WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!
• • •
'Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan selamanya adalah kita sendiri.' --- Anggara Pradipta.
. . .
Iris cokelat milik Kiara terus meneliti siap sudut wajahnya, gadis itu memandang pantulan wajah cantik miliknya di cermin meja rias kecil dalam kamarnya. Lengkap dengan seragam sekolah tampaknya Kiara sudah siap untuk segera pergi ke sekolah, namun dalam bersiap-siapnya untuk pergi sekolah Kiara tampak tengah merenung mengingat atas apa yang terjadi semalam.
Kening yang terdapat plester cokelat kecil membuat ia tak henti-hentinya sesekali meraba benda tersebut, Kiara ingat betul bagaimana detail kejadian Lauren, Ibunda Angga yang secara memaksa mengobati luka dikeningnya pada malam itu. Pada saat itu Angga tampak terkejut ketika Ibunya begitu teliti mengobati kening Kiara yang memar akibat ulah Misha di sekolah pada saat itu, sementara Nathan hanya dapat tersenyum tanpa menghentikan aktivitas Lauren ketika istrinya begitu mencurah limpahkan perhatian lebih kepada Kiara.
Memori dalam otaknya penuh tentang mengingat kejadian semalam di rumah Angga membuat Kiara berpikir dengan keras, kenapa Lauren sangat bahagia karena menerima Kiara sebagai perawat barunya. Setahu Kiara, kedudukan perawat hanya sebatas perawat namun kenapa dengan Kiara? Lauren begitu bahagia dapat bertemu dengan gadis yang akan menjaganya selama dalam perawatan.
Nafas pelan Kiara hembuskan, ia lirik jam yang tergantung diatas dinding sudah menunjukan pukul tujuh pagi, gerbang sekolah akan tutup tiga puluh menit lagi dengan cepat Kiara memoleskan bedak tabur bayi secukupnya lalu mengenakan limp blam bening tipis-tipis kearah bibirnya yang terasa kering dan pecah-pecah.
Kiara sempat termenung ketika netranya memandang tak sengaja beberapa alat-alat make-up di atas meja riasnya, Kiara berpikir keras apakah ia akan mencoba bermake-up lagi? Namun, mengingat kejadian pembullyan dirinya beberapa hari lalu karena make-up tebal dan tak sempurna membuat Kiara jadi tak percaya diri lagi untuk mencoba bersolek mempercantik dirinya itu.
Ia harus memiliki rasa malu sedikit terhadap Angga, dimana selalu cowok itulah yang senantiasa membantu segala kesusahannya. Kali ini tidak lagi, Kiara tak akan pernah melibatkan Angga dalam hidupnya. Cukup tangan ia sendiri tanpa ada bantuan campur tangan orang lain. Terlebih itu adalah Angga.
. . .
Jalan raya Ibu Kota di pagi hari benar-benar sangat padat dan ramai, para penduduk sudah berlalu lalang melakukan aktivitas mereka masing-masing. Sosok gadis remaja berseragam SMA sudah berdiri di sebuah halte Bus selama tiga menit lalu, Kiara, dia adalah Kiara.
Mengingat sepedanya yang belum selesai diperbaiki di bengkel tempat ia memperbaiki kendaraan kesayangannya itu, maka mau tak mau gadis itu harus naik Bus umum lagi untuk pergi ke sekolahnya sekarang, selama sepedanya belum selesai diperbaiki Kiara akan naik Bus umum kota. Selain ongkosnya yang murah Bus Kopaja pun terbilang cukup cepat untuk Kiara pergi ke sekolah, walaupun fasilitas dalam Bus begitu kecil dan sempit maka tak heran jika naik Bus tersebut harus rela berdesak-desakan dengan penumpang lainnya.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya salah satu Bus pun datang, Kiara langsung bergabung dengan penumpang lainnya yang hendak naik. Selama perjalanan di dalam Bus tampak padat dan berdesak-desakan oleh para penumpang lain, maklum saja ini kendaraan umum maka tak heran siapa saja dapat naik.
Cukup sepuluh menit berkendara, kini Kiara sudah sampai di bahu jalan tempat pemberhentian Bus. Gadis berseragam SMA itu berjalan kearah gerbang sekolah yang tampak masih ramai oleh para murid SMA Indonesia Merdeka hendak masuk ke dalam sekolah, setelah sampai di depan gerbang sebelum masuk Kiara pun tak lupa dengan rutinitas menyapa penjaga sekolah yang selalu membalas sapaan Kiara dengan sangat ramah.
![](https://img.wattpad.com/cover/258584824-288-k148480.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
K I A R A ( HIATUS!!! )
Teen Fiction[ WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! ] . . . Kiara Friska Adhitama. Gadis berparas cantik berusia delapan belas tahun harus menanggung beban kehidupan seorang diri. Siswi malang yang menjadi korban perundungan sosial di sekolahnya. Pembullyan adalah m...