32. Antara Benci & Cinta

514 92 7
                                    

ADA YANG BISA MENEBAK AKU DAPET RANK BERAPA? >< KALO ADA KITA DOBEL UPDATE( ˘ ³˘) XIXI

***

Larut dalam kesepian, Nada sama Nathan sama-sama diam setelah mereka berdua bertengkar kecil. Nathan udah capek, beneran udah capek sama Nada. Tapi di sisi lain juga Nathan ga bisa ninggalin cewek ini, karena dia udah sesayang itu sama Nada.

"Na, sini aku mau ngomong." Kata Nathan dengan suara yang rendah. Membuat cewek itu menoleh sejenak.

"Ngomong aja, gue dengerin." Balasnya cuek, seperti tadi.

Diam-diam Nathan menghela nafasnya panjang, Nada udah berubah rupanya.
"Ngapain nolongin gue kalo lo sama sekali ga peduli sama gue? Kalo gitu udah, jangan nolongin, gue juga bisa sendiri."

Cewek itu sedikit terkejut dengan ucapan yang baru saja Nathan lontarkan kepadanya. Ada sedikit rasa menyesal karena udah nyuekin dia.

"Gue nyelamatin lo buat apa?" Ulangnya sambil tertawa sarkas, lalu ia kembali menjawab. "Lo ga tau, gimana rasanya sendirian dalam masalah segede itu. Makanya gue nolongin lo karena gue tau gimana rasanya. Lo ga usah geer dulu. Gue cuma kasian."

"Oh gue tau. Selama ini lo deket sama gue cuma sekedar rasa kasian? Bukan karena ada rasa sayang setitik pun iya?"

"Kalo iya emangnya kenapa?"

Sumpah, Nathan ga percaya Nada bakalan ngomong gitu sama dia. Oke, ga tau kenapa rasanya sesak banget diantara keduanya mereka sama-sama meluapkan amarah tapi dengan cara yang salah.

"Gue benci sama lo." Gumam Nathan rendah namun masih terdengar oleh Nada walaupun suaranya kecil.

"Gue juga..." Balasnya tidak mau kalah.

Namun detik selanjutnya Nathan malah memeluk erat Nada dari arah belakang. Menenggelamkan wajahnya di bahu sempit milik Nada. Sedangkan oknum yang dipeluk hanya bisa diam. Menahan air matanya agar tidak lolos gitu aja.

"Gue capek, gue capek. Tolong, jangan pergi..." Bisik cowok itu tepat di samping telinga Nada.

"Gue cuma mau sama lo." Lanjutkan dan semakin erat memeluk pinggang Nada.

Nada jadi ingat, bagaimana mereka bertemu pertama kali. Yang ia kenal hanya Nathan yang dingin, cuek yang bandel. Namun sekarang, ia mengenal cowok itu dengan hati yang lembut, perhatian dan juga manja.

Jauh sekali dari awal pertemuan mereka.

"Kalo kita emang ditakdirkan untuk sementara, izinin gue buat ngejagain lo walau sebentar. Gue mau lo bahagia sama gue, sebelum sama orang lain. Izinin gue, tolong."

"Nathan..."

"Setelah ini lo bebas, lo ga perlu takut lagi ketemu Mahesa. Lo ga perlu merasa canggung lagi sama Gibran. Lo bebas, dari awal gue emang ga punya hak apa-apa. Gue sadar."

Kali ini Nada ikut merasa sakit ketika Nathan mengungkapkan semuanya itu seolah-olah akan pergi jauh. Ia juga ikut menangis tidak kuat menahan rasa sesak yang luar biasa di dadanya.

"Plis jangan pergi, lo ga salah." Membalikkan badannya cepat, Nada langsung masuk ke dalam pelukannya Nathan tanpa merasa gengsi apapun lagi.
Masa bodo, gengsi itu cuma bisa nyusahin doang.

Racing 2 ; Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang