5. Habis Badai Terbitlah Pelangi

1.1K 83 1
                                    

WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

• • •

'Walau aku terlahir ke dunia ini tidak punya apa-apa, tapi aku ingin punya segalanya.' --- Kiara Friska Adhitama.

. . .

Seorang gadis remaja berseragam SMA masih terbaring diatas sofa panjang dengan kedua mata terpejam damai, sesekali nafasnya yang tenang bernafas tak beraturan karena menahan kepalanya yang berkenut membangunkan gadis mungil dengan wajah terlihat pucat pasi.

Detikan suara jam dinding menjalankan waktu yang sesuai, sudah dua jam gadis itu terpejam karena ia mengalami tak sadarkan diri beberapa saat lalu.

Kiara, dengan keringat yang mengucur perlahan dikeningnya perlahan membuka kedua matanya.

"Aaaww," ringisnya lirih seraya memegangi sebelah kepalanya.

Ketika kedua matanya telah terbuka sempurna ia kembali memegangi kepalanya yang terasa berat dan pusing, ia amati seluruh sudut ruangan tampak asing dimatanya. Ini UKS, ucap batinnya untuk menyadarkan ingatannya.

Dengan perlahan Kiara bangkit dari baringannya, dengan posisi duduk Kiara menerawang isi UKS yang terlihat sepi, suara bising-bising para murid SMA Indonesia Merdeka tak lagi terdengar digendang telinganya. Dengan penasaran Kiara menoleh kearah jam dinding UKS yang tergantung di atas dinding sekolah.

"Jam tiga empat puluh," lirihnya pelan.

Bel sudah berbunyi sekitar dua puluh lima menit lalu, tandanya semua murid SMA Indonesia Merdeka sudah pulang dari sini.

Ia melirik kearah samping dimana ia mendapatkan sebuah gelas berisi air teh serta obat diatas nakas samping sofa tersebut, Kiara ingat ketika seseorang membantunya membawanya ke UKS dimana ia mengalami mimisan karena terlalu banyak beban pikiran.

Kiara menghela lagi, ia harus segera pulang tak nyaman jika ia harus berlama-lama di sekolah yang sudah sepi seperti ini. Dengan perlahan ia mengenakan sepatunya lalu meneguk teh hangat dalam gelas itu hingga tandas, ia hanya ingin menyegarkan tubuhnya kembali tanpa membawa sebuah obat yang tergeletak di samping gelas.

Setelah mengenakan sepatunya Kiara pun hendak melangkah untuk keluar, mengingat tasnya masih di kelas ia harus cepat-cepat mengambilnya dan pergi dari sekolah sebelum gerbang ditutup lagi oleh penjaga sekolah.

Dengan tenaga lemas dan wajah pucat Kiara melangkah keluar secara perlahan, menutup pintu UKS lalu siap melangkah. Setelah berjalan dengan pelan ia sampai di kelas yang sudah terlihat sangat sepi, Kiara menghela lesu saat tasnya digantung diatas dinding paling pojok kelasnya.

Siapa lagi oknum yang melakukan tindakan ini kalau bukan teman-temannya, Kiara berjalan pelan lalu menaiki meja belajarnya dengan cekatan ia meraih tas sekolah yang amat tinggi dari jangkauannya.

Kedua kakinya bergetar karena lemas saat hendak meraih tas yang tergantung diatas dinding Kiara pun berusaha mengambil, namun karena kurang seimbang tubuhnya pun terjungkal ke belakang hingga bokongnya mendarat sempurna di pangkuan seseorang yang telah menangkap tubuh mungilnya.

Grep ….

Gadis itu memejamkan kedua matanya ketika tubuhnya terasa aman dan tak merasa sakit karena tak membentur lantai, tangan kekar yang memeluk pinggangnya membuat Kiara diam membeku. Nafasnya sesak tak beraturan naik turun, aroma maskulin serta deru nafas yang menerpa wajahnya, ia hafal aroma maskulin ini, lalu Kiara pun dengan berani membuka kedua matanya secara perlahan.

Netra dark Hazel yang pertama ia temui, kedua mata Kiara membulat hebat ketika melihat sosok itu terus menatapnya dengan tatapan datar. Bibirnya bergetar ketika hendak mengucapkan nama sosok remaja pria tinggi di hadapannya.

K I A R A ( HIATUS!!! )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang