bola Fergian dan akhirnya tembus ke dalam gawangnya sendiri.

Nathan terlihat kesal, namun saat matanya beradu dengan matanya Nada. Sedetik kemudian, Nathan tersenyum. Hatinya kembali tenang.

"Baru satu kosong! Jangan lengah!" Teriak Nada dari pinggir lapangan. Anak kelasnya langsung sigap merebut bolanya, yang semula ada dikekuasaan penuh dari seorang Gara.

Tapi ga lama, bolanya kembali direbut oleh Rian dengan begitu mudah.

Di saat Gibran ingin merebut lagi bolanya, tiba-tiba Nathan datang dari arah kanan meminta Rian agar bolanya dioper kepada Nathan.

"Lo ga akan bisa lolos!" Pekik Gibran sedikit kesal. Terus kaki panjangnya masih berusaha mengambil bola tersebut dengan susah payah.

Bukan Nathan kalo ga berani nendang bola dari kejauhan. Nyatanya, Nathan berhasil mendapatkan satu poin meskipun hampir gagal. Tapi ga papa, seenggaknya kedudukan kembali imbang.

Pertandingan dilanjutkan dengan adegan seru yang lainnya. Kaya adu kaki antara Rian dan juga Gara, merebutkan bola antara satu sama lain sampai mengejar poin yang tertinggal.

"Nada, bisa bicara sebentar?"

Nada dan juga Helen menoleh, dan mendapati Vania, Audrey dan juga Claire tengah berdiri di sampingnya. Nada menatap tiga cewek tersebut bingung, kenapa?

Racing 2 ; Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang