WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!
• • •
'Walau kamu tak melepaskannya, kamu juga tak akan bisa menahannya. Walau kamu harus mematahkan kedua kakinya untuk tetap berada di sampingmu, hatinya juga bukan ada padamu.' ---Stephanie Kim Margareth.
. . .
Entah sudah berapa lama Kiara berada di Perpustakaan sekolah seorang diri dengan ditemani banyaknya buku yang tergeletak di atas meja yang tengah dibaca gadis itu. Hari ini seluruh murid SMA Indonesia Merdeka tengah menikmati jam kosong belajar karena para Guru beserta Staff yang lain sedang mengadakan rapat untuk persiapan Ulangan Tengah Semester.
Para Guru tak mengizinkan seluruh Muridnya untuk pulang, karena aturan sekolah yang sudah tertera. Jika seluruh Guru dan Staff mengadakan rapat dadakan di jam belajar para Murid SMA Indonesia Merdeka diharuskan melakukan jam kosong tanpa mengizinkan mereka pulang sebelum jam pelajaran usai.
Dan Kiara memanfaat waktu jam kosongnya yang cukup lama ini dengan berdiam diri di Perpustakaan, ia tak tertarik dengan kegiatan-kegiatan konyol yang sedang dimainkan di kelas oleh teman-temannya untuk menunggu jam pelajaran usai. Dari pada waktunya tebuang sia-sia karena melakukan hal yang tak jelas, Kiara memilih untuk membaca buku di Perpustakaan.
Berdiam diri di Perpustakaan adalah alasan tersebar Kiara untuk menghindari seseorang. Kiara tengah menghindari Kelvin, entah kenapa rasa ingin menghindar untuk sementara tertanam di hatinya. Bukan karena ingin balas dendam pada Kelvin, Kiara hanya ingin menyendiri terlebih dahulu tanpa harus bertemu dengan cowok itu.
Selain alasan untuk menghindari Kelvin. Kiara berada di sini karena mengusir kebosanannya, percuma saja ia berada di dalam kelas yang ramai, ia akan merasa sendiri dalam kesepiannya. Hari ini Angga tak masuk sekolah entah karena apa. Karena teman sebangkunya absen, Kiara lebih memilih meninggalkan kelas untuk mengusir kebosannya.
Helaan nafas Kiara keluarkan, nafas itu terembus berat kali ini. Halaman terakhir buku pelajaran berhasil Kiara tuntaskan, gadis itu meregangkan tubuhnya yang terasa linu kemudian menoleh pada jam dinding Perpustakaan sudah menunjukkan pukul tiga sore, lima belas menit lagi bel pulang sekolah akan berbunyi. Setelah melakukan peregangan Kiara pun membereskan semua buku yang ada di meja belajar Perpustakaan, netra gadis itu mengedar menelusuri pandangan. Hanya ada beberapa orang yang masih sibuk membaca, bahkan di pojok rak buku paling ujung terdapat beberapa murid pria tengah tertidur santai di sana. Kiara hanya tersenyum tipis saat melihatnya.
Setelah puas dengan buku yang ia baca, Kiara pun bergegas untuk keluar karena sebentar lagi bel pulang akan segera berbunyi. Namun, sebelum memutuskan untuk kembali ke kelas gadis itu pergi ke toilet terlebih dahulu. Kedua kakinya melangkah menelusuri koridor-koridor sekolah, tak sedikit para Murid yang lainnya masih berhamburan di dalam dan di luar kelas tampaknya mereka tak sabar untuk segera pulang setelah bosan menunggu para Guru dan Staffnya mengadakan rapat penting.
Kiara tersenyum dan menjawab kepada beberapa sapaan dari teman satu angkatan hingga Adik kelas menyapa ramah padanya. Gadis itu berjalan santai, tak peduli jika bel pulang sebentar lagi akan bunyi. Langkahnya yang cukup pelan terhenti di ujung koridor yang mengarah menuju jalan toilet belakang.
Di sana, sekitar dua puluh meter dari tempatnya berdiri ada sosok pria dengan wajah tampan menatap lekat padanya. Dia adalah Kelvin. Cukup jauh dari sana, dada Kelvin tampak naik turun berusaha mengatur nafas, sepertinya Kelvin habis berlari hingga dari sini pun Kiara dapat melihat wajah pucat dan lelah cowok itu.
Kiara menelan susah payah ludahnya sendiri, sosok yang ingin ia hindari sejak tadi tiba-tiba hadir di depan matanya. Bahkan mereka saling memblok jalan koridor belakang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
K I A R A ( HIATUS!!! )
Novela Juvenil[ WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! ] . . . Kiara Friska Adhitama. Gadis berparas cantik berusia delapan belas tahun harus menanggung beban kehidupan seorang diri. Siswi malang yang menjadi korban perundungan sosial di sekolahnya. Pembullyan adalah m...