24. Keputusan Untuk Mendua

777 70 5
                                    

WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

• • •

'He was afraid of losing me, but he hurt me.'--- Stephanie Kim Margareth.

. . .

PLAK ....

Tamparan keras membuat wajah tampan Angga berpaling dengan cepat ke arah samping. Ia rasakan panas serta kedutan nyeri disebelah pipi tepat saat Stephanie menamparnya dengan tamparan sangat keras.

Suara tamparan itu bahkan mengundang beberapa pasang mata dari para pengunjung Kafe yang ikut terkejut mendengar suara gemaan tamparan keras tersebut, mereka hanya diam menyaksikan pertengkaran kecil hingga berubah menjadi pertengkaran sengit tanpa ikut bicara. Para pengunjung hanya asyik menonton seolah kejadian itu adalah hal biasa dalam kehidupan remaja zaman sekarang.

"Kamu pikir perempuan mana sih yang bakal izin in pacarnya buat mendua?" tekan Stephanie geram seraya menahan amarah.

Nafas Angga berusaha diatur dengan tenang, wajahnya masih berpaling kedua netranya pun masih terpejam menyeimbangkan gemuruh amarah dalam pikiran. Ucapan Stephanie terdengar bergetar setelah Angga meminta izin pada wanita itu untuk menduakan cintanya pada orang lain. Angga membuka kedua matanya lalu melirik sekeliling Kafe yang seketika penuh dengan para pengunjung seolah tertarik dengan pertunjukan mereka saat ini.

"Step," panggil Angga cukup tenang seraya meraih sebelah tangan wanita itu agar segera pergi dari Kafe sebelum mereka menjadi pusat perhatian tontonan para pengunjung.

"Memangnya siapa sih yang bikin kamu pengen dua in aku, hah?" tekan wanita itu sudah tampak kalang kabut menahan emosi. Dihempaskannya sebelah tangan Angga dengan kasar dan alhasil genggaman Angga terlepas begitu saja.

"Step, ikut gue dulu sebentar," ajak Angga sekali lagi enggan lembut berusaha melunakkan hati kekasihnya yang benar-benar sangat tidak bisa lagi mengontrol emosinya.

Angga tahu ini adalah pengutaraan bodohnya, bahkan ia dapat rasakan apa yang dirasakan kekasihnya itu saat ia meminta izin untuk menduakannya dengan gadis lain. Namun, apa boleh buat Angga tak dapat melepaskan Stephanie karena ia terlalu cinta pada wanita itu dan disisi lain pula Angga tak bisa melepaskan sosok yang selalu membuatnya khawatir tanpa sebab dan tanpa sengaja menaruh setengah hatinya pada sosok gadis lain yakni Kiara. Ia tak dapat melepaskan satu diantara kedua gadis itu, mungkin sejagat raya ini akan mengatakan jika Angga adalah Makhluk yang paling rakus sealam semesta Angga aku-akui hal itu namun demikian, walau pun seberapa kuat orang lain berusaha melepaskan mereka bertiga untuk saling melepas dan menetap Angga akan tetap mempertahankan keduanya walau pun itu adalah takdir sendiri yang harus memutuskan, Angga tak peduli sama sekali ia harus mempertahankan kedua gadis yang amat ia cintai itu.

"Siapa Angga? SIAPA?!" bentak Stephanie nyaring.

Angga mengusap wajahnya gusar, suasana Kafe sudah tak lagi terkontrol banyak pasang mata terus menatap mereka berdua seolah ini adalah acara sebuah Film atau Drama yang tak boleh dilewatkan. Jelas-jelas cowok itu tak menyukai situasi ini, ditambah dengan bentakan, makian serta cecaran dari Stephanie menambah cita rasa pertengkaran antara sepasang kekasih yang saling adu mulut dihadapan Publik.

"Aku gak rela kamu dua in aku, Angga!" tekan Stephanie mencicit, ia tak kuasa menahan tangisan membuat Angga benar-benar jengah dengan situasi ini.

Hal bodoh lagi yang ia pilih, Angga seharusnya tak menjanjikan tempat Publik sebagai tempat pertemuan mereka dalam perbincangan ini. Mulanya Angga berpikir jika Stephanie tak akan semarah ini dan mengundang para pasang mata menonton mereka, namun hal itu Angga terlupakan dan tak menyangka jika kekasihnya itu akan semarah seperti sekarang ini.

K I A R A ( HIATUS!!! )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang