WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!
• • •
'Mencintai adalah sebuah seni sederhana untuk menyakiti diri sendiri.' --- Stephanie Kim Margareth.
. . .
Kiara baru saja membuka kedua matanya, pandangan yang pertama ia lihat adalah sosok remaja dengan wajah cemas menatapnya tanpa berkata.
"Bang Melvin?" lirih Kiara parau.
Melvin, sosok pertama yang Kiara lihat terlepas sehabis gadis itu tak sadarkan diri di Trotoar jalan raya, yang kini selama dua jam sudah berada di bawah perawatan Rumah Sakit akhirnya telah siuman.
Angga adalah orang yang membawa Kiara ke Rumah Sakit. Selepas kejadian dimana Kelvin membatalkan acara kencan pertama Kiara, gadis itu terus menangis tersedu-sedu sepanjang jalan karena merasa dikecewakan oleh cowok itu dan membuat tubuh Kiara mengalami reaksi berlebih yang mengakibatkan gadis itu harus mengalami kelelahan dan tekanan berat serta harus berakhir dengan lemahnya tubuh yang menyebabkan gadis itu tak sadarkan diri. Kalau bukan saja Angga yang membawa Kiara ke Rumah Sakit pada saat itu, kemungkinan besar Kiara hampir sekarat karena tak menjalani perawatan dengan cepat.
"Bang, haus Kia pengen minum," lirih gadis itu semakin parau.
Melvin langsung mengangguk kemudian bangkit dan menyodorkan sebotol air mineral lada Kiara, dengan cekatan gadis itu meminum air tak lupa pula dibantu oleh sang Abang.
"Kenapa bisa gini sih, Ra?" tanya Melvin cemas setelah membantu sang Adik minum.
Kiara tak menjawab, kepalanya masih sedikit pusing hingga ia harus mengerejapkan kedua matanya beberapa kali. Setelah merasa sedikit lebih baik Kiara seketika sadar jika dirinya berada di tempat asing yang secara tiba-tiba indra penciumannya mulai mencium bau obat-obatan khas Rumah Sakit.
"Kia dimana?" tanya Kiara pada Melvin. Cowok itu menghela berat kemudian membenarkan posisi duduknya, Melvin ambil sebelah tangan mungil sang Adik yang masih tertancap jarum infus lantas menatap dalam.
"Kia ada di Rumah Sakit, dua jam yang lalu Kia pingsan di trotoar," jelas Melvin dan langsung membuat Kiara mengingat semua.
Ia ingat dimana ia menangis, dan Kiara pun ingat saat ia hampir tak sadarkan diri dan ambruk ke aspal ada seseorang yang berbaik hati menolongnya, Kiara dapat melihat secara jelas sosok yang menolong kepalanya akan hampir saja terbentur aspal kalau jika bukan orang itu yang menolong mungkin kepala Kiara akan benjol.
Melvin mengerutkan keningnya sebentar, ia tatapi Kiara yang tampak berpikir keras. "Kamu kenapa Ra?" tanyanya binggung.
"Angga?" racau Kiara aneh membuat Melvin mengerjap beberapa kali.
"Sebelum Kia bener-bener pingsan, Kiara masih bisa lihat samar-samar yang tolong Kia itu Angga," tegas Kiara. Ia tak mungkin salah menerka jika sosok yang datang menyelamatkannya adalah Angga. Bahkan Kiara dapat melihat walau pun agak samar jika Angga menangis juga seraya meneriaki namanya untuk bangun, dan setelah itu Kiara tak dapat mengetahui kelanjutannya karena ia sudah tak sadarkan diri.
"Ya ... Memang Angga yang bawa kamu ke sini," sahut Melvin terdengar santai dan seketika langsung mendapat tolehan dari sang Adik.
"Kenapa harus Angga?" monolog Kiara binggung.
"Apa?" tanya Melvin tak mendengar secara jelas.
Gadis itu bergumam pelan. "Terus sekarang dimana?" tanya Kiara membuat Melvin semakin terheran.
"Apanya yang dimana?" tanya Melvin mengulang, sebenarnya ia tak paham betul apa yang dipikirkan dan dibicarakan oleh sang Adik barusan.
"Dimana Angga, maksud kamu?" lanjut Kelvin lagi setelah beberapa detik langsung tersadar. Dengan cepat Kiara mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
K I A R A ( HIATUS!!! )
Teen Fiction[ WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! ] . . . Kiara Friska Adhitama. Gadis berparas cantik berusia delapan belas tahun harus menanggung beban kehidupan seorang diri. Siswi malang yang menjadi korban perundungan sosial di sekolahnya. Pembullyan adalah m...